Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Duh! Lagi dan Lagi Laut Kita Dibobol Kapal China, Jangan Tanya Pak Prabowo, Percuma!

        Duh! Lagi dan Lagi Laut Kita Dibobol Kapal China, Jangan Tanya Pak Prabowo, Percuma! Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertahanan keamanan laut Indonesia kembali bobol. Sudah kesekian kalinya, kapal asing, khususnya berbendera China, masuk wilayah NKRI tanpa permisi. Haruskan kita minta komentar Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto? Sepertinya nggak usah, karena percuma saja. Prabowo biasanya diam saja soal yang beginian.

        Berdasarkan informasi, kapal perang militer China kepergok sedang berlayar di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) NKRI di perairan Laut Natuna Utara. Aksi kapal perang militer China masuk ke wilayah laut Indonesia terdeteksi oleh KRI Bontang 907. Kapal perang TNI yang berada di bawah Komando Armada (Koarmada) 1 TNI Angkatan Laut pada (4/2/2021).

        Baca Juga: Aksi Prabowo Subianto Menahan Diri Disamber Sujiwo Tedjo: Ya... Namanya Juga...

        Tak main-main, kapal perang China yang kepergok itu adalah Kapal Perang Xuchang 536. Kapal bertipe 054A/Jiangkai II-kelas Fregat. Saat dipergoki, kepal perang China itu berada sekitar 82, nautical mile (NM) dari Continental Shelf atau landas kontinen.

        Sedangkan jarak antara KRI Bontang 907 dengan Frigat Xuchang 536 cukup dekat, kedua kapal perang cuma berjarak 6,5 NM. Posisi kapal perang China teridentifikasi melalui Automatic Identification System (AIS) yang diaktifkan.

        Anggota Komisi I DPR, Syaifullah Tamliha menyayangkan terjadinya lagi kapal asing, khususnya China, masuk ke wilayah NKRI. Dia berharap, pemerintah bertidak tegas kepada kapal asing tersebut.

        “Harus diberikan tindakan tegas. Ini sudah kesekian kalinya. Tidak boleh lagi ada toleransi,” kata Tamliha, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

        Namun begitu, dia juga menyarankan agar adanya peremajaan terhadap kapal-kapal TNI Angkatan Laut. Jangan sampai, alutsista Indonesia ketinggalan zaman dan sulit mendeteksi ataupun menangkap kapal asing.

        “Kapal-kapal kita juga harus difasilitasi dengan amunisi yang memadai,” katanya.

        Dia juga menyayangkan batalnya agenda rapat dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam masa sidang III tahun 2021. Padahal, banyak hal yang harus dibahas, terutama masalah pertahanan dalam negeri.

        Namun, dia berharap agar kementerian yang dikomandoi Prabowo Subianto itu bersikap tegas terhadap kapal asing yang masuk NKRI. Apalagi, saat ini anggaran yang diberkan kepadanya cukup besar, Rp 137 triliun.

        Lantas bagaimana tanggapan netizen? Akun @bbmrachel misalnya, geregetan dengan maraknya kapal China yang masuk wilayah NKRI. “Terus kapal perang China diapain sama KRI? Ditegur terus, disuruh keluar atau didiamkan saja,” tulisnya. “Ya ditegurlah. Masa dibom. Kan kita takut,” timpal @syamil7altaf.

        Sementara akun @masagus47849257 menilai wajar Indonesia tak berani menangkap kapal China lantaran punya utang. “Dan akhirnya kapal kita pura-pura enggak lihat dan langsung ngeloyor pergi. Daripada nanti ditagih utang di tengah laut gimana? Bila dilempar ke laut semua oleh debt collertornya China,” tulisnya, sambil membubuhkan emoticon tertawa.

        Kapal China yang masuk ke Indonesia bukan kali ini. Sudah ada dua kasus sebelumnya. Pertama, Kapal Coast Guard (penjaga kapal) China dengan nomor lambung 5204 masuk Natuna pada Sabtu (12/9/2020), dan yang kedua, kapal Xiang Yang Hong 03 terlihat melakukan kegiatan yang mencurigakan di area sekitar Selat Sunda pada Kamis (14/1/2021).

        Xiang Yang Hong 03 sendiri dalam panggilan radio menyatakan bahwa mereka menemui kendala teknis dalam mengaktifkan AIS-nya sehingga mengakibatkan insiden itu terjadi. Pada Rabu (13/01/2021) malam, kapal itu dilaporkan telah meninggalkan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: