Bangkrut 16 Kali hingga Punya Utang Rp11 Miliar, Begini Cara Berto Saksono Kuat Mental Berbisnis
Berto Saksono Jati adalah Founder SB1M (Sekolah Bisnis 1 Milyar) yang merupakan komunitas berjumlah ribuan orang. Sejak dulu, Berto sudah berbisnis mulai dari berbisnis martabak saat SMA, membuka baju distro BLOOP dan ENDORSE.
Berto belajar bisnis dari kakaknya, Martin Sunu sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan berjualan stiker. Cara berjualannya pun gelar stiker di meja kelas dengan pasang tulisan Rp2.000 padahal modalnya dulu hanya 200 perak. Mulai dari situ, Berto senang karena merasa mendapat uang tak sesulit itu.
Baca Juga: Raup Profit Ratusan Juta Rupiah, Ini Rahasia Sukses Arief Budiman Nasuko Hanya Lewat Bisnis Dropship
Akhirnya, Berto pun ketagihan dan mulai jualan martabak saat SMA. Dari situ, Berto sadar bahwa bisnis tidaklah mudah karena dia ditipu, dan preman setempat sering makan martabak tanpa membayar sehingga bisnis martabaknya pun harus ditutup. Ditambah lagi, partner Berto berjualan sering berbohong dan minta uang, bahkan gerobak martabaknya pun sengaja dirusak.
Berto berjualan martabak selama satu tahun, ia pun merasa sedih saat harus membawa pulang gerobak rusak ke rumah. Sesampainya di rumah, satu per satu keluarganya membantu Berto membersihkan gerobak tersebut tanpa berbicara sepatah kata apapun. Berto merasa terharu, ia pun sadar betapa sayang keluarganya dengannya.
Tak lama, Berto menangis, mentalnya pun semakin kuat setelahnya dan ia bangkit membuka toko distro BLOOP di Tebet pada tahun 2003. Bisnis Berto pun berhasil cukup baik sehingga pada tahun 2005, Berto membuka bisnis lain yang bernama Endorse, disusul dengan DeJons Burger.
Demi mendongkrak penjualan, Berto sampai mengantar jaket kepada Nirina Zubir yang saat itu masih menjadi VJ MTV. Bahkan, Berto mengaku sebagai saudara Nirina demi jaket tersebut dipakai di acara TV.
Setelah jaket itu dipakai Nirina, keesokan harinya jaket tersbeut laku di toko Berto sampai 150 pcs per hari. Berkat itulah, Berto mulai endorse ke artis lain seperti Dian Sastro, Bagus 'Netral' yang lagi makan Indomie di Berkasi disambangi oleh Berto. Selain itu, pernah juga meng-endorse Ariel 'Noah' dan David 'Naif'.
Bahkan, artis Verlita Evelyn sampai datang ke rumah Berto saking terkenalnya brand buatannya. Setelah itu, keluarganya ikut bergabung ke dalam bisnis Berto.
Dan pada tahun 2007, Berto membuat restoran Nasi Bebek Ginyo lantaran cita-cita Berto membuat bisnis baru dalam setiap 2 tahun dan bisnis-bisnis ini masih ada hingga sekarang.
Meski terlihat mudah dalam berbisnis, pasalnya Berto mengatakan bahwa ia lebih banyak bangkrut daripada bisnis yang bertahan saat ini.
Saat tengah semangatnya berbisnis, Berto kerap mengikuti seminar-seminar kewirausahaan. Sampai ada satu pembicara yang mengatakan bahwa untuk berhasil, paling tidak harus bangkrut tujuh kali. Setelah itu, Berto mencari cara agar bisa bangkrut 7 kali agar sukses. Tetapi, Berto malah bangkrut sampai 16 kali.
Hal ini karena menurut keluarga Berto, daripada berbisnis tapi tidak ada uangnya, lebih baik ditutup. Berto sendiri orang yang cukup nekat dalam berbisnis, ia tidak membuat business plan sehingga utangnya pernah sampai Rp11 miliar di usia 24 tahun.
Hal ini karena banyaknya investor berdatangan kepada Berto tetapi bisnis yang dijalani Berto justru banyak gagalnya. Pernah ada seorang investor yang memberikan Rp2 miliar tanpa ada surat perjanjian.
Pada tahun 2009, semua bisnis Berto hancur dan meninggalkan utang Rp11 miliar padahal segala cara promosi telah ia lakukan sehingga harus menjual semua properti bisnis.
Dalam wawancara dengan Christina Lie di video yang bertajuk "Founder SB1M dan Pemilik Distro BLOOP ini BANGKIT dari BANGKRUT 16x dan HUTANG 11M | Christina Lie", Berto sendiri sempat mengenang almarhumah adiknya, Widya. Pasalnya, adiknya inilah salah satu otak di balik kesuksesan BLOOP. Kata-kata yang diingat Berto dari adiknya adalah "Perlakukan konsumen seperti pacar yang suka diperhatikan".
Sayangnya, Widya terkena autoimun karena terlalu hobi bekerja. Widya bahkan bisa tidur jam 6 pagi dan bangun di 7 pagi untuk bekerja dan Widya sudah tiada sejak November 2018.
Saat itu, bisnis Berto sendiri sedang kurang baik. Ia harus membayar supplier dan membantu pengobatan Widya. Berto sampai menyambangi investor karena telat bayar dan sebagainya. Karena itulah, bisnis distro BLOOP dan Endorse digabung menjadi BLOOPENDORSE.
Setelah itu, banyak bisnis Berto yang beralih ke online karena zamannya sudah serba online. Lalu, Berto membuat sistem agar bisnisnya bisa ia tinggalkan. Ia pun pernah datang ke cabang distro lainnya, lalu ada pegawai yang tidak tahu bahwa Berto adalah pemiliknya. Di situ, Berto justru merasa senang karena sistem yang ia buat berjalan.
Jika ingin memulai bisnis, mulai aja dulu. Lalu, setelah 3 bulan mulai lah membuat sistem. Jangan merasa seperti superman yang apa-apa bisa dilakukan sendiri. Harus berani untuk membuat tim dan disusul dengan membuat Sistem Operasional Prosedur (SOP).
Lebih lanjut, demi karyawannya bisa berkembang, karyawan Berto pun dipersilakan untuk mendesain baju sendiri dan dijual sendiri di toko BLOOP sehingga karyawan akan merasa kenyamanan seperti bekerja di toko pribadi. Lalu, lakukan meeting internal secara teratur. Setelah semuanya berjalan baik, barulah membuat cabang baru.
Jika bisnis berjalan secara online, membuat cabang baru sama dengan memiliki reseller. Menurut Christina Lie yang sudah memiliki ribuan reseller di seluruh Indonesia, berikan keuntungan terlebih dahulu kepada reseller seperti diberikan konten Instagram jualan, copywriting hingga konten untuk Instagram story.
"Berikan reseller keuntungan dulu, toh keuntungan itu akan kembali lagi ke kita," ujar Christina Lie.
Selain itu, buat grup reseller agar sesama reseller bisa sharing ilmu. Tambahan dari Berto, jika ingin sukses, selain berusaha, jangan lupa sedekah dan berdoa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: