Aplikasi Lysn dan Weverse: Sumber Pendapatan Baru Bagi Agensi Artis Kpop
Industri musik pop Korea Selatan (Korean Pop/Kpop) punya platform daring penggemar grup idola yang menghasilkan pendapatan menjanjikan.
Contoh dari platform itu ialah Lysn yang terafilisasi dengan SM Entertainment dan Weverse dari Big Hit Entertainment. Lewat platform tersebut, penggemar bisa berinteraksi secara ekslusif dengan idolanya.
Kedua aplikasi komunitas penggemar Kpop itu menjajakan konten gratis dan konten berbayar; yang pada akhirnya menjadi sumber pendapatan baru bagi masing-masing perusahaan.
Baca Juga: Huawei Dapat Sekutu Lagi, Buat Lawan Tekanan Amerika
Weverse
Weverse mengudara sejak Juni 2019, berkat besutan anak usaha Big Hit, BenX. Ada tiga fitur utama dalam Weverse, yakni: Feed (laman penggemar), Media (laman konten/multimedia), dan Artist (laman artis).
Lalu, darimana sumber pendapatan aplikasi Weverse. Pertama, untuk memperoleh konten ekslusif, penggemar mesti membayar biaya keanggotaan sekitar Rp600 ribu. Ada pula konten multimedia berbayar seperti reality show BTS-Bon Voyage seharga Rp269 ribu. Tak cuma itu, perusahaan juga menjual aksesoris resmi di Weverse Shop.
Sebagai gambaran, Big Hit mencetak 294 miliar won (sekitar Rp3,8 T) pada kuartal I 2020. Nah, 141 miliar won (sekitar RP1,8 T) berasal dari penjualan berbasis konten dan klub penggemar.
Melansir laporan Korea Investors, Senin (19/10/2020), "Weverse Big Hit Entertainment menyumbang 38% dari total pendapatan kuartal I, naik 4% daripada 2018."
Lysn
Berdiri pada 2019, Lysn menyediakan keanggotaan basic dan ACE (berbayar). Berapa biaya keanggotaan itu? 35 ribu won (sekitar Rp451 ribu).
Angka itu belum termasuk biaya pengiriman peralatan member ACE yang bergantung pada ongkos kirim ke tiap negara penggemar. Lebih lanjut, ada pula biaya perpanjangan keanggotaan ACE senilai 15 ribu won (sekitar Rp193 ribu).
Lysn memiliki beranda untuk penggemar, staf, serta artis. Tak hanya itu, ada juga fitur Dear U Bubble, ruang percakapan pribadi dengan anggota grup idola pilihan yang baru meluncur pada Februari 2020.
Nah, untuk menikmati fitur Dear U Bubble, penggemar mesti merogoh kocek Rp50 ribu (1 tiket per bulan) atau Rp157 ribu (3 tiket per bulan). Asal tahu saja, 1 tiket hanya berlaku untuk satu artis.
Berkat biaya langganan itu, Dear U Bubble mampu mencetak penjualan senilai 4,2 miliar won (sekitar Rp54,1 miliar) dalam periode April-Juni 2020 saja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: