Anggota Komisi VI DPR Fraksi Gerindra, Andre Rosiade mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencopot Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok lantaran menyerang direksi Pertamina dan hanya membuat kegaduhan.
Ia menilai Ahok sedang mencari perhatian dengan menyerang direksi Pertamina dan serangan tersebut tanpa dasar. Baca Juga: Peruri Minta Duit Rp500 M ke Pertamina, Ahok Bertaring, Peruri Dikatain Ular..
"Statement-statement Pak Ahok ini membuat gaduh dan cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bacot, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina," katanya kepada wartawan, Rabu (16/9/2020). Baca Juga: Pertamina Suka Ngutang, Ahok Emosi: Otaknya Minjem Duit Terus
Ia pun merinci beberapa pernyataan Ahok yang dinilainya tanpa dasar, seperti mengatakan bahwa Pertamina lebih suka beli blok migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Faktanya, banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina.
"Statement Pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yang kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada tahun 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over. Lebih dari 60% investasi di Pertamina adalah untuk hulu migas. Bahkan, untuk menambah cadangan, sepanjang tahun 2019 Pertamina melakukan studi seismik di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km. Studi seismik yang dilakukan Pertamina ini merupakan studi seismik terpanjang di Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun terakhir," paparnya.
"Hasil studi seismik sampai menjadi produksi memerlukan waktu paling cepat 7 tahun. Oleh sebab itu, untuk menambah produksi dan cadangan hulu migas saat ini diperlukan akuisisi blok hulu migas yang sudah berproduksi, sehingga bisa langsung menambah cadangan dan produksi migas Pertamina. Akuisisi yang dilakukan oleh Pertamina di dalam negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah habis kontrak PSC-nya. Sedangkan akuisisi di luar negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah berproduksi dan memiliki cadangan yang besar," sambung dia.
Lanjutnya, ia juga mengkritik sikap Ahok yang disebutnya merasa paling benar sendiri. Menurutnya, Komisaris dan direksi di BUMN paling tidak punya satu agenda rapat bersama dalam satu bulan.
"Ahok ini selalu teriak soal banyak 'maling' di Pertamina. Saran saya, bila Pak Ahok memang punya bukti, sebaiknya laporkan saja ke pihak yang berwenang. Kan ada KPK, Kejaksaan, dan juga Kepolisian. Jangan tuduh sana-sini, tapi sebenarnya tidak ada bukti. Direksi Pertamina setahu saya sudah melakukan banyak upaya untuk membersihkan Pertamina melalui kerja sama dengan aparat penegak hukum. Bulan lalu Pertamina bekerja sama dengan KPK dan telah berhasil menyelamatkan aset perusahaan sebesar Rp 9,5 T. Selain itu, Pertamina juga telah mendapat sertifikat ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Suap. Untuk itu saya usul sebaiknya Presiden Jokowi dan Menteri BUMN copot saja Pak Ahok daripada terus membuat kegaduhan yang tidak perlu," ulasnya.
Ia pun meminta tidak ada pihak yang merasa superior seolah-olah paling benar kerjanya, paling bersih, dan tidak pernah salah.
"Pertamina tidak butuh Superman, tetapi butuh Superteam yang bersama-sama memajukan Pertamina dan Industri Migas Nasional," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil