Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AHY Masih Santuy, Peran SBY Masih Kuat di Demokrat: Isu Kudeta Lewat...

        AHY Masih Santuy, Peran SBY Masih Kuat di Demokrat: Isu Kudeta Lewat... Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mencuatnya upaya kudeta Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau gerakan pengambilalihan kepemimpinan PD (GPK PD) membuat Ketua Umum Partai Demokrat membuat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun gunung.

        Lewat video berdurasi 39 menit, SBY memberikan pengarahan kepada pengurus dan kader Partai Demokrat di seluruh daerah.

        Baca Juga: Kudeta AHY, SBY Angkat Suara: Persekongkolan Mantan Kader Bermasalah, Bila Berhasil Demokrat Akan...

        Pengamat Politik Adi Prayitno menyebutkan, terjadinya kudeta di dalam Partai Demokrat bakal berdampak besar terhadap kader.

        "Pastinya, kalau kudeta terjadi pasti ada bersih-bersih loyalis SBY dan AHY. Namanya kudeta, pasti begitu," kata Adi saat dihubungi, Rabu (24/2/2021) malam.

        Kendati demikian, menurut dia usaha kudeta itu perlu dipikirkan secara matang. Pasalnya, untuk mengganti ketua umum saat ini terbilang sulit. Sebab masih ada peran Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang masih sangat kuat.

        "Siapapun yang mau melakukan kudeta, kalau masih ada SBY perlu fikir ulang," bebernya.

        Ia menilai adanya isu kudeta justru membuat seluruh elemen Partai Demokrat lebih solid menyongsong perhelatan politik Pemilu 2024. Terlebih usaha kudeta itu gagal, maka setiap kader yang membelot dapat diketahui.

        "SBY masih sangat powerfull pengaruhnya di Demokrat. Isu kudeta ini justru membuat Demokrat semakin solid dan menindak tegas siapa saja yang ingin membelot," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: