Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Para Pesohor Ini Membuktikan Tren Promosi di Billboard Enggak Ada Matinya!

        Para Pesohor Ini Membuktikan Tren Promosi di Billboard Enggak Ada Matinya! Kredit Foto: Twitter/haekalandro
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kebangkitan promo melalui media billboard atau papan iklan sepertinya masih belum disadari kebanyakan orang selain orang-orang ini. Ialah Pandji Pragiwaksono, Ivan Gunawan, Deddy Corbuzier dan Arief Muhammad.

        Sebagaimana diketahui, mereka telah menggunakan media billboard yang dianggap kebanyakan orang telah 'mati'. Padahal, apabila billboard digunakan dengan benar maka impact atau media value terhadap hal yang dipromosikan sangat besar.

        Baca Juga: Selalu Moncer di Segala Bidang, Ini Rahasia Sukses Raditya Dika

        "Billboard itu bukannya mati, tapi lu mesti tau cara makenya," ujar Pandji yang dikutip dari Channel YouTube Pandji Pragiwaksono di Jakarta, Kamis (26/11/2020)

        "Billboard itu harus lu kaitkan, lu taliin dan lu iket dengan sebuah campaign comprehensive yang memanfaatkan sosial media di dalamnya," tambah Pandji lagi.

        Hal ini telah dirasakan oleh Pandji sendiri tatkala ia mempersiapkan world tour Pandji Pragiwaksono tahun 2018 silam. Saat itu, Pandji membuat billboard misterius tentang dirinya di Cihampelas, Bandung pada tahun 2018 seperti hendak maju berpolitik.

        Namun, sebenarnya Pandji hanya ingin memancing kebanyakan orang untuk berspekulasi dan membuat narasi mereka sendiri. Alhasil, media value yang ia dapatkan sangat besar, banyak orang yang menghubungi bahkan media menawarkan press conference.

        Akhirnya pun berujung baik, pada show Pandji di Jakarta Convention Center, Senayan, yang menampung 5.000 kursi, sudah ludes terjual sejak bulan Oktober 2018 di saat acara tersebut baru akan berlangsung pada Januari 2019.

        Menurut Pandji, Billboard tersebut memang di jalanan, tetapi pembahasannya harus ramai hingga ke sosial media.

        "Billboard justru bisa menjadi senjata yang tepat [untuk campaign]," ujar Pandji lagi.

        Lebih lanjut, menurut Pandji, penggunaan billboard tetap harus dibawa ke ranah sosial media untuk menjadikan campaign itu semakin besar. Jangan sampai seperti mengiklan di zaman dahulu yang hanya satu arah seperti di TV atau radio, yang ketika pengiklan bilang A, maka penerima juga akan menerima A.

        Hal ini berbeda cerita ketika sudah dibawa ke ranah sosial media. Netizen di sosial media bisa membentuk narasi apapun yang mereka inginkan. Karena itulah pengiklan tak bisa membentuk mindset netizen, hal yang bisa dilakukan hanya terjun ke dalamnya. Menurut Pandji juga penting adanya untuk memanfaatkan engagement di sosial media.

        "Lu bikin sebuah cerita, sebuah narasi yang membuat orang ngomongin dan lu terlibat ke dalamnya," ujar Pandji.

        Pandji pun menekankan bahwa pengiklan tak akan bisa menggiring atau mengarahkan netizen, hal ini karena akan tetep ada komentar-komentar liar bertebaran. Karena itulah Pandji mengatakan bahwa sejatinya pengiklan hanya bisa terlibat di dalam narasi itu tanpa bisa membentuk mindset atau mengarahkan netizen.

        Terakhir, Pandji mengingatkan bahwa sejatinya billboard hanyalah alat. Tinggal bagaimana alat itu digunakan dan dimanfaatkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: