BTN Pede Penyaluran Kredit dari Penempatan Dana Pemerintah Lampaui Target
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN optimistis dapat memenuhi komitmen penyaluran kredit dari dana penempatan pemerintah untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Seperti diketahui, sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70 tahun 2020, BTN menerima penempatan dana pemerintah sebesar Rp5 triliun pada 25 Juni 2020 untuk tenor tiga bulan.
Direktur Utama BTN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan sejak awal BTN berkomitmen memenuhi target untuk menyalurkan pembiayaan hingga tiga kali lipat atau sebesar Rp15 triliun dari dana yang ditempatkan pemerintah. Porsi terbesar dari penyaluran pembiayaan tersebut adalah ke sektor perumahan sesuai dengan core business BTN.
Baca Juga: OJK Kasih Restu, BTN Punya 3 Bos Baru
Baca Juga: Jagain Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan Tetap 4,0%
"Realisasi penyaluran pembiayaan hingga 25 September 2020 dari penempatan dana pemerintah, diproyeksikan mencapai Rp15,38 triliun atau 102,5% dari target. Segmen terbesar dari penerima pembiayaan tersebut adalah KPR subsidi yakni untuk 28.807 debitur senilai Rp3,99 triliun. Dana itu setara 26% dari keseluruhan pembiayaan yang disalurkan," ujar Pahala di Jakarta, Kamis (17/9/2020).
Kemudian, lanjut dia, segmen lain penerima pembiayaan dari penempatan dana pemerintah, yang diproyeksikan terealisasi hingga 25 September 2020, adalah KPR non-subsidi dan kredit konsumer lainnya yakni mencakup 12.944 debitur senilai Rp3,38 triliun atau setara 22% dari keseluruhan pembiayaan yang disalurkan.
"Berikutnya kredit konstruksi dan kredit komersial lainnya sebanyak 2.454 debitur senilai Rp2,85 triliun (18,5%) dan kredit ke BUMN untuk 49 debitur senilai Rp5,15 triliun (33,5%)," tambah Pahala.
Berbagai upaya telah dilakukan BTN untuk dapat mencapai target realisasi tersebut, di tengah tantangan kondisi ekonomi yang berada di ambang resesi akibat pandemi Covid-19.
Tantangan tersebut antara lain penyelesaian pembangunan rumah KPR yang terhambat karena ketidaktersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) seperti listrik dan air, serta jalan dan saluran.
Selain itu, menurunnya daya beli akibat pembatasan aktivitas sosial di masa pandemi, serta kehati-hatian dalam penyaluran kredit khususnya terhadap calon debitur yang terdampak Covid-19.
Pahala menegaskan, dalam merealisasikan penyaluran kredit BTN tetap memegang prinsip kehati-hatian agar rasio kredit bermasalah terjaga dan debitur juga tidak terbebani dengan cicilan di tengah kondisi yang sulit seperti saat ini.
"Sejauh ini BTN terus berupaya memaksimalkan ekspansi kredit dengan tetap memperhatikan pengelolaan risiko yang baik," kata Pahala.
Sementara hingga 31 Agustus 2020, realisasi penyaluran pembiayaan dari penempatan dana pemerintah di BTN, telah mencapai Rp9,42 triliun atau 62,8% dari target sebesar Rp15 triliun.
Segmen terbesar adalah KPR subsidi sebanyak 22.456 debitur dengan total nilai Rp3,13 triliun. Disusul KPR non-subsidi dan kredit konsumer untuk 9.669 debitur dengan total nilai Rp2,46 triliun.
Berikutnya, kredit konstruksi dan kredit komersial lain untuk 1.961 debitur dengan total nilai Rp1,81 triliun. Di dalamnya sudah termasuk kredit untuk UMKM sebanyak 1.001 debitur senilai Rp434 miliar. Sedangkan, kredit ke BUMN telah terealisasi bagi 22 debitur senilai Rp2,02 triliun.
Penyaluran kredit tersebut telah dilaksanakan hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Dari total kredit yang disalurkan, 77% tersalur ke wilayah di luar DKI Jakarta dan 23% di antaranya ke luar Pulau Jawa.
"Dengan besarnya porsi penyaluran pembiayaan ke sektor perumahan, baik melalui segmen KPR subsidi dan KPR non-subsidi, BTN berharap dapat mendukung ekonomi masyarakat dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Pahala.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: