Sebagai implementasi pilar ketiga Arsitektur Pengembangan UMKM, Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KpW) Jawa Barat bersama dengan OJK Regional 2 Jawa Barat dan Perbankan Jawa Barat melakukan langkah-langkah pelaksanaan strategi penguatan akses pembiayaan guna mendukung pengembangan UMKM Jawa Barat.
Salah satunya, dengan memfasilitasi business matching dan akses pembiayaan UMKM kepada industri perbankan. Sebagai bagian dari sejumlah besar pembiayaan UMKM yang telah diberikan perbankan di Jawa Barat pada masa pandemi ini, ditampilkan dalam acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) Seri 3 2020 ini penandatanganan akad pembiayaan senilai Rp5,72 miliar kepada beberapa UMKM di Jawa Barat yang diberikan oleh PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk; PT Bank Central Asia, Tbk; PT Bank Negara Indonesia, Tbk, BJB dan PT Bank Syariah Mandiri. Baca Juga: RUPSLB BCA Syariah Setujui Rencana Penggabungan Bank Interim
Penandatanganan akad pembiayaan dilakukan oleh Pimpinan dari masing-masing bank dan disaksikan oleh Kepala BI Jawa Barat, Herawanto, Kepala OJK Regional 2 – Jawa Barat, Indarto Budiwitono dan Kepala Dinas UMKM, Kusmana Hartadji. .
"Tercatat penerima bantuan adalah pelaku UMKM di sektor perdagangan, manufaktur, kuliner dan hortikultura," kata Kepala BI Jabar Herawanto kepada wartawan di Bandung, Jumat (20/11/2020)
Herawanto menjelaskan di masa pandemi ini, industri perbankan memiliki peran penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, khususnya dalam penyaluran kredit kepada pelaku usaha di sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dan memiliki kontribusi besar dalam mendorong laju ekonomi, termasuk UMKM.
Salah satunya melalui KKI 2020 Seri 3, BI Jabar (termasuk BI Cirebon dan BI Tasikmalaya) kembali bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat, OJK dan BMPD Jawa Barat kembali menyelenggarakan showcasing/display fisik UMKM terpilih peserta KKI 2020.
"Pengembangan UMKM merupakan bagian penting dari rekomendasi BI Jawa Barat untuk pemulihan ekonomi provinsi yang sarat dengan pelaku usaha UMKM ini," ujarnya.
Tak dapat dipungkiri lagi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, termasuk Jawa Barat. Selain mampu menyediakan lebih dari 90% lapangan kerja dan memberikan sumbangan sekitar 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), UMKM juga mampu menyumbang sekitar 14% terhadap ekspor dan lebih dari 50% terhadap investasi.
Dengan besarnya kontribusi tersebut, UMKM merupakan motor penggerak pemulihan ekonomi nasional yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Oleh karenanya, upaya pemulihan UMKM menjadi prioritas penanganan ekonomi di masa pandemi.
"Kegiatan ini melengkapi KKI seri 1 dan seri 2 di 2020 ini yang telah sukses digelar sebelumnya," tambahnya.
Di sisi lain, sebagai bentuk dedikasi Untuk negeri dan sejalan dengan program pengembangan kapasitas ekonomi pelaku UMKM, BI Jawa Barat juga memiliki Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang dilakukan secara sistematis dan terencana melalui aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial.
Salah satu program utama pengembangan UMKM yang diakukan Bank Indonesia adalah On-boarding UMKM yang dilakukan secara terintegrasi (end-to-end). Pada program ini, pola pembinaan kepada UMKM dari hulu ke hilir disesuaikan dengan karakteristik dan tahapan usaha pada aspek kelembagaan dan SDM, keuangan, produksi, serta pemasaran.
Pada rangkaian showcasing KKI Seri 3 hari ini, BI Jawa Barat melaksanakan pemberian bantuan sarana dan prasarana produksi dalam rangka PSBI kepada Klaster dan UMKM binaan Bank Indonesia yaitu: Gabungan Kelompok Tani Lembang Agri; Kelompok Tani Tricipta; Kelompok Tani Wanoja; Kelompok Tani Kiwari; Gabungan Kelompok Tani Mujagi; Kelompok Tani Cibulao Hejo; Sentra Peternakan Rakyat Cinagarabogo; Kelompok Ternak At-Tawakal; Kelompok Tani Bagendit; Kelompok Digdaya Agro Nusantara; Bumdes Kertayasa; dan Kelompok Tani Wisata Selasari.
"Wujud nyata sinergi berkelanjutan antara BI, Pemerintah Provinsi, Dekranasda, OJK dan Perbankan Jawa Barat, dalam upaya mendukung UMKM Jawa Barat ini sejalan dengan upaya kita bersama untuk mendukung upaya percepatan pemulihan ekonomi dengan mendukung produk UMKM namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Kill the virus, but not the economy. Control the pandemic, but not to stop the economy,"ungkapnya.
Sementara itu, pengrajin bordir asal Tasikmalaya Eva Dawalul, sempat terdampak pandemi virus korona.
Bagaimana tidak, di awal masa pandemi dirinya dibuat bingung karena geliat usahanya yang tiba-tiba terhenti. Padahal, Eva harus menyiapkan setidaknya Rp80 juta per bulan untuk menggaji 35 karyawannya.
"Saya kan biasa menjual produk saya di pameran-pameran. Ketika awal-awal covid, sama sekali tidak ada pameran,"katanya saat menjadi peserta KKI Seri 3 2020
Akhirnya warga Kawalu, Kota Tasikmalaya inipun memiliki ide untuk membuat masker bordir bermotif 3D, sesuai dengan spesialisasinya selama ini.
Hanya bermodalkan bahan sisa-sisa produksinya, dia pun memantapkan diri untuk memproduksi masker dan memasarkannya kepada sejumlah kenalannya. Awalnya, dia menawarkan produk barunya itu kepada kerabatnya baik di instansi pemerintahan maupun swasta.
"Alhamdulillah, di luar dugaan. Tadinya hanya untuk mempertahankan karyawan saja, ternyata peminatnya banyak," ujarnya
Bahkan, Eva mampu meraup omzet ratusan juta rupiah dari produk yang baru dihasilkannya itu. "Setelah yakin karena penjualannya bagus, akhirnya saya bisa kembali mempekerjakan semua karyawan saya," katanya.
Eva mengakui maskernya ini menyasar segmen menengah atas. Bahkan, hasil inovasinya ini sudah masuk ke pasar luar negeri.
"Beberapa sudah dikirim ke Amerika, Eropa," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil