Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sering ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Bawa Misi 'Nego' Harga Alutsista

        Sering ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Bawa Misi 'Nego' Harga Alutsista Kredit Foto: Checkitout.info
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto tercatat beberapa kali melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Ternyata, kepergian Prabowo keluar negeri bukanlah tanpa alasan.

        Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, dia berpergian ke luar negeri untuk melakukan diplomasi internasional ihwal pertahanan terhadap beberapa negara. Selain itu, dia mencari harga-harga terbaik untuk memodernkan alutsista milik Indonesia.

        Baca Juga: Organisasi HAM Pertanyakan Visa, Dahnil: Pak Prabowo Sudah Terima Banyak Tuduhan

        "Dalam pembelanjaan pembelian alutsista, alat-alat utama, alat-alat sistem pertahanan, saya ingin harga yang terbaik-harga yang paling murah, tetapi kualitas paling tinggi, ya ini selalu perjuangan saya. Itulah yang membuat saya harus banyak keliling ke luar negeri," kata Prabowo dalam video yang diunggah oleh Kementerian Pertahanan, Kamis (15/10/2020).

        Kata Prabowo, Indonesia masih memiliki ketergantungan terhadap bahan-bahan pokok dari luar negeri. Untuk mendapatkan bahan tersebut, sambungnya, tidak bisa langsung saja bernegosiasi pabrik tanpa persetujuan dari Menteri Pertahanan negara yang bersangkutan.

        "Karena kita banyak tergantung teknologi masih banyak dari luar. Sementara itu masih butuh sebagian dari luar. Nah untuk beli teknologi militer dari luar harus ada izin dari pemerintah, enggak bisa kita langsung ke pabriknya," tuturnya.

        "Karena itu kita harus datang ke pemerintah, saya harus datang ke Menteri Pertahanan negara ini, kulo nuwun, sowan, minta izin. Kalau mereka baik sama kita, mereka memandang Indonesia bersahabat, baru kita bikin perjanjian kerjasama pertahanan," imbuhnya.

        Saat diplomasi disetujui oleh pemerintah suatu negara, kata Prabowo, barulah Indonesia bisa bernegosiasi dengan pabrik-pabrik produsen alutsista. Menurutnya, terkadang juga ada diplomasi yang tidak berjalan sesuai rencana, tak jarang juga negara yang tidak memberikan izin tersebut.

        "Kadang-kadang capek datangi semua negara unuk mendapatkan izin boleh apa tidak. Kadang-kadang dia mau kasih, tetapi negara ini engga mau kasih. Jadi ada tingkatanya. Karena itu persahabatan diplomasi sangat penting," ucapnya.

        Namun, Prabowo menegaskan, bukan berarti Indonesia mengesampingkan industri pertahanan dalam negeri. Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin industri dalam negeri terus dikembangkan.

        "Kita ingin kembangkan, presiden ingin kembangkan industri dalam negeri. Ini terus kita kebut," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: