Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        6 Fakta Ahok Bongkar Borok Pertamina, Nomor 3 Bikin Emosi Jiwa

        6 Fakta Ahok Bongkar Borok Pertamina, Nomor 3 Bikin Emosi Jiwa Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali diperbincangkan publik. Sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Ahok membongkar kebobrokan perseroan, mulai dari lobi-lobi jabatan direksi, utang, dan gaji direksi.

        Tak hanya itu, dirinya juga menilai Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus segera dibubarkan. Ahok menyinggung juga soal kerja sama Pertamina dengan Peruri.

        Berikut rangkuman fakta Ahok buka bobrok Pertamina, Minggu (20/9/2020):

        1. Ahok Mulai Bongkar Aib Pertamina

        Dalam sebuah video yang diunggah akun Youtube POIN pada Selasa (14/9/2020) kemarin, Ahok menyebut bahwa perubahan sejumlah direksi Pertamina dilakukan melalui lobi-lobi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

        Baca Juga: Ahok Umbar Dirinya Eksekutor, Anak Buah Erick Thohir Puji-puji: Komut BUMN Top Semua!

        Baca Juga: Tengku Zul Kesal dengan Ucapan Ahok yang Hina Umat: Denny, Ruhut, Kena Damprat

        Bahkan, dia menegaskan dirinya sebagai Komisaris Utama Pertamina pun tidak diberitahu ketika ada perubahan tersebut.

        "Dia ganti direktur pun tanpa kasih tahu saya, sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya yang penting lobinya ke Menteri karena yang menentukan Menteri," ujar Ahok.

        2. Ada Permainan Gaji

        Dalam video berdurasi 6 menit itu, Ahok juga mengutarakan persoalan gaji yang dinilainya sebagai persoalan lain di internal Pertamina. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, ada jabatan direktur utama dari anak perusahaan yang gajinya Rp100 juta per bulannya, tapi ketika seseorang itu dicopot sebagai direksi, dia tetap dibayar dengan angka yang sama.

        Ahok bilang, hal itu tidak masuk akal sebab seseorang yang sudah diganti atau dicopot dari jabatannya seharusnya dibayar berdasarkan posisi dia saat ini.

        3. Utang Pertamina

        Masalah lain, lanjut Ahok, terkait utang Pertamina yang mencapai 16 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Meski utang perseroan negara yang menggunung itu, direksi perusahaan masih terus mencari pinjaman. Hingga Ahok menyebut hal itu sebagai suatu kebiasaan.

        Hasil pinjaman itu digunakan Pertamina untuk mengakuisisi lapangan di luar negeri. Padahal, kata Ahok, masih ada 12 cekungan di dalam negeri yang berpotensi memiliki minyak dan gas.

        "Pertamina sekarang udah ngutang US$16 miliar, tiap otaknya pinjem duit aja nih, saya uda kesel ini, minjem duit terus mau akuisisi terus lagi, saya bilang tidak berpikir untuk eksplorasi, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas, itu ngapain di luar negeri gitu loh, jadi jangan-jangan, saya pikir ada komisi kali nih beli minyak di luar," ujar Ahok.

        4. Ahok Usul Kementerian BUMN Dibubarkan

        Ahok menyebut, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus digantikan menjadi superholding yang dinamai Indonesian in Corporation atau Temasek. Karena itu, dia menilai Kementerian BUMN harus dibubarkan.

        Ahok mengatakan, pembubaran sebaiknya segera dilakukan sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) selesai dari masa jabatannya.

        5. Peruri Minta Uang Rp500 Miliar ke Pertamina

        Ahok melontarkan kekesalannya kepada Perum Peruri. Ahok menyebut Perusahaan Pelat merah itu meminta dana sebesar Rp500 miliar kepada Pertamina untuk pembuatan paperless.

        Ahok mengatakan, dirinya tengah mendorong tanda tangan digital atau paperless di Pertamina. Namun, Peruri meminta dana Rp500 miliar untuk proyek tersebut. Padahal, Pertamina dan Peruri sama-sama perusahaan pelat merah.

        "Saya lagi paksakan tanda tangan digital tapi Peruri bindeng juga masa minta Rp500 miliar untuk proses paperless di kantor Pertamina. itu BUMN juga," ujar Ahok.

        6. Ahok Itu Eksekutor Bukan Pengawas

        Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyampaikan bahwa sebagai komisaris utama Pertamina, dia tidak memainkan tugas pengawasan secara maksimal. Justru dia hanya menjadi seorang eksekutor.

        "Saya ini eksekutor bukan pengawas Pertamina sebetulnya, komisaris di BUMN itu sebetulnya neraka, surga belum masuk," ujarnya .

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: