Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Orang Gerindra Sindir Staf Ahli Direksi BUMN: Cuma Numpang Makan

        Orang Gerindra Sindir Staf Ahli Direksi BUMN: Cuma Numpang Makan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono melontarkan kritik terhadap Menteri BUMN Erick Thohir yang membolehkan perusahaan BUMN memiliki maksimal lima staf ahli.

        Arief yang juga Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini, menyebut keputusan Erick sebagai pemborosan. Baca Juga: Arief Poyuono Skakmat Omongan Refly Harun Soal Makar

        “Kok direksi BUMN butuh staf ahli sih, yang jumlah hingga belasan? Bahkan gajinya hingga 100 juta,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/9/2020).

        Bahkan, menyebut banyak staf ahli BUMN tidak berkompeten dan dipaksakan. “Anehnya lagi banyak staf ahlinya dari luar BUMN yang jelas-jelas banyak tidak mengerti dan kompeten dalam mengelola BUMN di tempat mereka,” bebernya. Baca Juga: Telkomsel Gaet LinkAja & Mandiri, Beri Kredit ke 500 Ribu UMKM

        Selain itu, Arief juga meyakini bahwa para staf ahli tidak menguasai corporate culture-nya BUMN. “Makanya wajar hanya hitungan jari saja BUMN yang benar-benar bisa profit dan menyetor deviden ke negara,” imbuhnya.

        Menurutnya, sejatinya direksi BUMN itu tidak perlu memiliki staf ahli. Sebab, dalam perusahaan pelat merah, sudah diwakili Kadiv dan GM yang jelas-jelas memiliki kemampuan mengelola BUMN.

        “Dibandingkan denan staf ahli yang bekerja hanya untuk direksi,” ungkapnya.

        Karena itu, Iamenganggap bahwa para staf ahli itu sejatinya mirip seperti ‘mandor kawat’. “Alias numpang makan agar pendaringan nasi tetap isi,” katanya.

        Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyatakan, SE tersebut diterbitkan untuk tujuan memperbaiki perusahaan plat merah.

        “SE ini justru membuat hal-hal yang selama ini tidak transparan dan akuntabel menjadi transparan dan akuntabel,” ujarnya, Senin (7/9).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: