Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mengupas Superspreader Sebabkan Ratusan Tamu Pernikahan Positif Corona

        Mengupas Superspreader Sebabkan Ratusan Tamu Pernikahan Positif Corona Kredit Foto: Unsplash/Zelle Duda
        Warta Ekonomi, Washington -

        Sebuah pernikahan di Maine, Amerika Serikat (AS), menjadi peristiwa "superspreader" virus corona baru (Covid-19) yang menyebabkan tujuh orang meninggal dan 177 orang lainnya positif terinfeksi.

        Kejadian ini memicu kepanikan dan kekhawatiran pandemi terburuk akan melanda wilayah AS timur laut.

        Baca Juga: Di Asia, Banyak yang Percaya Virus Corona Disebarkan Kelompok Tertentu

        Pernikahan pada awal Agustus dihadiri oleh 65 orang, yang artinya melanggar batas resmi pengumpulan massa yang diperbolehkan otoritas terkait, yakni maksimal 50 orang.

        Upacara pernikahann di sebuah gereja diikuti dengan resepsi di Big Moose Inn. Kedua tempat it berada di dekat kota Millinocket yang populasinya hanya 4.000 orang.

        Sepuluh hari kemudian, dua lusin orang yang terkait dengan pernikahan itu dinyatakan positif Covid-19 dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Maine membuka penyelidikan.

        Direktur lokal CDC, Nirav Shah, pada hari Kamis memberikan jumlah korban terbaru terkait acara tersebut, di mana tujuh orang yang meninggal. Ketujuh korban benar-benar menghadiri pernikahan tersebut.

        Pelacak kontak menghubungkan pernikahan itu dengan beberapa hotspot virus di seluruh negara bagian—termasuk lebih dari 80 kasus di penjara yang jauhnya 230 mil (370 kilometer), tempat salah satu penjaga menghadiri upacara pernikahan tersebut.

        Sekitar 10 kasus infeksi lainnya ditemukan di sebuah gereja Baptis di daerah yang sama, sedangkan 39 kasus infeksi—dan enam kematian—ditemukan di panti jompo 100 mil dari Millinocket.

        Bagi masyarakat dan wilayah yang lebih luas, yang telah melonggarkan aturan menjaga jarak fisik yang diperkenalkan sejak awal pandemi Covid-19, berita ini merupakan peringatan yang serius.

        "Ketika kami mendengar tentang wabah...semua orang benar-benar berjongkok," kata Cody McEwen, kepala dewan kota setempat.

        "Begitu wabah itu terjadi, kami menutup kota itu lagi," ujarnya, seperti dikutip AFP, Jumat (18/9/2020).

        Beberapa warga marah pada penyelenggara acara pernikahan, yang lisensinya telah ditangguhkan sementara.

        "Saya tidak berpikir mereka yang semestinya mengadakan pernikahan. Saya pikir itu seharusnya dibatasi seperti yang semestinya," kata Nina Obrikis, seorang anggota gereja Baptis tempat upacara itu diadakan.

        "Kita tidak bisa kemana-mana atau tidak melakukan apa-apa," katanya lagi.

        Gubernur Maine Janet Mills pada hari Kamis mengeluarkan peringatan kepada 1,3 juta penduduk negara bagian itu.

        "Gejolak seperti itu mengancam untuk membatalkan keuntungan yang telah kami peroleh dengan cepat," katanya. "Covid-19 tidak ada di sisi lain pagar, itu di halaman kami."

        Sejak dimulainya pandemi awal tahun ini, peristiwa penyebaran yang serupa telah dilaporkan di seluruh dunia.

        Yang pertama di Amerika Serikat adalah konferensi bioteknologi di Boston pada bulan Februari yang dihadiri oleh sekitar 175 orang, dan pemakaman di Georgia di mana lebih dari 100 orang tertular virus.

        Dalam beberapa pekan terakhir, kelompok infeksi seperti itu telah terlihat di kampus-kampus universitas, yang memaksa para mahasiswa dipulangkan.

        Universitas Oneonta, di negara bagian New York utara, memiliki lebih dari 670 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dalam satu bulan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: