Pemerintah Indonesia telah mengambil slot orbit 146 Bujur Timur guna memasang SATRIA-1 (Satelit Republik Indonesia Satu) pasca mendapat persetujuan Radio Regulations Board (RBB) International Telecommunication Union (ITU).
RBB mengizinkan permohonan pemerintah yang ingin memperpanjang masa penggunaan filling PSN-146E untuk SATRIA-1. Hasil proposal itu terbit di situs ITU pada 31 Maret 2021.
"Permohonan perpanjangan masa laku filling satelit ini telah disetujui oleh RBB ITU," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, Selasa (6/4/2021).
Baca Juga: BTC Terus Tumbuh, Industri Kripto Jadi Ramai Guyuran Investasi Loh
Setelah itu, Kemenkominfo menggelar pertemuan intensif dengan Kemenlu, perwakilan tetap Republik Indonesia di Jenewa, BLU Bakti, dan PT PSN; demi menggodok proposal dan dokumen pendukung permohonan dalam sidang itu.
Pada akhirnya, proposal permohonan itu mendapat lampu hijau RBB ITU. "Indonesia punya jangka waktu 7 bulan untuk perpanjangan izin filling orbit hingga 31 Oktober 2023," kata Johhny.
Karena berhasil memperoleh izin, Indonesia berhasil menghindari biaya tambahan sekitar Rp130 miliar (9 juta dolar AS) yang berguna untuk penempatan floater, imbuhnya.
Ia berkata, "Perpanjangan filling selama 7 bulan ini menghindari biaya tambahan untuk penempatan floater."
Perpanjangan pun tak akan menganggu waktu peluncuran dan waktu operasional SATRIA-1 yang rencananya akan berlangsung pada kuartal IV 2023.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna