Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demo Besar di Kampus Top AS Bukan Gerakan Anti Yahudi, Imam Masjid New York: Tolong Dibedakan

Demo Besar di Kampus Top AS Bukan Gerakan Anti Yahudi, Imam Masjid New York: Tolong Dibedakan Kredit Foto: Unsplash/Pascal Bernardon
Warta Ekonomi, Jakarta -

Imam Masjid New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali menilai resolusi yang dikeluarkan Kongres AS mengenai sikap kritis terhadap Israel sebagai bentuk anti agama Yahudi atau antisemit adalah upaya sesat.

"Anda boleh mengkritik pemerintahan Amerika dan akan diberi tepuk tangan karena telah menyampaikan kebebasan berpendapat dan berekspresi, namun jangan pernah melakukan hal tersebut terhadap pemerintah Israel,” tuturnya saat dihubungi di New York, AS, Jumat (3/5).

Pendiri Pesantren Nusantara Madani di Moodus, Amerika Serikat tersebut mengatakan kritik atau ketidaksukaan terhadap Yahudi disebut sebagai Anti-Semit.

Resolusi ini mengaburkan makna antara Israel dan pemerintahaannya dengan kebencian terhadap masyarakat Yahudi, padahal keduanya adalah dua entitas yang berbeda. 

“Resolusi tersebut ingin menegaskan bahwa kritik terhadap negara Israel merupakan bentuk kebencian terhadap penganut agama Yahudi.”

Sebagai warga negara Amerika, tuturnya, pengaburan makna antara Israel dan Yahudi seperti tertera dalam resolusi tersebut tidak dapat diterima berdasarkan dua alasan mendasar. 

“Pertama, Amerika sering diklaim sebagai negara besar dan bisa dibilang negara paling kuat di dunia. Namun mengapa para politisi Amerika, di hampir semua tingkatan, menempatkan Israel lebih tinggi dan lebih terhormat daripada Amerika sendiri? Apa sebenarnya alasan dibalik hal tersebut? Menurut saya, menempatkan negara lain di atas negara kita adalah suatu tindakan merugikan dan tidak menghormati Amerika.” 

Kedua, katanya, yang lebih penting adalah bahwa negara atau bangsa mana pun, meskipun negara tersebut mengklaim secara resmi menganut agama tertentu sebagai agama resminya, tidak dapat dianggap mewakili agama tersebut secara keseluruhan. 

“Israel meski mengaku sebagai negara Yahudi tidak bisa dilihat sebagai representasi agama Yahudi atau Yudaisme. Menjadikan Israel sebagai representasi suatu agama adalah penistaan terhadap agama tersebut. Seperti yang kita saksikan saat ini, Israel melakukan penindasan dan pembunuhan massal terhadap warga Palestina. Bagaimana mungkin dengan segala perbuatan jahat ini bisa disamakan dengan agama atau keyakinan?” 

Oleh karena itu, tuturnya, resolusi Kongres AS yang menyamakan kritik terhadap Israel dengan kritik terhadap Yudaisme tidak dapat diterima.

“Agama dan negara adalah dua entitas yang berbeda. Negara adalah entitas buatan manusia. Sedangkan agama diyakini sebagai entitas yang diilhami ketuhanan.”

Demonstrasi yang terjadi di kampus-kampus Amerika akhir-akhir ini bukanlah demonstrasi anti agama (Yahudi dan Yudaisme).

Faktanya, banyak dari mahasiswa dan dosen tersebut juga merupakan orang Yahudi dan mereka semua patut diapresiasi karena menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan.

Yang lebih penting lagi, mereka secara konsisten menjunjung tinggi nilai-nilai Amerika yang menghormati hak semua orang untuk hidup adil, bebas dan bermartabat.

“Lalu mengapa dianggap sebagai gerakan anti Yahudi? Karena itu, resolusi Kongres yang menyamakan kritik terhadap Israel dengan kritik terhadap Yudaisme tidak dapat diterima,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: