Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sepak Terjang Zhong Shanshan Jadi Orang Terkaya di China, Miliarder yang Bukan dari Jagat Teknologi

        Sepak Terjang Zhong Shanshan Jadi Orang Terkaya di China, Miliarder yang Bukan dari Jagat Teknologi Kredit Foto: Twitter/ForbesAsia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Nongfu Spring dan pemilik Perusahaan Farmasi Biologi Beijing Wantai, Zhong Shanshan, saat ini memegang gelar orang terkaya di China. Pria berusia 66 tahun ini memiliki kekayaan senilai USD68,5 miliar (Rp987 triliun), menurut Indeks Miliarder Bloomberg. Zhong bahkan pernah menjadi orang terkaya di Asia, menggulingkan Mukesh Ambani dari India awal tahun ini.

        Sementara banyak miliarder China datang dari industri teknologi, Zhong justru memperoleh kekayaannya dari air minum kemasan dan perusahaan farmasi.

        Baca Juga: Anjlok Banget! Jack Ma Bukan Lagi Orang Terkaya di China, Ini Posisinya Sekarang!

        Satu hal yang dia bagi dengan banyak miliarder dunia adalah bahwa perjalanannya ke puncak tidak selalu berjalan mulus. Zhong harus memanfaatkan keuletan dan ketekunannya untuk mencapai semua yang dimilikinya hingga saat ini.

        Dilansir dari South China Morning Post di Jakarta, Rabu (10/3/21) Zhong lahir di Hangzhou pada tahun 1954 dan harus putus sekolah menengah pertama selama Revolusi Kebudayaan 1966-76 karena kemiskinan keluarganya. Dia akhirnya melakukan pekerjaan konstruksi untuk membantu keluarganya memenuhi kebutuhan.

        Pada tahun 1977, Zhong mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dan gagal saat pertama kali mencoba, lalu ia pun lanjut berkuliah di Universitas Radio & TV Zhejiang di mana dia menyelesaikan gelarnya dan bekerja pada waktu yang sama.

        Sejak 1984, dia menjadi reporter di Harian Zhejiang di mana dia mewawancarai lebih dari 500 pengusaha mandiri. Menulis tentang kewirausahaan mengawali mimpinya untuk mendirikan bisnis sendiri.

        Pada tahun 1988, Zhong pindah ke pulau Hainan di lepas pantai China selatan untuk memulai bisnis menanam jamur pertama, kemudian udang dan terakhir kura-kura. Di sela-sela  itu, ia juga bekerja sebagai agen penjualan di perusahaan minuman Wahaha, sebelum mendirikan Nongfu Spring pada tahun 1996.

        Pada 1999, Zhong berhenti menghilangkan mineral alami dari airnya dalam air minum kemasan. Sementara China adalah negara di mana sebagian besar air kemasan telah disuling secara tradisional, meski kurang baik bagi kesehatan. Karena itulah, ia berkonsentrasi pada penekanan pada manfaat air alami.

        Pada tahun 2007, Zhong berhasil membangun gagasan bahwa "air alkali yang lemah" dapat meningkatkan kesehatan Anda, dan pada tahun 2008, ia mencap Mata Air Nongfu membantu menghubungkan konsumen dengan alam melalui air mereka.

        Namun selama beberapa tahun berikutnya, Zhong dilanda beberapa kontroversi dengan media yang mempertanyakan kualitas airnya serta menyoroti bahan-bahan yang tidak dapat dimakan yang ditemukan di Mata Air Nongfu.

        Terlepas dari kemunduran ini, pangsa pasar air minum kemasan Nongfu Spring terus meningkat, mencapai 28,3% pada 2018, menjadikannya merek air kemasan paling populer. Perusahaan pun melaporkan pendapatan USD3,5 miliar (Rp50 triliun) pada 2019 dan memulai debut pasarnya pada akhir 2020 di Bursa Efek Hong Kong, melonjak 85 persen menjadi HK$39,80 dari harga IPO HK$21,50.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: