Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Pagination?

        Apa Itu Pagination? Kredit Foto: Unsplash/John Schnobrich
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pola desain pagination banyak digunakan di situs web yang membutuhkan banyak konten untuk dibagikan. Penggunaan pagination untuk keperluan bisnis sudah dipakai di berbagai tempat, mulai dari mesin pencarian seperti Google dan Firefox, hingga situs e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak.

        Meskipun tampak mudah, menerapkan pagination dengan cara yang benar memiliki beberapa poin yang sangat spesifik dan memerlukan perhatian lebih. Melakukannya dengan cara yang benar dapat membuat pengguna Anda tetap pada 'laman yang sama', tetapi siap untuk mengonsumsi lebih banyak konten menarik lainnya.

        Baca Juga: Apa Itu 404 Page?

        Jika Anda ingin menyajikan data dalam jumlah besar di situs web, seperti blog, rangkaian diagram atau grafik yang menampilkan informasi tentang kumpulan data yang sama, Anda pasti perlu membagi grafik Anda di berbagai halaman agar mudah dibaca.

        Dalam artikel ini, Anda memahami lebih dalam apa itu pagination, mengapa Anda perlu menggunakannya, bagaimana pengaruhnya terhadap SEO, dan cara menggunakannya dengan benar.

        Pengertian dari Pagination

        Pagination adalah proses membagi konten, atau bagian dari konten yang ada di situs web, menjadi beberapa halaman terpisah. Pola desain interface pengguna ini dirancang untuk membantu pengunjung situs agar tidak kewalahan oleh banyak informasi yang termuat di satu halaman ke halaman yang benar berbeda.

        Pagination ibarat seperti sebuah buku, tidak semua informasi dapat termuat di satu halaman. Maka dari itu, buku yang memuat banyak tulisan atau informasi terdiri dari banyak halaman. Untuk memudahkan pembaca, sebuah buku yang memiliki banyak halaman akan menyisipkan satu halaman daftar isi untuk membantu pembaca dalam mencari halaman yang dituju.

        Seperti halnya dengan situs web yang juga memerlukan waktu untuk scrolling dan pemindaian yang lama dalam mengidentifikasi item yang dituju. Pagination dalam aplikasi web biasanya dikontrol oleh kode yang mengurutkan data item dari yang terbaru hingga terlama. Hal ini lazim dalam desain situs web dan muncul di sebagian besar aplikasi web untuk memungkinkan akses langsung ke konten yang terbagi dalam beberapa halaman yang berbeda.

        Mengapa Anda Perlu Menggunakan Pagination?

        1. Pengalaman pengguna yang lebih baik

        Jika terlalu banyak informasi yang dipublikasikan pada satu halaman, pengguna mungkin akan kewalahan dalam mengonsumsi konten tersebut. Pagination memungkinkan seorang webmaster untuk menyajikan banyak informasi dalam potongan yang lebih kecil dan mudah untuk dikelola. Situs e-commerce misalnya akan menampilkan gambar dan harga produk di halaman beranda. Jika pengguna tertarik dengan detail lebih lanjut tentang suatu produk, mereka dapat mengklik gambar / harga/link terkait.

        Pagination juga memudahkan pengguna untuk menemukan informasi yang mereka cari.

        2. Navigasi yang lebih mudah

        Manfaat pagination adalah untuk keperluan navigasi situs, bahkan saat CTA tidak digunakan. Setelah pengguna mencapai akhir halaman atau telah melihat beberapa item dalam kategori tertentu, secara intuitif mereka ingin melihat lebih banyak hasil yang lain. Pengguna dapat memutuskan berapa banyak halaman lagi yang ingin mereka lihat. Ini juga memberi mereka gambaran tentang seberapa besar kumpulan data tersebut. Kumpulan data yang besar mungkin akan menarik bagi pengguna yang mencari variasi dari sebuah informasi.

        Perhatikan bahwa praktik terbaik adalah selalu menggunakan CTA.

        Pengaruh Pagination Terhadap SEO

        Pagination tanpa keraguan akan membantu menciptakan pengalaman pengguna yang luar biasa. Namun, apakah itu berdampak positif atau negatif pada SEO?

        A. Pengaruh pagination terhadap kinerja bot crawler

        Crawler bot harus menentukan konten yang perlu di-crawl, seberapa sering mereka perlu melakukan crawling pada situs, dan sumber daya yang dapat dialokasikan untuk proses crawling tersebut.

        Jika situs web Anda memiliki data dalam jumlah yang besar, bot mesin pencarian perlu menggunakan crawl budget dengan bijak. Mereka perlu memilih konten apa yang harus di-crawl dan seberapa sering proses itu harus dilakukan. Ini berarti ada kemungkinan bahwa beberapa konten Anda tidak bisa di-crawl dan diindeks. Ada juga kemungkinan bahwa crawl budget akan dihabiskan pada halaman yang diarahkan pagination, dan halaman penting lainnya yang mungkin tidak pernah di-crawl atau diindeks.

        Setelah menerapkan pagination di situs web, Anda perlu memprioritaskan halaman terpenting di beranda situs Anda, atau di halaman tempat pagination tersebut dimulai. Contoh di sini adalah mesin pencarian seperti Google. Hasil pencarian yang paling relevan ada di halaman pertama. Dengan cara ini, crawl budget Anda akan dihabiskan untuk konten terbaik situs Anda. Setelah pengguna berada di situs Anda, mereka memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan halaman lain sesuai struktur pagination Anda.

        Baca Juga: Apa Itu Multilingual Website?

        B. Dapat mengakibatkan terciptanya konten yang kurang berkualitas

        Ada kasus di mana pagination dapat menghasilkan kreasi konten 'tipis'. Ini adalah konten yang menawarkan sedikit nilai bagi pengguna. Konten ini juga dapat dihasilkan dari halaman yang memiliki sedikit konten, konten duplikat, dan konten spinner.

        Jika Anda membagi beberapa tipe konten dalam satu artikel yang tersebar di beberapa halaman, Anda mungkin akan mendapatkan halaman yang memuat sedikit konten. Bot mesin pencarian tidak akan memberikan peringkat konten yang tipis. Mereka menginginkan konten yang berharga dan bernilai lebih bagi pengguna sehingga menjawab maksud dari pengguna.

        C. Dapat mengakibatkan terciptanya konten duplikat

        Jika Anda memiliki situs e-commerce, terdapat kemungkinan bahwa semua halaman produk Anda memiliki struktur dan konten yang sama atau serupa dengan pengecualian detail spesifik pada produk tertentu.

        Mereka juga cenderung memiliki kesamaan dalam SEO di halaman mereka. Misalnya, deskripsi meta, tag h1, teks jangkar, CTA, dan judul halaman.

        Bot mesin pencarian mungkin tidak dapat 'memberi tahu' mengenai halaman yang memiliki konten serupa, tetapi sebenarnya mewakili produk yang berbeda. Mereka mungkin memilih untuk meng-crawl beberapa halaman dan mengabaikan beberapa halaman lainnya. Dalam kasus terburuk, mereka mungkin akan menandai situs Anda karena tersangkut masalah konten duplikat.

        Cara Menerapkan Pagination dengan Benar

        Google baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menggunakan rel = "next" dan rel = "prev" selama bertahun-tahun dan mereka tidak lagi memberikan dukungan pada fitur tersebut. Ini adalah salah satu markup yang paling umum digunakan untuk memberi tahu bot mesin pencarian bahwa terdapat halaman tertentu yang diberi nomor halaman. Meskipun hal ini menyebabkan reaksi yang berbeda di antara pakar SEO, hal ini juga menekankan perlunya menerapkan pagination dengan benar.

        Untuk memastikan bahwa situs Anda menerapkan pagination dengan benar, penting bagi Anda untuk menguji cara operasinya saat ini. Dengan cara ini, Anda bisa mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki.

        Ada berbagai langkah yang Anda butuhkan dalam pengujian pagination:

        I. Periksa beberapa elemen untuk menguji kesamaan halaman situs

        Klik kanan untuk mengakses elemen inspeksi. CTRL F dan ketik "canonical". Anda seharusnya dapat melihat rel = "canonical" href = "the url of the current page"

        II. Alat untuk menguji apakah halaman tersebut sedang diindeks

        Laporan Status Cakupan Indeks akan berguna untuk menunjukkan halaman mana yang sedang diindeks.

        III. Alat untuk memeriksa halaman yang menggunakan kata kunci yang sama

        Bot mesin pencari harus dapat memahami halaman yang memiliki kesamaan kata kunci tertentu. Dengan cara ini, mereka dapat mengetahui bahwa halaman tersebut saling berkaitan. Alat yang dapat digunakan disini adalah pi Datametrics.

        Setelah mendapatkan data tentang bagaimana situs Anda menerapkan pagination, Anda sekarang siap untuk memperbaiki masalah yang telah teridentifikasi.

        Jika Google masih mendukung penggunaan rel = "prev/next", masalah yang diidentifikasi di bagian pagination dan SEO dapat diselesaikan dengan mudah menggunakan noindex, tag meta, tag kanonis, dan penerapan SEO pada halaman yang benar.

        Salah satu efek dari Google yang menghentikan penggunaan rel = "next/prev" adalah kenyataan bahwa sekarang ini setiap halaman dianggap sebagai halaman yang berdiri sendiri oleh Google. Mesin pencari utama ini dapat mengidentifikasi halaman yang berkaitan, meskipun perintah seperti noindex dan tag kanonik sedang tidak digunakan.

        Baca Juga: Apa Itu Demonetisasi?

        Jika Anda telah menggunakan pagination di situs, Anda tidak perlu menghapusnya. Situs seperti e-commerce dan situs berita harus tetap menggunakan pagination.

        Berikut adalah cara menerapkan pagination dengan benar:

        1. Buat konten yang unik dan relevan

        Bot pencarian Google mengumpulkan konten dari halaman yang berbeda dan memilih konten mana yang dirasa "canonical". Oleh karena itu, Anda perlu memastikan bahwa halaman situs Anda memiliki konten yang unik dan relevan bagi pengguna Anda. Jika pengguna ingin membeli produk tertentu, halaman produk paginasi tersebut perlu mendeskripsikan produk tersebut secara mendetail untuk membedakannya dari halaman produk paginasi lainnya.

        Artinya, meskipun produk tersebut mungkin berada dalam kategori yang sama, deskripsi masing-masing pada setiap halaman produk harus berbeda.

        2. Penggunaan kata kunci yang cerdas

        Saat ini, situs web perlu menggunakan kata kunci dalam anchor text yang memiliki pranala kembali ke tingkat atas. Cara terbaiknya adalah menggunakan variasi kata kunci yang sama untuk menghindari kanibalisasi kata kunci. Di sinilah halaman situs saling bersaing untuk menggunakan kata kunci yang sama. Anda dapat melakukan tindakan yang merugikan situs web karena terdapat halaman yang  memiliki peringkat lebih rendah sehingga menurunkan seluruh peringkat situs Anda pada hasil mesin pencarian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: