Peluang Besar ASEAN Pulihkan Ekonomi Pasca-pandemi Covid-19, Apa Saja?
Pandemi Covid-19 menghantam aktivitas ekonomi negara-negara Asia Tenggara di tahun 2020. Produk domestik bruto (PDB) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di tahun itu diperkirakan menyusut sebesar 4,2 persen secara keseluruhan.
ASEAN dan sejumlah negara mitra sangat terpukul oleh adanya pandemi Covid-19. Situasi ini memaksa banyak negara untuk melihat ke dalam terlebih dahulu.
Baca Juga: Wamendag Jerry: Indonesia Akan Maksimalkan Manfaat Perdagangan Jasa di ASEAN
Ketidakpastian ketika kasus positif naik di beberapa negara di kawasan, khususnya Indonesia sebagai yang tertinggi, dapat memperlambat pemulihan ekonomi. Bahkan di beberapa negara ASEAN lainnya, gelombang kedua pandemi tengah melanda. Atas dasar ini, prioritas pembangunan di kawasan mungkin berubah atau bergeser pasca-Covid-19.
Sayangnya, hal tersebut diperparah oleh adanya resesi ekonomi yang menghantam banyak negara. Empat mitra ASEAN tengah menghadapi resesi sepanjang pandemi berlangsung. Namun satu di antaranya yakni China dianggap sukses melewati kesulitan dengan mencatatkan pertumbuhan 6,5 persen di kuartal keempat. Di sisi lain, Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Uni Eropa mencatatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal yang sama dengan masing-masing minus 2,5, 1,4, dan 4,8 persen.
Meskipun demikian, ASEAN masih bisa memanfaatakan sejumlah peluang yang dimaksudkan untuk mengelola krisis dan memastikan pemulihan pasca-Covid-19. Peneliti senior Departemen Ekonomi, CSIS Indonesia, Dr Fajar B. Hirawan mengatakan bahwa kawasan masih punyak banyak peluang termasuk meningkatkan kapasitas ekonominya, seperti pembangunan infrastruktur untuk konektivitas dan teknologi digital.
"Selama pandemi, sektor informasi dan komunikasi tumbuh signifikan karena terbatasnya pergerakan orang ketika lockdown," katanya, dalam webinar yang diselenggarakan ASEAN CSIS dan Canada, dengan tema "Covid-19 and Efforts for Economic Recovery: Insights from ASEAN and Canada", Senin (15/2/2021).
Perekonomian ASEAN pasca-Covid-19 diprediksi mengedepankan kekuatan yang berbasis inovasi. Investasi dari mitra ekonomi strategis ASEAN dapat menguntungkan dalam mempromosikan reindustrialisasi, konektivitas, dan inovasi.
"Masa depan ekonomi adalah ekonomi yang berbasis inovasi atau less-contact," imbuh Fajar.
Sehubungan dengan itu, ada sektor-sektor yang menjadi prioritas investasi para mitra ASEAN di kawasan. AS dan Jepang mengucurkan uangnya untuk berinvestasi di sektor finansial dan aktivitas asuransi.
Di lain sisi, China dan Korea Selatan sama-sama memprioritaskan di sektor manufaktur. Sementara itu, Uni Eropa masih mengandalkan ritel jadi fokus utama investasi di ASEAN.
Meskipun hal ini patut dipuji, untuk memfasilitasi pemulihan ekonomi secara lebih efektif, ASEAN harus menjalankan fasilitas pemulihan usaha kecil dan menengah ASEAN, membuka alat pembiayaan khusus untuk perusahaan-perusahaan tersebut. Ini juga harus menetapkan aturan yang memastikan arus orang internasional, serta menangani proteksionisme perdagangan, yang dapat menghambat upaya pemulihan ASEAN.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto