Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sengketa LCS Meluas ke Sungai Mekong, China Murka Lagi

        Sengketa LCS Meluas ke Sungai Mekong, China Murka Lagi Kredit Foto: Unsplash/Zhang Kaiyv
        Warta Ekonomi, Washington -

        China dilaporkan murka atas proyek terbaru Amerika Serikat (AS) di kawasan Indo-Pasifik tepatnya di Sungai Mekong. Beijing mengklaim Washington berusaha meluncurkan medan pertempuran anti-China terbaru.

        Dikutip dari Express, pejabat AS telah mengumumkan investasi sebesar 150 juta dolar AS dalam kemitraan dengan negara-negara di sepanjang Sungai Mekong.

        Baca Juga: Indonesia Bakal Gantikan China!

        Mekong merupakan sungai terpanjang di Asia Tenggara yang membentang melintasi berbagai perbatasan negara termasuk China.

        Pakar China marah atas pengumuman investasi tersebut dan menuduh AS berusaha mempolitisasi sumber daya air untuk mengekang pengaruh China di kawasan Sungai Mekong.

        Ini merupakan titik ketegangan terbaru antara AS-China setelah sengketa Laut China Selatan dan masalah penerapan UU keamanan baru di Hong Kong.

        Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengumumkan sebuah koalisi Mekong-AS dengan negara-negara seperti Kamboja, Vietnam, Thailand dan Myanmar. Koalisi ini diumumkan pada Jumat, 11 September 2020.

        Pompeo mengatakan AS akan bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara karena sungai Mekong merupakan bagian integral dari visi Indo-Pasifik dan hubungan strategisnya dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

        Dalam pengumuman koalisi itu, Pompeo menuduh China semakin mengancam lingkungan alam dan otonomi ekonomi di sepanjang Sungai Mekong.

        Dia bahkan menyebut China memanipulasi aliran dengan cara yang tidak transparan melalui bendungan yang tidak aman.

        Sementara itu, media pemerintah China, Global Times mengungkapkan keterlibatan AS di wilayah tersebut.

        Bi Shihong, profesor di Pusat Studi Diplomasi Tetangga China dan Sekolah Studi Internasional Universitas Yunnan, mengatakan kepada Global Times bahwa AS berbohong tentang kerusakan di kawasan Sungai Mekong, dan hanya ingin terlibat karena alasan politik.

        “Banyak dari mereka yang memproklamirkan diri sebagai peneliti AS bahkan tidak melakukan kerja lapangan di cekungan Mekong sebelum menarik kesimpulannya," kata Bi Shihong.

        Kemitraan Pompeo dengan negara-negara Asia Tenggara menjadi intervensi terbaru AS di Sungai Mekong.

        David Stillwell, asisten Menlu AS menuduh Beijing menggunakan 11 bendungannya di hulu sungai untuk menahan air demi keuntungannya.

        Seorang duta besar AS untuk Vietnam juga menuduh China menimbun air dari Sungai Mekong.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: