Sindiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ditanggapi serius. KAMI menegaskan tidak akan berubah menjadi partai politik (parpol).
Hal itu dikatakan Ketua Komite Eksekutif KAMI Ahmad Yani kepada wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu. Menurutnya, KAMI hadir sebagai gerakan moral atas kondisi Indonesia.
"Bagaimana mungkin kami ini akan menjadi alat atau kendaraan politik orang perorangan atau kelompok yang ingin jadi presiden sedangkan kami tidak akan pernah menjelma menjadi ormas ataupun parpol, enggak mungkin," ujar Yani.
Baca Juga: Megawati: PDIP Pengusungnya, Kami Bakal Bela Pak Jokowi!
Yani menegaskan, KAMI adalah gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia. Gerakan ini menyuarakan ide pemikiran kepada pemerintah dan parlemen melalui tuntutan.
"Kami juga berterima kasih kepada media ternyata respons kami ini juga luar biasa sampai ke desa. Kami tidak akan tergoda. Mungkin kata orang karena dukungan banyak mau menjelma menjadi gerakan ormas atau politik. Kami enggak akan tergoda itu," tegasnya.
Sindiran Megawati pun seolah dibalas dengan kelakar. KAMI, kata Yani, mempersilakan PDIP mengusung jagoan untuk Pilpres 2024. Bisa Puan Maharani, Budi Gunawan, atau Tito Karnavian. Katanya, capres hanya bisa diusung oleh parpol bukan gerakan moral seperti KAMI.
"Kalau mau jadi presiden kita dukung Bu Mega lagi kalau Bu Mega mau jadi Presiden, atau Mbak Puan ya silakan itu kan memang wilayah mereka. Wilayah politik kan ada Mbak Puan ada Pak Budi Gunawan atau ada Tito, biarkanlah mereka itu bicara masalah Presiden, mungkin agendanya 2024," tegasnya.
Eks politikus PPP itu juga membantah deklarator KAMI Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin punya ambisi untuk agenda Pilpres 2024. Menurutnya, kedua tokoh itu hanya ingin menyelamatkan bangsa dan negara.
"Enggaklah, mereka berkomitmen baik. Pak Din sudah menyelesaikan masalah dunianya, sudahlah, dia semata-mata ingin menyumbangkan untuk menyelamatkan bangsa ini," ucapnya.
Baca Juga: Dicibir Pakai KAMI Buat Nyapres, Gatot: Coba Pakai Logika Kamu!
"Pak Gatot juga. Kenapa Pak Gatot bangkit sebenarnya dia tak mau bangkit, baru akhir-akhir ini saja karena dia merasa ideologi negara sudah mulai terancam dengan isu Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP), jadi ketemunya di situ," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo