Perpusnas & Dispusip Blitar Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Lewat Perpustakaan Inklusi Sosial
Di tengah pandemi Covid-19 ini, perpustakaan diharapkan harus bisa memberikan kontribusi ke masyarakat. Upaya transformasi perpustakaan sekarang ini suatu keniscayaan untuk membantu meningkatkan kemampuan masyarakat sehingga dapat mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik menuju kesejahteraan.
Untuk itu, peran perpustakaan harus ditingkatkan sebagai wahana pembelajaran bersama untuk mengembangkan potensi masyarakat. Selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan, perpustakaan juga memfasilitasi masyarakat dengan berbagai pelatihan dan keterampilan, yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat.
Transformasi perpustakaan ini sudah mulai dilakukan oleh perpustakaan daerah di Kabupaten Blitar.
Baca Juga: Perpusnas Dorong Generasi Muda Tingkatkan Keterampilan di Era 4.0
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Blitar Herman Widodo menjelaskan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial sudah mulai sejak dua tahun lalu, bersama Bunda Literasi Kabupaten Blitar, serta dukungan pegiat literasi dan pengurus Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), ibu-ibu PKK dan Karang Taruna di desa-desa.
"Di Blitar inklusi sosial telah berjalan dengan membuat berbagai pelatihan mulai dari cara beternak hingga menciptakan suatu produk yang bisa dipasarkan," ujar dia melalui keterangan tertulisnya kepada redaksi Warta Ekonomi, Selasa (22/9/2020).
Namun, imbuhnya, pada pandemi Covid-19, konsep inklusi sosial yang bisa dilakukan secara tatap muka, terpaksa harus tidak dilakukan. Lalu, beralih menggunakan internet atau berbasis online.
Karena itu, selama belum ditemukan vaksin, Blitar mencoba untuk membuat pelatihan dengan tetap menerapkan protokol kesahatan secara ketat. Langkah nyatanya, Dispusip Blitar sedang membuat berbagai konten inklusi sosial berbasis video dan digital.
"Perpustakaan daerah akan menyusun suatu sistem yang mampu menampung pengetahuan yang bermanfaat masyarakat tidak hanya buat daerah Blitar saja, tapi juga buat masyarakat lain via video," ungkap Herman.
Sambungnya, "dengan adanya sistem manajemen pengetahuan, masyarakat lain bisa mendapat pengetahun kebun cokelat, beternak koi, dan banyak pengetahun lain yang akan digali, ditangkap, dikelola, dibagikan kepada masyarakat."
Ada beberapa narasumber yang hadir dalam webinar ini, antara lain Ninik Tjatur Anggraeni dari Bunda Literasi Kabupaten Blitar; Nelwaty Pustakawan, ahli utama Perpusnas; dan R Wening, pegiat literasi sekaligus pengurus GPMB Kabupaten Blitar.
Membuka webinar bertajuk Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dalam Penguatan Kesejahteraan Masyarakat di Masa Pandemi, Selasa (22/9/2020), Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Deni Kurniadi sampaikan bahwa Perpustakaan Nasional mendukung penuh kegiatan inklusi sosial yang telah dilakukan di Kabupaten Blitar.
Harapannya, kata Deni, perpustakaan daerah dan para pegiat literasi terus bergerak dan terus berkomitmen untuk mengubah paradigma perpustakaan yang dianggap sebagai gudang buku dan bertransformasi menjadi perpustakaan yang dapat memberdayakan masyarakat dengan pendekatan teknologi informasi.
"Yang paling penting adalah bagaimana orang diyakinkan bahwa akan ada peningkatan kesejahteraan, keluar dari kesulitan dengan memiliki ilmu-ilmu tertentu yang sesuai dengan potensi yang ada," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: