Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jangan Kaget! Ini Langsung Dibongkar Gubernurnya: Kabupaten Bekasi Paling Buruk Prokesnya

        Jangan Kaget! Ini Langsung Dibongkar Gubernurnya: Kabupaten Bekasi Paling Buruk Prokesnya Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Berdasarkan penilaian yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama kepolisian, TNI dan kejaksaan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dinilai paling buruk dalam penerapan protokol kesehatan (Prokes).

        Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengatakan selama penerapan protokol kesehatan ini terdapat dua indikator utama untuk mengukur keberhasilan penegakkan hukum yaitu menggunakan masker dan menjaga jarak. 

        Baca Juga: Kecewa Berat, Ridwan Kamil Kecewa Gara-Gara...

        "Paling disiplin menggunakan masker Kota Cimahi, paling tidak disiplin Kabupaten Bekasi," kata Emil kepada wartawan usai rapat koordinasi penanganan pandemi Covid-19, di Markas Polda Jawa Barat, Selasa sore (2/1/2021).

        Emil menyebutkan, selain menjadi yang terburuk dalam penggunaan masker, Kabupaten Bekasi juga menjadi yang paling tidak disiplin dalam menjaga jarak.

        Baca Juga: Silang Pendapat Ridwan Kamil-Mahfud MD, Pengamat: 2024 Mulai Panas

        "Cimahi 90% lebih warganya disiplin menggunakan masker, Kabupaten Bandung ysng paling disiplin menjaga jarak, 90% lebih," katanya. 

        Emil meminta Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk berbenah. "Kabupaten Bekasi harus introspeksi untuk memperkuat kedisiplinan. Karena dua kategori dalam penegakkan hukum di masa PPKM," tegasnya.

        Meski demikian, Emil menyebut tingkat kedisiplinan masyarakat Jawa Barat pada masa PPKM ini sangatlah baik. Hal ini, terlihat juga dari jumlah kasus positif yang terus menurun. "Tingkat keterisian rumah sakit di Jawa Barat menurun. Keterisian sekarang di bawah 60%," ujarnya.

        Bahkan, meski terjadi penurunan pasien positif korona di rumah sakit, ia menuturkan pihaknya tetap menambah rumah sakit rujukan penyakit tersebut. Disinggung adanya data kenaikkan angka yang terpapar virus positif, menurutnya terjadi karena ada ketidakcocokkan.

        "Minggu lalu heboh, jangan menilai PPKM dari kasus aktif, karena mengandung data kurang akurat," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: