PT Astra International Tbk mencatat penurunan laba bersih dari bisnis otomotif grup sebesar 70% menjadi Rp1,8 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Penurunan itu terjadi akibat volume penjualan dalam negeri yang juga menurun.
"Namun, pada kuartal ketiga, segmen otomotif kembali mencatatkan keuntungan setelah mengalami kerugian bersih pada kuartal kedua akibat dari peningkatan volume penjualan menyusul pelonggaran penerapan langkah-langkah penanggulangan pandemi yang menyebabkan penutupan sementara pabrik dan dealer pada kuartal kedua," kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro, di Jakarta, Senin (26/10/2020).
Baca Juga: Ulang Tahun, Astra Property Tawarkan Promo dari Subsidi DP
Ia menambahkan, penjualan mobil secara nasional menurun 51% menjadi 372.000 unit pada sembilan bulan pertama tahun ini. Penjualan nasional mobil Astra pada periode tersebut juga menurun 51% menjadi 192.400 unit sehingga pangsa pasarnya stabil di angka 52%.
Sementara pada kuartal ketiga tahun ini, penjualan mobil Astra meningkat menjadi 53.000 unit dari 9.700 unit pada kuartal kedua. "Tiga belas (13) model baru dan 15 model revamped telah diluncurkan pada periode sembilan bulan pertama tahun 2020," ujarnya.
Kondisi serupa dialami pasar penjualan sepeda motor di mana secara nasional menurun sebesar 42% menjadi 2,9 juta unit. Penjualan domestik sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) juga mengalami penurunan sebesar 38% menjadi 2,3 juta unit.
Sementara pada kuartal ketiga tahun 2020, penjualan sepeda motor Astra meningkat menjadi 849.000 unit, dari 244.000 unit pada kuartal kedua. "Empat model baru dan sembilan model revamped telah diluncurkan pada periode sembilan bulan pertama tahun 2020," tambahnya.
Untuk PT Astra Otoparts Tbk (AOP), bisnis komponen otomotif grup, tercatat rugi bersih sebesar Rp243 miliar dibandingkan laba bersih sebesar Rp512 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen pabrikan (OEM/original equipment manufacturer), pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market), dan segmen ekspor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: