Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemimpin Tertinggi Hizbullah Lebanon: Prancis Pancing Perang Lawan Islam

        Pemimpin Tertinggi Hizbullah Lebanon: Prancis Pancing Perang Lawan Islam Kredit Foto: Antara/REUTERS/Gonzalo Fuentes
        Warta Ekonomi -

        Pemimpin tertinggi Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah, menyatakan Prancis telah menyeret dirinya sendiri ke dalam pertempuran dengan umat Islam terkait karikatur Nabi Muhammad SAW. Dia lantas mendesak Prancis agar mundur dari pembelaannya terhadap karikatur Nabi Muhammad dan meminta agar negara itu tidak memicu ketegangan.

        "Otoritas Prancis telah menyeret diri mereka sendiri dan seluruh Prancis. Mereka ingin menyeret seluruh Eropa ke dalam pertempuran dengan Islam dan Muslim untuk alasan yang lemah dan terkadang tidak diketahui," kata Nasrallah, beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Rizal Ramli Kasih Saran ke Macron: Tentukan Batas Kebebasan dan Kepercayaan

        Namun demikian, dia memperingatkan bahwa itu adalah pertempuran yang kalah. Nasrallah mengatakan bahwa pihak berwenang Prancis tidak lantas memperbaiki masalah, namun justru menjadi keras kepala dengan alasan kebebasan berekspresi. Ia menyesalkan Pemerintah Prancis di bawah Presiden Emmanuel Macron justru mendukung pembuatan karikatur Nabi Muhammad.

        "Jangan biarkan ejekan, agresi ini berlanjut, dan seluruh dunia akan berdiri bersamamu. Anda perlu berpikir untuk memperbaiki kesalahan ini," ujarnya.

        Nasrallah kemudian mendesak Prancis untuk bersikap adil. Pasalnya, tidak ada Muslim di dunia yang akan menerima martabat Nabi mereka dihina. Di sisi lain, ia juga mengecam penyerangan di sebuah gereja di kota Nice, Prancis, yang menewaskan tiga orang. Menurutnya, aksi penyerangan seperti demikian ditolak Islam, yang melarang pembunuhan orang tak berdosa.

        "Bahkan jika pelakunya adalah seorang Muslim, tidak ada yang harus meminta pertanggungjawaban Islam atas kejahatan ini," tambahnya.

        Hizbullah yang didukung Iran adalah satu-satunya pihak yang tidak dilucuti setelah perang saudara Lebanon 1975-1990 dan ditetapkan Amerika Serikat sebagai kelompok teroris. Namun, kelompok ini juga merupakan pemain politik utama di negara itu dan memegang kursi di parlemen. Sementara itu, kemarahan telah meletus di dunia Islam atas pembelaan Macron terhadap hak menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

        Macron membuat pernyataan kontroversial setelah seorang guru di Prancis dibunuh oleh seorang remaja ekstremis di pinggiran kota Paris pada 16 Oktober 2020 lalu. Guru tersebut mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan majalah satir Charlie Hebdo selama pelajaran tentang kebebasan berekspresi.

        Sejak pembantaian di kantor Charlie Hebdo pada Januari 2015, Prancis memang berada dalam siaga tinggi. Kala itu, Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad.

        Sejak itu, gelombang serangan yang disebut oleh jihadis telah menewaskan lebih dari 250 orang. Ketegangan semakin meningkat setelah majalah itu menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad, saat sidang tersangka kaki tangan pembantaian 2015 digelar September lalu. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: