Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aliran Modal Asing ke SRBI Tembus US$ 288 juta, Bos BI: Lebih Tinggi dari SBN

Aliran Modal Asing ke SRBI Tembus US$ 288 juta, Bos BI: Lebih Tinggi dari SBN Kredit Foto: Youtube: Bank Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menyatakan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global menurunkan aliran masuk modal asing ke instrumen keuangan domestik dengan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa aliran modal asing yang masuk ke SRBI mencapai US$ 288 juta dan ke SBN yakni sebesar US$ 19 juta per 13 Januari 2025.

“Tingginya ketidakpastian pasar keuangan global menurunkan aliran masuk modal asing ke instrumen keuangan domestik dengan SBN dan SRBI masing-masing hanya mencatat inflows 19 juta dolar AS dan 288 juta dolar AS pada awal tahun 2025 hingga 13 Januari 2025,” kata Perry dalam konferensi pers RDG BI di Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Baca Juga: BI Rate Turun Jadi jadi 5,75%, Bos BI Beberkan Alasannya

Ia menguraikan, suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan tanggal 10 Januari 2025 tercatat menarik untuk mendukung aliran masuk modal asing masing-masing pada level 7,06%; 7,10%; dan 7,23%. 

Selanjutnya, imbal hasil SBN tenor 2 tahun dan 10 tahun per 14 Januari 2025, masing-masing meningkat menjadi 6,98% dan 7,25% sehingga juga tetap menjaga daya tarik imbal hasil instrumen keuangan domestik di tengah berlanjutnya ketidakpastian global.

Lebih lanjut, ia mengatakan hingga 14 Januari 2025, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp914,72 triliun, 1,96 miliar dolar AS, dan 436 juta dolar AS. 

“Penerbitan SRBI telah mendukung upaya peningkatan aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri dan penguatan nilai tukar Rupiah,” imbuhnya.

Baca Juga: BI Ambil Alih Derivatif PUVA, Stabilitas Keuangan Nasional Jadi Fokus

Kepemilikan nonresiden dalam SRBI mencapai Rp228,85 triliun atau 25,02% dari total outstanding.  Implementasi dealer utama (primary dealer) sejak Mei 2024 juga makin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar, sehingga memperkuat efektivitas instrumen moneter dalam stabilisasi nilai tukar Rupiah dan pengendalian inflasi.  

“Ke depan, Bank Indonesia terus mengoptimalkan berbagai inovasi instrumen pro-market, baik dari sisi volume maupun sisi daya tarik imbal hasil, guna meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valas, serta mendorong aliran masuk modal asing,” terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: