Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Niat Nyari Simpati Jokowi, Eh Mas AHY Malah Dikacangin, Kasihan Nih Ye...

        Niat Nyari Simpati Jokowi, Eh Mas AHY Malah Dikacangin, Kasihan Nih Ye... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Politik Fadhli Harahab menyoroti surat yang dilayangkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        Diketahui, surat tersebut dikirimkan AHY lantaran menduga adanya pihak dalam lingkaran Istana terlibat isu kudeta kepemimpinannya sebagai Ketum Demokrat. Baca Juga: Jokowi Cuekin Surat AHY, Demokrat: Ya... Tidak Apa-Apa

        Menurut dia, surat tersebut tidak akan dibalas orang nomor satu di Indonesia itu karena tidak penting.

        “Apa perlunya Presiden membahas dan membalas surat yang isinya urusan internal Partai Demokrat? Enggak ada pentingnya,” ujarnya, dikutip Pojoksatu.id, Jumat (5/2/2021). Baca Juga: Koar-Koar Kudeta, Ssst... AHY dan Demokrat Lagi Butuh 'Belaian' Jokowi

        Menurutnya lagi, surat yang dikirimkan AHY hanya ingin mendapatkan empati Presiden Jokowi. “Bisa jadi surat itu meminta agar Jokowi berbelas kasih, supaya Demokrat dan AHY jangan terlalu ditekan, jangan diganggu,” tandasnya.

        Istana menjawab

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan membalas surat yang dilayangkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait adanya dugaan upaya kudeta oleh orang-orang dilingkaran Presiden Jokowi.

        Hal tersebut dikatakan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno. 

        Ia mengatakan bahwa surat tersebut sudah diterima, dan tidak akan dibalas oleh Kepala Negara. "Jadi kami sudah menerima surat itu. Kami rasa tidak perlu menjawabsurat tersebut," katanya, di Jakarta, Kamis (21/2/2021).

        Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang namanya disebut-sebut dalam rencana kudeta, ia sudah menyatakan bahwa meski ia memang pernah bertemu dengan sejumlah kader dan bekas petinggi Demokrat namun ia tidak pernah berniat untuk melakukan kudeta di tubuh partai Demokrat.

        "Saya ini orang luar, tidak punya hak apa-apa gitu loh, yang punya hak kan mereka di dalam. Apa urusannya? Tidak ada urusannya, 'wong' saya orang luar," kata Moeldoko pada Senin (3/2).

        "Saya ini siapa sih? Saya ini apa? Biasa-biasa saja. Di Demokrat ada pak SBY, ada putranya mas AHY, apalagi kemarin dipilih secara aklamasi. Kenapa mesti takut ya? Kenapa mesti menanggapi seperti itu? Biasa-biasa saja begitu. Jadi dinamika dalam sebuah apa partai politik itu biasa," ungkap Moeldoko.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: