Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Derita Hidrosefalus, Tangan Kiri Lumpuh, Bayi Fauziah Butuh Bantuan Segera!

        Derita Hidrosefalus, Tangan Kiri Lumpuh, Bayi Fauziah Butuh Bantuan Segera! Kredit Foto: Foto/Sputnik/Pavel Lvov
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Bayi Fauzian Saepuloh menderita hidrosefalus. Ia hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur.  Bayi yang lahir secara prematur diusia kandungan 8 bulan 23 hari ini juga mengalami kelumpuhan di tangan kiri. Gejala awalnya sang anak sesak nafas dan kejang-kejang sebelum akhirnya didiagnosa idap hidrosefalus.

        Kondisi bayi ini terlihat mengkhawatirkan, kepalanya terus membesar dari awal lahir lingkaran kepalanya 37 cm. Sampai saat ini kepalanya mengalami pembesaran dari 6 Cm menjadi menjadi 47 Cm. Baca Juga: Perhatian! Penting Kenali Gejala Covid-19 Luar Biasa pada Bayi

        Berat badannya pun tidak normal hanya 3 kilogram dengan kondisi badan kecil dan kepala besar. Selain itu, dari lahir sang anak tidak pernah menangis sama sekali dan menyusuinya hanya menggunakan selang lewat mulut. Baca Juga: Viral Pasutri AS Lahirkan Bayi dari Embrio Beku, Secara Teknis 18 Bulan Lebih Muda dari Ibunya

        Saepuloh (36) ayah dari Fauzian mengatakan bahwa sang anak lahir di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung.

        "Iya, istri saya ngelahirin disana. Awalnya dikasih tahu sama dokter tangannya lumpuh. Kemudian dikasih tahu lagi kena hidrosefalus," kata Saepuloh kepada wartawan, Rabu (27/1/2021).

        Dia mengaku, anaknya kini berusia 26 hari dan membutuhkan perwatan secepatnya. Kemudian, saat berkonsultasi dengan dokter RSKIA sang anak harus dirujuk ke RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

        Sesampainya di RSHS, lanjut Saepuloh, dirujuk lagi ke RS Santosa. "Saya kemarin (25/1/2021) sudah daftar ke RS Santosa," ujarnya.

        Meski sudah daftar, ia belum bisa memastikan kapan sang anak akan dirawat. Kendati demikian, dia berharap anaknya bisa segera mendapatkan penanganan.

        "Saya ke Santosa kemarin, katanya tanggal 4 Februari disuruh datang kesana lagi buat mastiin. Mudah-mudahan bisa segera ditangani," harapnya.

        Saepuloh pun mengaku bingung soal pembiayaan. Pasalnya, dirinya hanya berprofesi sebagai pemain keyboard (pemain piano) diacara pernikahan dan hiburan lainnya.

        Dia mengaku, selama hampir sepuluh bulan sejak ada pandemi Covid-19 dirinya tidak mendapatkan pekerjaan tersebut.

        "Jujur sampai saat ini saya belum pegang uang sepeser pun. Saya bingung, belum ada panggilan manggung," ucapnya.

        Dengan ketegaran hatinya, Saepuloh dan sang istri Ina Siti Rohmah (21) tetap menyayangi sang anak dan akan terus berikhtiar mengusahakan biaya pengobatannya.

        "Saya dan istri saya menerima dengan lahir dan batin, saya akan terus mengusahakan kesembuhan anak saya," ungkapnya.

        Meski, berbagai usaha yang ditempuh belum membuahkan hasil. Ia hanya bisa berharap ada keajaiban dari sang pencipta agar anaknya bisa sembuh.

        Saat ini, sang anak tinggal di rumah Ma Ende nenek Saepuloh di Jalan Aki Padma, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat. Sebab, istrinya belum bisa mengurus anaknya akibat keterbatasan fisik, cacat kaki kiri dari lahir.

        Sebelumnya, Saepuloh tinggal disebuah kontrakan di daerah Warung Muncang, Kota Bandung dengan kondisi yang cukup miris. Pasalnya, kontrakannya tersebut berada didekat selokan sehingga yang mengakibatkan baunya masuk ke dalam.

        Dia juga berharap ada pihak yang mau mengulurkan tangan, khususnya Pemerintah Kota Bandung agar bisa membantu biaya operasi kepala sang anak.

        Jika ada dari anda  yang terketuk hati untuk membantu Fauzian Saepuloh bisa langsung menghubungi sang ayah Saepuloh melalui no teleponnya 0853-5128-7315.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: