Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Satelit Satria Mengudara Tiga Tahun Lagi

        Satelit Satria Mengudara Tiga Tahun Lagi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan bahwa proyek satelit multifungsi bernama Satelit Indonesia Raya atau Satria tersebut akan bisa beroperasi pada 2023.

        Menkominfo Johnny Gerard Plate menyebut peluncuran satelit Satria merupakan bagian dari transformasi digital.

        "Satelit Satria bisa beroperasi pada kuartal ketiga 2023," katanya saat peresmian kerja sama konstruksi pembangunan satelit Satria, Kamis (3/9/2020).

        Baca Juga: Nasib Bitcoin Kian Malang, Aset Kripto Baru Sangar Bukan Kepalang

        Baca Juga: Buset, Aset Kripto ETH Meroket 200% Sejak Maret 2020!

        Satria memiliki ciri atau spesifikasi khusus, yang dikenal dengan sebutan High Throughput Satellite (HTS) dengan kapasitas 150 Gbps.

        Sebagai pembanding, Johnny menjelaskan saat ini Indonesia memanfaatkan lima satelit nasional dengan kapasitas sekitar 30 Gbps dan empat satelit asing yang memiliki kapasitas 20 Gbps.

        "Dengan demikian, total kapasitas sembilan satelit yang saat ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi kita memiliki kapasitas sekitar 50 Gbps. Jika diperbandingkan, kapasitas Satria tentu jauh lebih besar atau sekitar tiga kali lipat dari total kapasitas sembilan satelit yang saat ini dimanfaatkan di Indonesia," paparnya.

        Proyek Satria akan menghadirkan akses WiFi gratis di 150.000 titik layanan publik di berbagai penjuru nusantara. Menurut Menkominfo, layanan itu akan dapat menghadirkan layanan publik yang prima, di mana setiap titik layanan akan tersedia kapasitas sebesar 1 Mbps.

        "150.000 titik tersebut terdiri dari 93.900 titik sekolah dan pesantren, 47.900 titik kantor desa, kelurahan dan kantor pemerintahan daerah, 3.700 titik fasilitas kesehatan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya," jelasnya.

        Proyek satelit Satria dikerjakan dalam skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Kemenkominfo bertindak selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK).

        Pabrikan Proyek KPBU Satria adalah Thales Alenia Space (TAS) yang bermarkas di Prancis. Sedangkan peluncuran akan dilakukan dengan menggunakan roket Falcon 9-5500 yang diproduksi oleh Space-X, perusahaan asal Amerika Serikat. TAS merupakan perusahaan pembuat satelit ternama yang ditunjuk oleh SNT sebagai kontraktor pembuat satelit untuk proyek SMF Satria.

        Mengenai skema pendanaan proyek, Johnny menjelaskan hal itu tertuang dalam sindikasi pembiayaan yang didukung dengan tersedianya equity portion.

        "Capital expenditure untuk space segment proyek ini bernilai sekitar 550 juta dolar. 20% nilai tersebut akan dibiayai dengan equity oleh satellite project sponsor. Sedangkan sisanya didanai melalui sindikasi pembiayaan internasional," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: