Yang Sabar Pak SBY, Dengarin Nih Balasan dari Pasukan Moeldoko: Jangan Drama, Ini Karma!
Panitia Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, atau Demokrat kubu Moeldoko, Ilal Ferhard, merespons video Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berbicara mengenai sahabat yang melukainya.
Menurut dia, pernyataan SBY tersebut merupakan sikap kepanikan kelompok Cikeas terhadap KLB di Deli Serdang.
"Terus terang saya melihat di satu sisi, kepanikan Pak SBY dalam menyikapi KLB ke-VI Deli Serdang, Medan. Jadi ini satu kepanikan yang tidak pernah dia pikirkan karena selama ini hierarki oligarki kekuasaan Cikeas ini beliau pikir selama-lamanya bisa beliau pertahankan," ucapnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/3/2021).
Baca Juga: Lagu Klasik, SBY Curhat Bikin Podcast: Sedih Demokrat Diacak-acak Sahabat Kacang Lupa Kulitnya
Menurut dia, SBY merasa KLB telah menyakiti dirinya. "Jadi di luar dugaan beliau sehingga beliau menganggap ini satu kezaliman yang dilakukan oleh anggota KLB Deli Serdang ini kepada Pak SBY dan pada putra-putranya," sambungnya.
Lanjutnya, ia menyebut apa yang telah terjadi pada SBY saat ini merupakan sebuah balasan atau karma atas tindakan SBY terdahulu.
"Tapi yang jelas, tanpa disadari, ini adalah bagian dari karmanya Pak SBY sendiri. Karma yang dilakukan beliau terhadap orang-orang yang pernah dia zalimi," ujar Ilal.
Baca Juga: Lagu Klasik, SBY Curhat Bikin Podcast: Sedih Demokrat Diacak-acak Sahabat Kacang Lupa Kulitnya
Sambungnya, "Dengan adanya video tersebut maka dia membuat satu drama, drama lagi nih, jadi banyak drama yang dibuat beliau, dramanya itu dibuat seolah-olah beliau terzalimi oleh sahabat-sahabat lama. Sebetulnya, saran saya, Pak SBY jangan buat drama-drama lagi," ucapnya.
Baca Juga: SBY Sentil Keadilan Datang Terlambat, Pengamat: Ekspresi Hadapi Situasi Demokrat
"Artinya, mengakui saja 'selama ini saya telah berbuat zalim kepada sahabat-sahabat saya'. Jadi dibalik, jangan dibuat seolah-olah sahabat-sahabat menzalimi dia, salah," imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat video podcast. Isinya, cerita tentang sahabat yang melukai. Video podcast SBY itu berjudul Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Lambat, Tapi Pasti. Video tersebut ditayangkan di akun YouTube Susilo Bambang Yudhoyono.
Gambar SBY mengenakan pakaian warna ungu menghiasi background video tersebut. Di belakangnya, terlihat hamparan bintang. Di pojok kanan atas tertulis judul videonya.
"Kebenaran dan keadilan datangnya sering lambat, tapi pasti," begitu kalimat pembuka dalam video tersebut. Lalu, SBY bercerita tentang kondisi Cikeas seperti kota mati dan mencekam. Kemudian, dia juga kembali mengingat almarhum Ibu Ani.
Kemudian, SBY ngomong soal cobaan yang sedang dialaminya. SBY juga mengungkit adanya sejumlah sahabat yang telah melukai orang-orang yang mencintai dan berjuang di sebuah partai politik.
"Dalam kekuatan iman yang kumiliki, aku bertanya kepada Sang Pencipta, juga mengadu, mengapa cobaan ini mesti datang seperti ini. Perbuatan dan perlakuan sejumlah sahabat yang sangat melukaiku, juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik, yang selama 20 tahun aku juga ikut bersamanya," katanya.
Baca Juga: Makin Ketahuan Belangnya SBY, Nggak Kebayang... Masa Eks Petinggi FPI Mau Ngebelain AHY
Selanjutnya, SBY mengungkit praktik politik yang menghalalkan segala cara dengan menggunakan kekuasaan. "Sesuatu yang menabrak akal sehat, etika, dan budi pekerti. Juga bertentangan dengan sifat keperwiraan dan kekesatriaan," ujarnya.
SBY sedih, Partai Demokrat yang didirikan, serta pernah dipimpin dan dibesarkannya, diacak-acak. Padahal, saat kuasa ada di dalam tangannya, SBY mengaku tidak pernah melakukan hal tak terpuji seperti itu.
"Tapi, itulah hidup. Itulah takdir. Itulah dunia kita. Namun, kau tak perlu berkecil hati. Tidakkah kau telah melalui berbagai cobaan dan ujian, dan kau mampu mengatasinya? Ingat bersama kesukaran ada kemudahan. Setiap masalah ada solusinya," SBY menghibur dirinya.
SBY menyinggung era politik sekarang. Menurutnya, politik sekarang banyak fitnah, pembunuhan karakter, berita bohong serta muslihat dan tipu daya. Banyak yang berduka dan menjadi korban.
"Terkadang uang dan kekuasaan menyatu, menjelma menjadi kekuatan maha dahsyat yang bisa melindas dan menggilas siapa saja. Menghalalkan segala cara bukanlah sebuah aib dan pertanda matinya etika," ujarnya.
Video yang terlihat penuh kesyahduan itu ditutup dengan kalimat harapan dan doa. "Kepada Mu aku berserah diri dan kepada-Mu aku memohon pertolongan." Di kanan video tertulis, Cikeas, 15 Maret 2021, di kiri foto SBY menunduk sambil mengangkat kedua tangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil