Ferdinand: Bung Refly Harun Nggak Malu Ya? Kok Bicaranya Bersumber dari Onani Politik
Politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menilai Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun seharusnya tidak memberikan statemen yang hanya berdasarkan asumsi terkait alasan Gatot Nurmantyo dicopot dari Panglima TNI.
Ia mengatakan bahwa statemen Refly seperti orang bodoh. “Bung Refly Harun ngga malu sebagai orang terdidik, gelar mentereng, embel-embel pakar hukum, tapi memberikan statement hanya berdasar asumsi tanpa fakta? Seorang ahli tata negara mestinya mengerti kebutuhan organisasi pemerintahan. Terlalu bodoh statement ini bung.” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Senin (28/9/2020). Baca Juga: Gatot Sentil PKI Gaya Baru, PKB: Musuh Kita saat Ini Covid-19
Lanjutnya, ia mengatakan banyak orang bergelar Profesor namun tidak asal bicara. “Diluar sana, orang bergelar Prof, Ph.d, tak ada yang asal bicara jadi sekelas opinion maker atau bahasa temlennya Buzzer.” cetusnya. Baca Juga: Gatot Sentil PKI Gaya Baru, PKB: Musuh Kita saat Ini Covid-19
Ia menilai seharusnya Refly bicara berdasarkan bukti bukan sekedar opini. “Sekelas Prof, Ph.d seharusnya bicara ilmiah dengn basis-basis analisis yang jelas dari data dan fakta, bukan bersumber dari onani politik hasil penyaluran hasrat politik kebencian, ” katanya.
Diketahui sebelumnya, Refly Harun mengatakan, alasan Gatot Nurmantyo dicopot dari Panglima TNI karena Gatot berpeluang mengganggu konstelasi Pemilu 2019.
“Gatot adalah salah satu sosok yang disebut-sebut sebagai salah satu calon presiden potensial pada waktu itu. Karena itu pensiunnya dipercepat, agar dia tidak jadi orang yang powerfull,” ujar Refly dikutip dari chanel YouTubenya.
Refly bilang, ada kabar menyebutkan Gatot dicopot dari jabatan Panglima TNI bukan hanya karena instruksi pemutaran film G30SPKI di tubuh militer saja. Melainkan ada sebab lainnya.
“Ada informasi seorang teman yang tak perlu saya sebut namanya. Dia mengatakan kenapa Pemerintah (tahun 2016) begitu khawatirnya dengan Jenderal Gatot? Ada tiga hal, karena dia punya tiga legacy dalam dirinya,” ucapnya.
Tiga legacy yang dimaksud yakni, pertama dia adalah jenderal Angkatan Darat. Kedua, dia berasal dari etnis mayoritas Jawa. Legacy ketiga yang tak kalah penting adalah dia berasal dari keluarga santri.
Tiga kekuatan dalam satu dirinya ini lah yang kemudian dianggap sebagai sumber dan bisa membahayakan atau bisa jadi rival kuat Presiden Jokowi di 2019.
“Makanya cepat-cepat dicopot. Supaya dia tidak tumbuh sebagai sesuatu yang powerfull,” paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: