Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Setahun Berlalu, Menerawang Sosok Soleimani di Mata Orang Yahudi dan Kristen

        Setahun Berlalu, Menerawang Sosok Soleimani di Mata Orang Yahudi dan Kristen Kredit Foto: AFP
        Warta Ekonomi, Teheran -

        Perwakilan Armenia Utara di parlemen Iran, Ara Shaverdian, menggambarkan Komandan anti-teror Letnan Jenderal Qassem Soleimani sebagai pahlawan yang berjuang tanpa fanatisme agama. 

        Menurutnya, Soleimani membebaskan Muslim dan Kristen dari cengkeraman teroris Negara Islam di Irak dan Levant alias ISIL.

        Baca Juga: Ejek Iran, Pentolan Mossad Nilai Rouhani CS Gagal Balaskan Dendam Soleimani

        "Jenderal Soleimani membela orang-orang Suriah dan Irak dan bahkan orang-orang Kristen di wilayah itu melawan ISIS dan membantu orang-orang tinggal dan hidup di tanah mereka," tulis Shaverdian dalam sebuah pernyataan untuk menandai ulang tahun pertama pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh AS, sebagaimana dilansir dari FARS, Senin (4/1/2021). 

        Shaverdian menyampaikan, Soleimani adalah pria yang berjuang untuk kebebasan dan berjuang terlepas dari prasangka agama atau etnis, dan membebaskan Muslim dan Kristen dari cengkeraman ISIL. 

        Menurutnya, dunia tentu tidak akan melupakan adanya balas dendam keras dari segitiga setan yakni Amerika Serikat, rezim Zionis, dan ISIS yang sedang berlangsung.

        Perwakilan Yahudi Iran di parlemen, Siamak Mareh Sedq, mengatakan Martir Qassem Soleimani dan pembelaan sesama kombatannya terhadap Yazidi dan Kristen melawan ISIS menunjukkan semangat kemanusiaan dari martir besar ini.

        "Martir Qassem Soleimani adalah orang yang paling teguh melawan ISIS," kata Mareh Sedq dalam sebuah wawancara dengan FNA. Dia juga mencatat bahwa pembelaan besar martir Muslim ini bersama orang Kristen dan Yazidi di Irak dan Suriah membuktikan semangat kemanusiaannya. 

        Dia mengungkapkan, pembunuhan Letnan Jenderal Qassem Soleimani oleh musuh menunjukkan bahwa para pembunuh itu adalah pendukung utama ISIS. 

        Perwakilan dari orang-orang Kristen Asyur dan Khaldea di Parlemen Iran, Sharli Anuyeh Tekyeh, juga memuji Letnan Jenderal Qassem Soleimani atas perannya dalam memerangi terorisme, menekankan bahwa Muslim dan non-Muslim setara dengan upaya penyelamatannya dalam perang di ISIL.  

        "Dalam pertempuran melawan ISIS dan membela negara-negara melawan kelompok teroris [ISIL], Martir Qassem Soleimani tidak membedakan antara Muslim dan non-Muslim," kata Tekyeh kepada FNA yang menambahkan bahwa Jenderal Soleimani mewujudkan keadilan dan hak asasi manusia yang nyata.

        Dia mengatakan, Amerika Serikat adalah simbol terorisme negara yang jelas yang tidak mengabaikan tindakan tidak manusiawi untuk mencapai tujuannya. 

        Anggota parlemen itu menekankan bahwa Assyria dan Khaldea membela martabat nasional dan integritas teritorial Iran di samping rekan-rekan Muslim mereka.

        Seperti diketahui, Letnan Jenderal Soleimani meninggal dalam serangan pesawat tak berawak AS di Bandara Internasional Baghdad di Irak pada 3 Januari 2020. Serangan udara itu juga membunuh Abu Mahdi al-Muhandis. Keduanya menjadi martir dalam serangan udara Amerika yang menargetkan kendaraan mereka di jalan menuju bandara. 

        Lima orang Iran dan lima orang militer Irak menjadi martir oleh rudal yang ditembakkan pesawat tak berawak Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad.

        Pada 8 Januari dan setelah upacara pemakaman Jenderal Soleimani, Pasukan Dirgantara IRGC memulai serangan rudal balistik berat di pangkalan udara Ein Al-Assad Amerika Serikat di Irak Barat Daya dekat perbatasan dengan Suriah dan pangkalan udara yang dioperasikan AS di Erbil sebagai pembalasan atas pembunuhan Amerika Serikat terhadap Jenderal Soleimani.

        Ein Al-Assad adalah pangkalan udara dengan landasan pacu 4 km di ketinggian 188 m dari permukaan laut, yang merupakan pangkalan udara utama dan terbesar Amerika Serikat di Irak. 

        Laporan awal mengatakan sistem radar dan perisai pertahanan rudal di Ein Al-Assad gagal beroperasi dan mencegat rudal Iran. 

        Laporan tidak resmi mengatakan sistem radar pusat tentara AS di Ein Al-Assad telah macet oleh peperangan elektronik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: