Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Panglima NATO Sambangi Turki di Tengah Kegentingan Mediterania

        Panglima NATO Sambangi Turki di Tengah Kegentingan Mediterania Kredit Foto: Foto/Reuters
        Warta Ekonomi, Ankara -

        Di tengah memanasnya konflik sengketa maritim di perairan Laut Mediterania timur, panglima perang North Atlantic Treaty Organization (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) atau NATO, Jenderal Stuart Peach mendadak gelar pertemuan dengan jenderal perang Turki, Hulusi Akar.

        Dalam siaran resmi yang diterima pada Senin (7/9/2020), Jenderal Peach dan Jenderal Akar digelar di kantor Kementerian Pertahanan Turki di Istanbul.

        Baca Juga: Turki Endus Kejanggalan Bantuan Militer Prancis buat Yunani

        Selain itu, tampak juga hadir Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Turki atau Turk Silahl? Kuvvetleri (TSK), Jenderal Yasar Guler.

        Jenderal Peach yang kini menjabat sebagai Ketua Komite Militer NATO mendadak bertemu Menteri Pertahanan Turki itu untuk membahas situasi keamanan terkini di laut Mediterania Timur.

        Menurut Jenderal Akar, dalam pertemuan itu ada beberapa poin penting yang disampaikan Jenderal Peach, di antaranya, Dia menyerukan semua negara yang terlibat dalam konflik untuk segera melakukan dialog.

        Kemudian, semua negara-pantai Mediterania timur Turki, yang mendukung pendekatan yang mempertimbangkan hak sesuai dengan hukum internasional, mementingkan hukum internasional, perjanjian bilateral, dialog dan hubungan bertetangga yang baik mengenai solusi masalah, Perlunya negara lain untuk melakukan pendekatan terhadap masalah ini dengan cara yang tepat dan sesuai dengan semangat aliansi.

        Lalu, Hak Siprus-Turki, termasuk Blue Homeland, dan relevansinya saat ini seperti dulu untuk melindungi kepentingan yang stabil, tegas dan mampu. Bahwa memenuhi kewajiban mereka sepenuhnya di NATO-Turki selama ini, maka hal itu akan terus diungkapkan.

        Sementara di saat pertemuan berlangsung, situasi di Laut Mediterania timur mencekam. Baik Turki dan Yunani sama-sama telah mengerahkan pasukan perang di perairan bersengketa.

        Bahkan, saat ini Turki telah menggelar dua operasi latihan perang secara bersamaan. Yang pertama Operasi Navtex, dengan mengerahkan kapal perang mengawal kapal seismik Oruc Reis dan operasi ini baru saja diperpanjang hingga 11 September 2020.

        Lalu yang terbaru Turki menggelar Operasi Badai Mediterania Kapten Martir Cengiz Topel 2020, mulai 6 September 2020 dan berakhir pada 10 September 2020.

        Operasi Badai Mediterania akan dilakukan oleh Komando Pasukan Perdamaian Turki Siprus dan Komando Pasukan Keamanan Republik Turki Siprus Utara di wilayah Republik Turki Siprus Utara.

        Dalam operasi itu, Turki akan mengerahkan jet-jet tempur dengan melibatkan elemen penerbangan hitam. Tak cuma latihan perang, tapi dalam operasi itu juga akan dilangsungkan latihan operasi pencarian dan penyelamatan gabungan.

        Untuk diketahui Republik Turki Siprus Utara (TRNC) merupakan sebuah negara kecil pecahan dari Siprus. Negara ini secara resmi belum diakui dunia. Cuma Turki saja yang mengakui kemerdekaannya. Dan diakui Turki sebagai salah satu negara yang memiliki hak kedaulatan di Laut Mediterania.

        Situasi di Laut Mediterania timur memanas setelah Turki memindahkan pasukannya dari Laut Hitam ke perairan itu. Pemicunya, Turki marah besar atas perjanjian batas maritim yang secara sepihak disepakati Yunani dan Mesir.

        Turki tak terima dengan hasil kesepakatan dalam perjanjian yang dibuat Yunani dan Mesir. Sebab, sebelum ada perjanjian itu, Turki sempat meredakan ketegangan di Mediterania dengan menunda eksplorasi survei seismik yang digagas Stasiun Antalya Navtex di selatan dan timur Pulau Kastellorizo Yunani.

        Turki menunda semua aktivitas seismik untuk menghargai penolakan yang dilayangkan Yunani terkati Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Namun setelah Yunani dan Mesir menandatangani perjanjian ZEE, Turki juga nekat melanjutkan survei dengan kembali melayarkan Kapal Oruc Reis dengan dikawal kapal-kapal perang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: