Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo Subianto Masih Tutup Mulut Soal Ribut-Ribut Isu PKI

        Prabowo Subianto Masih Tutup Mulut Soal Ribut-Ribut Isu PKI Kredit Foto: Antara/M Ibnu Chazar
        Warta Ekonomi -

        Ribut-ribut soal isu kebangkitan PKI yang dilempar eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, terus berlanjut. Berbagai pihak saling lempar isu dan saling bantah. Masyarakat pun menunggu tanggapan Menhan Letjen (Purn), Prabowo Subianto, soal isu komunis itu.

        Hingga kini Prabowo belum bersuara ke publik mengenai soal ribut-ribut isu kebangkitan PKI. Padahal, dia merupakan Menteri Pertahanan yang tugasnya menjaga keutuhan negara. Salah satunya dari ancaman kebangkitan ideologi PKI.

        Baca Juga: Anak Pemimpin PKI Bereaksi Keras ke Gatot Nurmantyo: Dia Jualan Politik

        Membisunya Ketua Umum Gerindra itu membuat sebagian masyarakat membandingkan dengan Menhan sebelumnya, Ryamizard Ryacudu. Beberapa kali Ryamizard menyinggung soal bahaya laten kebangkitan partai berlambang palu arit itu.

        Setidaknya, tiga kali Ryamizard menyampaikan hal itu. Pertama, 13 Mei 2016, saat menghadiri acara Silaturahmi Purnawirawan TNI/Polri serta Organisasi Masyarakat Keagamaan dan Kepemudaan di Balai Kartini, Jakarta Selatan.

        Kedua, 24 Januari 2019, di Istana Negara. Kemudian yang ketiga, saat dia menghadiri acara Bedah Buku PKI Dalang dan Pelaku G30S di kantor Lemhanas, 23 November 2019. Saat itu, Ryamizard yang sudah digantikan Prabowo mengingatkan PKI sudah tiga kali memberontak yakni pada 1926, 1948, dan 1965. Kini, katanya, PKI mendompleng aksi teroris dan aksi separatis di Papua.

        "Ini PKI, dia tidak menggunakan yang lain-lain. Jadi kita harus waspada," tutur Ryamizard saat itu.

        Prabowo sendiri saat itu diundang dalam acara bedah buku. Namun, dia berhalangan hadir. Hanya ada kata sambutan yang dibacakan Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, Letjen TNI Tri Legionosuko.

        Intinya, dalam sambutan itu Prabowo meminta masyarakat mewaspadai bahaya laten PKI. Menurut dia, berakhirnya era perang dingin tidak serta-merta membuat komunisme jatuh. Ada beberapa negara lain yang sampai saat ini menganut paham tersebut. Antara lain RRC, Vietnam, Kuba.

        "Dengan demikian, ideologi komunis dan gerakan komunisme di Indonesia patut diduga masih tetap eksis. Untuk itu, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan," tutur Tri membacakan sambutan tertulis Prabowo.

        Dia juga berharap, kepada para guru sejarah di sekolah-sekolah, dapat menyampaikan sejarah pemberontakan dan kekejaman PKI yang benar kepada para siswa-siswinya. Tapi keesokan harinya, Jubir Prabowo, Dahnil Anzhar Simanjuntak, membantah sambutan itu ditulis Prabowo.

        "Pak Prabowo tidak tahu-menahu terkait dengan isi pidato tersebut. Pak Menteri Pertahanan tidak dikonfirmasi," ujar Dahnil, 24 November 2019.

        Baca Juga: KAMI Berseru Peringati G30S/PKI, Fadli Zon Teriak: Rezim Komunis, Ganas & Kejam!

        Menurut dia, Prabowo mendorong sekolah-sekolah terus mengajarkan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Meski begitu, sekolah-sekolah juga diminta tidak melanggengkan dendam sejarah sebab segenap bangsa Indonesia harus bergerak memikirkan kemajuan bersama.

        Lalu ke mana Prabowo sekarang? Rabu (23/9/2020), Prabowo terlihat mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi membahas pengembangan food estate untuk menjaga ketahanan pangan. Dia ditugaskan Jokowi menanam singkong di Kalimantan.

        Warganet pun menunggu tanggapan Prabowo soal heboh isu kebangkitan komunis. "Pak Menhan kita sekarang bisa ngomong begini gak ya? Kalo sebelum jadi Menhan Pak @prabowo termasuk tokoh yang sangat lantang menyuarakan tentang bahaya Komunis & PKI. Tapi sekarang?" tanya @kandargalang yang menyertakan penggalan video Ryamizard pada 2016.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: