Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tenang, Beli Reksa Dana Secara Online Dana Tetap Aman

        Tenang, Beli Reksa Dana Secara Online Dana Tetap Aman Kredit Foto: Dok. TMB
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perkembangan zaman kini membuat segala hal menjadi semakin mudah, termasuk dalam hal berinvestasi. Salah satu pilihan investasi saat ini adalah reksadana yang menawarkan keuntungan menggiurkan. Sayangnya masih banyak masyarakat yang belum memahami cara berinvestasi yang satu ini. 

        Terlebih lagi saat ini ada produk reksa dana yang dibeli secara online, tidak melalui bank, tapi melalui Tokopedia, Bukalapak, Bareksa, Bibit, Ajaib, Moduit dan lainnya. Perlu diketahui, berdasarkan Peraturan OJK Nomor 39/POJK.04/2014 Tentang Agen Penjual Efek Reksa Dana, memberikan keleluasaan dalam pendirian perusahaan APERD. Jika dulu APERD identik dengan bank, melalui peraturan tersebut bisa perusahaan sekuritas, perusahaan asuransi, perusahaan pos dan giro, perusahaan pergadaian, perusahaan pembiayaan, dana pensiun juga bisa mengajukan izin sebagai APERD. Baca Juga: Ditengah Penurunan Suku Bunga, Reksa Dana Tetap Menjadi Opsi Investasi

        Muliadi Founder TMB (PT Tridana Mulia Berkarya) mengatakan, dengan berlakunya Surat Edaran OJK Nomor 51/SEOJK.04/2016 tentang Pelaksanaan Penjualan Efek Reksa Dana di Gerai Penjualan Efek Reksa Dana, menjadi dasar Perusahaan Teknologi Finansial untuk melakukan kegiatan pemasaran Efek Reksa Dana. Selain menjadi APERD, Perusahaan Teknologi Finansial juga dapat bertindak sebagai Gerai Penjualan Reksa Dana. Situasi sekarang memang telah berubah, kemajuan teknologi berkembang pesat, investor sekarang makin di mudahkan untuk berinvestasi di pasar modal, dan juga investor banyak pilihan.  Baca Juga: Optimistis, Trimegah AM Bidik Dana Kelolaan Rp500 Miliar dari Reksa Dana Indeks

        Lantas bagaimana resikonya, tentu dalam berinvestasi termasuk reksadana selalu ada. Namun mau beli di mana pun selalu ada risiko tergantung jenis reksadana yang di pilih. Maka sebelum memutuskan investasi reksadana secara online, pastikan mengetahui apa yang di maksud reksadana dan sesuaikan dengan risk profile calon investor. 

        “Detail mengenai reksadana yang di pilih bisa di lihat di prospectus dan ringkasan produk (fund factsheet),” jelas Muliadi, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/2/2021).

        Untuk calon investor yang pernah melakukan pembelian reksadana melalui bank harusnya bukan hal yang baru. Untuk dapat melakukan usaha menjual reksadana, sebuah perusahaan harus mengantongi izin usaha sebagai Agen Penjual Reksa Dana. Untuk memastikannya dapat dicek di tempat membeli reksadana online aman atau tidak dengan melihat izinnya, terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau tidak.

        Untuk diketahui, meskipun dibeli secara online, agen reksadana memiliki bank custodia, atau bank sebagai tempat untuk menyimpan dana reksadana dari investor. Jadi dana investor tidak di simpan di agen penjual maupun manajer investasi. 

        Selama ini banyak yang beranggapan membeli reksadana di bank saja, karena dianggap lebih aman, karena melalui screening dengan ketat oleh bank. Namun perlu diketahui, setiap institusi ada proses screening nya masing masing, dan banyak produk yang sama 100 % di jual oleh pihak bank bank maupun pihak online atau marketplace.

        Lalu bagaimana kita bisa mengetahui banwa investasi reksadana tercatat dan tersimpan di custodian. Mengacu kepada Surat Edaran OJK Nomor 1/SEOJK.04/2020 , efektif sejak tanggal 17 Februari 2021 penyampaian surat konfirmasi dan laporan berkala reksa dana dilakukan melalui website Acuan Kepemilikan Sekuritas ("AKSes") KSEI. Jadi, Bank Kustodian tidak lagi mengirimkannya ke email ataupun ke alamat korespondensimu. Dengan menggunakan Layanan AKSes KSEI, kita  bisa mengecek seluruh portofolio aset pasar modal yang dimiliki lewat berbagai agen penjual. Jadi, akan lebih memudahkan untuk memantau seluruh portofolio.

        “Lalu lebih bagus membeli lewat bank atau online, saya melihat nya bahwa masyarakat saat ini makin banyak pilihan dan penuh kemudahaan dalam melakukan investasi di pasar modal. Daan hal ini sangat membantu perkembangan pasar modal di Indonesia sendiri mengalami peningkatan yang lebih  pesat  lagi di tahun tahun berikut nya,” jelas Muliadi. 

        Muliadi menambahkan, terkait prospek situasi ekonomi Indonesia di 2021 ini, dari dalam negri dengan kebijakan suku bunga rendah dan banyaknya stimulus yang di gelontorkan oleh pemerintah, juga pelonggaran likuiditas oleh BI serta di bentuknya SWF yang bisa mendorong perbaikan investasi, hal juga terlihat pemerintah sekuat tenaga untuk melakukan vaksinasi secepat mungkin. 

        Belum lagi dari situasi global, yakni dari AS dimana DPR, Senat di kuasai democrat, sehingga memudahkan Joe Biden dalam mengambil keputusan, khusus nya terkait stimulus yang akan di gelontorkan AS atau yg kita kena kenal dengan quantitave easing. Dimana kita tahu hal ini sudah pernah terjadi saat krisis subprime mortgage  2008 di AS, saat itu  aliran dana dari negara maju menuju ke negara berkembang khususnya Indonesia akan kedatangan dana asing. 

        “Saya optimist pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dari 2020. Memang satu satunya ganjalan kita adalah seberapa cepat proses vaksinasi bisa di lakukan untuk bisa mengimbangi penyebaran covid 19 di tanah air. Saran saya, tahun 2021 kita bisa overweigh di saham kebanding di obligasi. Saham saham komoditas dan financial tentunya sangat menarik untuk kita cermati,” tutup Muliadi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: