Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nggak Ada Takutnya Main Tuding Istana, Kelakuan Anak Buah SBY Langsung Dibongkar

        Nggak Ada Takutnya Main Tuding Istana, Kelakuan Anak Buah SBY Langsung Dibongkar Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Prahara Partai Demokrat telah menyita perhatian publik. Terlebih, mantan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Demokrat versi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ikut angkat bicara dan berusaha mengkait-kaitkan dinamika internal partai dengan pemerintah.Baca Juga: Ini Langkah SBY Usai Digerogoti Moeldoko di Deli Serdang

        Terlihat jelas bagaimana SBY mencantumkan jabatan KSP Moeldoko dalam pernyataan konferensi media massa. Ini sebuah narasi yang dibangun bahwa seakan ada keterlibatan pemerintah dalam dinamika internal Demokrat.

        Pengamat politik Abi Rekso Panggalih membaca bahwa group SBY sedang mencari kambing hitam terkait dinamika partai demokrat. Padahal kekecewaan akar rumput bertambah ketika AHY gagal menjadi Gubernur DKI Jakarta pada pilkada 2017 lalu. Banyak kader Demokrat di Jakarta yang mengemis jabatan ke Sandiaga Uno selaku Wagub. Baca Juga: Mas AHY Makin di Ujung Tanduk, Peserta KLB Demokrat Sudah OTW, Pak SBY Siap-Siap...

        “Coba dengar kader Demokrat akar rumput DKI Jakarta, mereka malu punya Ketua Umum Partai yang gagal Pilkada DKI Jakarta. Bagaimana mau jadi Presiden, kan udah pasti gak mungkin. Itu kekecewaan yang menebalkan rasa malu kader,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (9/3/2021). 

        Lebih lanjut, ia mengatakan citra publik Partai Demokrat yang dijubeli oleh kader-kader tanpa prestasi. Kader yang dipilih untuk menjadi juru bicara bukanlah kader terbaik.

        Seperti Andi Arief pernah tersandung kasus narkoba. Jansen Sitindaon caleg gagal dan Rachland yang hanya mengandalkan nama mantan aktivis HAM. Tidak ada yang punya prestasi elektoral. Ini juga menebalkan rasa malu banyak kader yang punya banyak prestasi.

        Kalau ditarik lagi kebelakang bagaimana SBY mengambil kepemimpinan partai dari tangan Anas Urbaningrum. Bahkan SBY yang saat itu menjabat sebagai Presiden juga turut memenjarakan Anas Urbaningrum sebagai dugaan kasus korupsi. 

        “Jadi kalau Pak SBY mengkait-kaitkan dinamika internal Partai Demokrat dengan Pak Jokowi ibarat orang mabuk dalam bis kota. Meluapkan ketidakstabilan mental, dan mencari kambing hitam. Padahal citra buruk dan delegitimasi internal sudah terjadi berlarut. Dan sekarang adalah puncaknya. KLB di Partai Demokrat bukan barang baru. Inilah ginetik partai yang sebenarnya.” tegas Abi. 

        Lebih lanjut Dia menekankan, seharusnya SBY mulai bercermin, karena banyak keputusasaan kader Demokrat terjadi akibat Pak SBY mempertahankan putra mahkota. Ditambah rasa malu yang tebal karena sikap-sikap elit yang minim prestasi. 

        "Barangkali kader-kader Demokrat ingin menyelamatkan perahu yang mereka bangun dengan memilih Moeldoko sebagai nahkoda baru," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: