Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Dari Wuhan, Bisnis Otomotif Konglomerat Dongfeng Motor Mendunia

        Kisah Perusahaan Raksasa: Dari Wuhan, Bisnis Otomotif Konglomerat Dongfeng Motor Mendunia Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dongfeng Motor Corporation adalah produsen mobil milik negara China yang memiliki markas pusat di Wuhan, Hubei. Ia merupakan salah satu dari tiga produsen mobil terbesar di China, bersama dengan First Automobile Works Group (FAW) dan Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC).

        Dongfeng memproduksi kendaraan konsumen dan komersial. Selain itu, ia juga merakit suku cadang dan bekerja sama dengan perusahaan asing seperti salah satunya Dongfeng Honda dan Dongfeng Nissan. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Jadi yang Ketiga di Prancis Justru Naikan Cuan BNP Paribas

        Sebagai salah satu manufaktur otomotif kenamaan China, Dongfeng masuk dalam daftar perusahaan raksasa Fortune Global 500 di urutan ke-100. Meski mengalami penurunan di tahun 2020, posisinya terlihat relatif aman dengan perolehan pendapatan 84,04 miliar dolar AS per tahun. Sementara perusahaan hanya memperoleh keuntungan senilai 1,32 miliar dolar dari tahun ini. 

        Posisi Dongfeng dalam daftar ini mengalami penurunan. Dengan pendapatan 90,93 miliar dolar di 2019, Dongfeng di tahun ini menduduki peringkat ke-82, cukup jauh dengan posisinya di tahun 2020.

        Seperti apa kisah perusahaan raksasa asal Wuhan ini? Pada Kamis (6/1/2021), Warta Ekonomi akan mengulas secara ringkas kisah tersebut dalam artikel sebagai berikut. 

        Raja otomotif dari Wuhan berdiri pada tahun 1969. Pemrakarsanya adalah Mao Zedong. Saat itu, Mao berharap dengan didirikannya Dongfeng di tengah-tengah China (Provinsi Hubei), bisa melindungi usaha-usaha China dari invasi asing. 

        Di awal perusahaan itu berdiri, nama yang dipakai bukanlah Dongfeng melainkan Second Automobile Works Corporation. Awal-awal produksinya adalah mobil jenis EQ240 Off-Road 2.5T.

        Memasuki pertengahan 1970-an, berdasar persetujuan Dewan Negara China, nama Second Automobile Works diubah dan dinamai kembali menjadi Dongfeng. Di tahun 1975, unit kedua bermodel truk berat EQ140 5T mulai diproduksi. Yang unik mobil ini secara nyata digunakan untuk militer hingga sipil.

        Antara 1978 hingga 1985 bersamaan dengan reformasi ekonomi China yang digaungkan oleh Deng Xiaoping, Dongfeng beralih bentuk dari produsen truk berat yang kerjanya terpisah-pisah menjadi satu perusahaan yang dikelola secara terpusat oleh pemerintah.

        Perubahan ini menempatkan semua operasi Dongfeng --dari pembuatan suku cadang hingga perakitan kendaraan-- dikontrol dan dikendalikan oleh satu entitas bisnis. 

        Pasca-1985, reformasi lebih lanjut terjadi yang memungkinkan otonomi yang lebih besar bagi Dongfeng. Perusahaan telah dikeluarkan dari kendali administratif langsung pemerintah pusat.

        Dongfeng secara signifikan tumbuh cepat. Pada pertengahan 1980-an, asetnya meningkat tiga kali lipat dari yang semula diberikan kepadanya oleh negara pada tahun 1981. Dari sini, manajemen menginginkan kapasitas produksi yang lebih besar. 

        Sayangnya pada 1995, perusahaan mengalami kesulitan keuangan seperti yang terjadi pada banyak pabrikan mobil China. Situasi yang lebih buruk dan memprihatinkan terjadi pada 1998. Sebagai responsnya, pada 1999, Dongfeng mulai merestrukturisasi perusahaan. 

        Hasilnya, seperti pada banyak perusahaan patungan Sino-asing, Dongfeng memulai sebagian besar kerja sama dengan perusahaan asing di awal 2000-an. Tapi dalam catatannya, tahun 1992 pernah berdiri Dongfeng Citroen Automobile Company yang menjadi cikal bakal Dongfeng Peugeot-Citroen Automobile Limited. 

        Tahun 2004, Dongfeng secara resmi menjadi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong. Dongfeng mengumumkan pada November 2006 bahwa mereka berniat untuk menjual kendaraan mereka di Jepang.

        Pada  2009, Dongfeng menjual 1,9 juta kendaraan peringkat kedua di antara pembuat mobil domestik dan ketiga secara keseluruhan. Setahun kemudian perusahaan tersebut menjual 2,72 juta unit, menjadikannya pembuat kendaraan paling produktif kedua di China. Ini melaporkan 1,72 juta penjualan kendaraan penumpang pada tahun yang sama.

        Angka produksi tahun 2011 menempatkan perseroan pada urutan kedua dalam hal volume produksi di pasar dalam negeri. Dongfeng memproduksi 3,06 juta kendaraan tahun itu. Dongfeng juga mendirikan fasilitas penelitian dan pengembangan pertamanya di luar China pada Oktober 2012 ketika mengakuisisi 70 persen saham di perusahaan teknik Swedia, T Engineering AB.

        Pada Desember 2013, Dongfeng dan produsen mobil Prancis Renault setuju untuk membentuk usaha patungan 50:50, Dongfeng Renault Automotive Co Ltd, untuk memproduksi mobil penumpang merek Renault untuk pasar China.

        Kedua mitra setuju untuk menginvestasikan 7,76 miliar yuan (1,27 miliar dolar) dalam usaha tersebut, yang menjadi usaha patungan keenam Dongfeng dengan pembuat mobil asing-- yang terbanyak dari semua pembuat mobil China.

        Pada tahun 2017, diumumkan bahwa Dongfeng Motor Corporation akan didirikan kembali sebagai perseroan terbatas, yang hanya berbeda dari anak perusahaannya Dongfeng Motor Group.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: