Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Exor Group, Induk Investasi dari Dinasti Italia

        Kisah Perusahaan Raksasa: Exor Group, Induk Investasi dari Dinasti Italia Kredit Foto: Reuters/Massimo Pinca
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Para investor kaya belum melihat ekonomi global akan menuju kondisi cerah. Sebaliknya, badai yang menerjang masih berlangsung hingga waktu yang belum bisa dipastikan.

        Dalam survei yang dilakukan oleh UBS terhadap 3.750 investor di seluruh dunia menghasilkan data sebagai berikut. Sebanyak 81 persen responden mengatakan bahwa ketakutan akan penurunan kedua terhadap pasar sebagai dampak virus corona atau Covid-19 belum diatasi. Amerika Latin menjadi asal wilayah kekhawatiran terbesar, dengan 88 persen investor memperkirakan penurunan lagi. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Trafigura, Pedagang Komoditas Paling Tajir

        Di sisi lain, investor yang berbasis di Swiss relatif kurang khawatir karena hanya 64 persen yang memiliki ketakutan itu. Mayoritas investor yang disurvei sudah terdampak oleh pandemi, sehingga pukulannya terhadap pasar cukup terasa.

        Dengan demikian, tujuh dari 10 investor mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memiliki dampak pada kondisi finansial mereka. Rinciannya, 25 persen menganggap dampak cukup signifikan dan 67 persen lain mengatakan bahwa pandemi mengubah cara mereka berpikir soal uang.

        Sebagian besar investor ingin mengarungi sisa masa pandemi Covid-19 bersama-sama. Ada 86 persen investor ingin lebih banyak panduan dari para penasihat keuangan mereka. Namun, ada sekitar 79 persen investor memandang risiko pasar sebagai peluang lain.

        Masalah keuangan jangka pendek masih membayangi. Lebih dari separuh responden khawatir ketika mereka tak memiliki cukup dana untuk mengatasi gelombang kedua Covid-19.

        Di saat yang sama, kaum milenial menghadapi kerugian finansial terberat selama pandemi. Hampir tiga perempat investor yang lebih muda mengatakan bahwa mereka terdampak dari segi finansial. Meski begitu, milenial dua kali lebih banyak dalam meningkatkan dukungan keuangan yang mereka beri kepada teman dan keluarga. Jika dibandingkan angkanya jadi 34 persen untuk milenial dibanding 17 persen untuk boomers.

        Sungguh berat para investor menghadapi kenyataan pahit di masa pandemi Covid-19. Dengan kondisi mayoritas yang terjerembab ke lubang hitam, menyisakan kisah lain. Exor Group, perusahaan investasi berbasis di Belanda yang dijalankan oleh keluarga Agnelli dari Italia sukses memetik buah sedikit lebih manis.

        Exor diketahui sebagai pemegang saham papan atas Fiat Chrysler Automobiles mengambil langkah besar melakukan penggabungan dengan Groupe PSA pada 2019. Penggabungan belum selesai pada Juli 2020, tetapi mereka berencana untuk mengejar target menjadi pembuat mobil terbesar keempat dunia. 

        Bos Exor, John Elkann --keturunan dinasti Agnelli Italia-- mengklaim sukses berbisnis dan mengatasi perang, revolusi, krisis, dan pandemi. Investasi Exor yang meliputi otomotif, asuransi, industri, editorial, dan sepak bola nyatanya hanya mampu membukukan pendapatan di semester pertama 2020 sebesar 46,8 juta euro (55,6 juta dolar AS) dari 69 juta euro pada 2019. Terdapat selisih cukup jauh yang mengakibatkan Exor menjual 100 persen sahamnya di PartnerRe ke Covea Prancis tunai sebesar 9 miliar dolar AS.

        Secara keseluruhan, Exor mencatatkan pendapatan tahunan 2020 sementara sebesar 162,7 juta dolar atau minus 7 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun, terjadi lonjakan 115 persen laba bersih sehingga perusahaan memperoleh 3,4 juta dolar AS pada 2020. Hasil itu menempatkan Exor di posisi 28 daftar Global 500 versi Fortune.

        Menarik kiranya membahas kisah perjalanan grup investor keluarga yang masih bertahan hingga saat ini. Dikutip dan diolah dari berbagai sumber, Warta Ekonomi kali ini, Selasa (15/9/2020), akan menyusun uraian perusahaan raksasa itu menjadi artikel sebagai berikut. 

        Asal mula Exor bisa ditelusuri kembali ke akhir abad ke-19, ketika Giovanni Agnelli mendirikan Fabbrica Italiana Automobili Torino, atau FIAT. Dia memimpin perusahaan selama beberapa dekade dengan berinovasi, berekspansi secara internasional, dan berinvestasi di industri baru.

        Pada 1923, ia mengakuisisi klub sepak bola Juventus, yang didirikan beberapa tahun sebelumnya di Turin. Ini menandai awal dari kepemilikan franchise olahraga terlama yang tidak terputus di dunia. Sebagai pengakuan atas prestasinya, Giovanni Agnelli dianugerahi penghargaan tertinggi dari parlemen Italia, menjadi Il Senatore.

        Pada 1927, ia mendirikan Istituto Finanziario Industriale, atau IFI, sebuah perusahaan induk yang menyatukan kepemilikan sahamnya di Fiat dan sektor lain termasuk makanan (Cinzano), barang konsumsi (Societa Anonima Manifattura Pellami e Calzature), jasa keuangan (Sava), maskapai penerbangan (Societa Aviolinee Italiane), industri (RIV, Vetrocoke, Società Idroelettrica Piemontese-SIP), dan real estate (Sestriere). Sekitar waktu ini, ia juga mengakuisisi La Stampa, salah satu koran harian Italia paling bergengsi.

        Perkembangan dan akuisisi industri berjalan seiring di tahun-tahun berikutnya. Fiat tidak hanya meluncurkan mobil yang sukses, termasuk Topolino yang terkenal, tetapi juga membuat mesin berat untuk angkatan laut dan membangun berbagai pesawat, kereta api, traktor, dan truk (strategi yang disebut "Bumi, Laut, dan Langit"). Sedangkan IFI mengakuisisi perusahaan di sektor makanan dan semen.

        Ekspansi yang cepat terhenti oleh perang, tetapi rekonstruksi pasca-perang memulai siklus baru investasi dan pembangunan. Pada 1957, IFI memperoleh kendali atas Istituto Commerciale Laniero Italiano. Istituto Commerciale Laniero Italiano (kemudian berganti nama menjadi IFIL) diakuisisi dan IFINT (IFI International) didirikan pada 1964 untuk menyatukan investasi internasional grup. 

        Pada 1969, kesepakatan dengan pengusaha mobil balap Enzo Ferrari menandai dimulainya kemitraan antara dua keluarga yang menjadikan "Kuda Jingkrak" yang terkenal menjadi salah satu merek yang paling dikagumi di dunia.

        Perusahaan grup berkembang pesat. Pada 1990-an, lebih banyak nama terkenal di dunia ditambahkan ke portofolio, termasuk Chateaux Margaux, Club Méditerranée, dan Rockefeller Center yang ikonik di New York City. Pada akhir abad ini, IFINT mengakuisisi Exor Group dan memperluas jangkauannya secara global dengan investasi di Asia.

        Milenium baru, bagaimanapun, dimulai dengan krisis bisnis di Fiat. Keluarga Agnelli menanggapi dengan mengubah kepemimpinan dan menyuntikkan modal baru, yang menyiapkan panggung bagi perputaran perusahaan dan merger dengan Chrysler untuk menciptakan FCA.

        Pada saat yang sama, pekerjaan mulai menyederhanakan struktur grup dan membentuk profilnya saat ini: Exor menjadi satu-satunya perusahaan induk untuk semua perusahaan grup, menyelesaikan akuisisi PartnerRe, dan mengakuisisi kepemilikan saham yang substansial dalam The Economist. Perusahaan keluarga Giovanni Agnelli saat itu dilaporkan memiliki 52,99 persen dari modal saham. 

        Pada 12 Agustus 2015, para editor mengumumkan bahwa Exor akan membeli tiga perlima saham Economist Group yang dimiliki oleh Pearson PLC. Exor memegang saham di Economist Group sebelum pembelian ini. Ini dianggap sebagai perubahan paling penting pada struktur kepemilikan saham The Economist dalam hampir 90 tahun.

        Pearson PLC yang juga memiliki Financial Times telah memiliki 50 persen saham non-pengendali di Economist Group sejak 1928. The Economist Grup akan membeli kembali sisa dua perlima saham Pearson.

        Sebulan kemudian, Exor menutup penjualan Cushman & Wakefield ke DTZ yang berbasis di Chicago senilai 1,28 miliar dolar AS. Dengan demikian perusahaan menghasilkan keuntungan modal sebesar 722 juta dolar AS. Awalnya persusahaan menawarkan 130 dolar AS per saham dan sebagai tanggapannya Axis Re menawarkan 120,31 dolar AS per saham di atas kertas ditambah 11,50 dolar AS dalam bentuk dividen sebelum penutupan.

        Exor membeli PartnerRe dengan penawaran 140 dolar AS per saham pada 2016. Perusahaan sukses mengeluarkan dana sebesar 6,9 miliar dolar AS untuk mendapatkan PartnerRe. 

        Exor menyelenggarakan acara Investor Day pertamanya pada 2017, dipimpin tim gabungan Exor dan PartnerRe. Acara tersebut memberikan update keuangan dan perkembangan terbaru dari masing-masing perusahaan.

        Pada 2019-2020, pergerakan Exor kian menggeliat. Desember 2019, Exor membeli 43,7 persen saham di GEDI, grup media terkemuka Italia, seharga 102,4 juta euro dari CIR. Selanjutnya, FCA dan Groupe PSA mengumumkan penggabungan. 

        April 2020, Akuisisi Exor terhadap GEDI sukses ketika perusahaan menaikkan harga saham di atas 60 persen sesuai dengan hak suara 63,2 persen. Di bulan Juli-nya, pimpinan FCA, John Elkan dan CEO Mike Manley mengumumkan bahwa perusahaan gabungan akan diberi nama Stellantis.

        Itu terjadi setelah perusahaan melakukan merger dengan trans-Atlantik. Selanjutnya perusahaan menandatangani perjanjian investasi 200 juta dolar AS untuk mengakuisisi 8,87 persen saham Via Transportation Inc.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: