Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mau Dibeli Pengusaha Roby Tan, Dalam Tiga Hari Harga Saham YELO Melejit 142%!

        Mau Dibeli Pengusaha Roby Tan, Dalam Tiga Hari Harga Saham YELO Melejit 142%! Kredit Foto: Passpod
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga saham PT Yeloo Intergra Datanet Tbk (YELO) sejak awal pekan ini terus menyentuh batas auto rejection atas karena melesaat sebesar 34% setiap harinya. Jika dihitung, dalam tiga hari saja harga saham YELO telah meroket hingga sebesar 142%. Saat ini, harga saham YELO bertengger di posisi Rp121 per saham setelah melesat 31 poin atau 34,44% dari Rp93 per saham pada perdagangan Selasa 23 Februari 2021. 

        Bedasarkan data RTI, sebelum menggeliat harga saham YELO sempat mati suri karena termasuk dalam saham gocapan yang merupakan batas paling bawah harga saham yang ditransaksikan sesuai dengan peraturan Bursa Efek Indonesia. 

        Saham YELO mulai bergerak setelah perseroan mengumumkan akan menerbitkan saham baru dengan HMETD. Perusahaan yang kerap disapa Passpod ini akan menerbitkan 1,99 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 5 per saham.

        Baca Juga: Alert, Guys! Bursa Minta Jangan Asal Beli Saham Bank Milik Akulaku dan Perusahaan Incaran Roby Tan

        Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/2), jumlahnya rights issueini setara dengan 262% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Yelooo. PT Artalindo Semesta Nusantara akan menerima Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang dimiliki oleh pemegang saham utama YELO, yaitu PT Agung Inovasi Teknologi dengan kepemilikan 42,06% dan PT Prima Network Distribution dengan kepemilikan 17,33%. Kedua saham tersebut mewakili 59,39% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh.

        Artalindo Semesta menyatakan akan melaksanakan HMETD yang diterima dengan memborong 695.000 saham dengan nilai nominal Rp 100.000 per saham atau 69,85% dari total saham yang disetor di Abadi Harapan Unggul. 

        Pengusaha Roby Tan akan bertindak sebagai pembeli siaga saham Yelooo. Robu Tan dan akan mengambil alih sisa saham HMETD yang tidak dimiliki masyarakat dengan menyetorkan saham Abadi Harapan Unggul melalui inbreng.

        Baca Juga: Meski IHSG Jungkir Balik, Saham-saham Ini Melaju Kencang! Salah Satunya Bank Taipan Tomy Winata

        Untuk memuluskan rencana ini, Yelooo akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 30 Maret 2021 untuk meminta restu.

        Passpod akan menggunakan dana rights issue setelah dikurangi biaya emisi untuk mengambil alih 97,99% saham PT Abadi Harapan Unggul. Berdasarkan penilaian harga, nilai akuisisi adalah Rp 97,5 miliar. Akuisisi tersebut akan dilakukan melalui proses inbreng. Yelooo akan menggunakan sisa dana rights isu untuk modal kerja.

        Jika masyrakat tidak melaksanakan rights issue, komposisi pemegang saham terbesar YELO adalah Artalindo Semesta sebesar 50,52%, Agung Inovasi Teknologi 11,62%, Jaringan Distribusi Prima 4,79%, dan publik 33,08%. 

        Lalu, pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD akan dikenakan dilusi maksimal 72,38% dari persentase kepemilikan saham di perseroan.

        Sekadar informasi, akuisisi Abadi Harapan Unggul akan menjadi transaksi material karena nilai transaksinya adalah 232% dari ekuitas Yelooo yang mencapai Rp 41,94 miliar per 31 Desember 2020. Abadi Harapan Unggul adalah perusahaan di bidang periklanan, grosir dan perdagangan eceran, dan e-commerce, dan percetakan umum.

        Alami Kerugian

        YELO mengalami rugi bersih Rp40,1 miliar pada akhir 2020, atau memburuk dibandingkan dengan tahun 2019, yang membukukan laba bersih sebesar Rp1,3 miliar. Sehingga rugi bersih per saham tercatat sebesar Rp105, atau memburuk dibanding akhir tahun 2019, yang mencatatkan laba bersih per saham sebesar Rp3,43.

        Hal itu disebabkan penurunan pendapatan bersih 94,45 persen menjadi Rp2,27 miliar, dibandingkan dengan akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp37,49 miliar.

        Baca Juga: Mal Terendam Banjir Jakarta, Pengusaha Ritel Telan Kerugian Ratusan Juta!

        Adapun beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp25,88 miliar, atau tumbuh 11,88 persen dibandingkan akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp23,13 miliar.

        Akibatnya, perseroan mencatatkan rugi kotor menjadi sebesar Rp23,61 miliar, atau memburuk dibandingkan akhir tahun 2019, yang mencatatkan laba kotor sebesar Rp14,36 miliar.

        Ditambah, pada tahun 2020, perseroan membukukan beban lain lain sebesar Rp14,28 miliar. Rinciannya, Cadangan Kerugian Penurunan nilai uang muka sebesar Rp10,143 miliar dan cadangan kerugian nilai piutang sebesar Rp1,3 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: