Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AHY Dinilai Pansos Nunjuk-nunjuk Jokowi, Strategi Politik Playing Victim Keluarga Cikeas Nggak Laku!

        AHY Dinilai Pansos Nunjuk-nunjuk Jokowi, Strategi Politik Playing Victim Keluarga Cikeas Nggak Laku! Kredit Foto: Viva
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Garda Demokrasi 98 menilai langkah politik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menuding Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) intervensi partainya merupakan langkah pansos politik. Sebab, Demokrat dianggap sedang meredup.

        Sekretaris Jenderal Garda Demokrasi 98, Azwar Furqudyama mengatakan AHY bersama antek-anteknya terlalu berlebihan atau lebay dalam berpolitik. Karena, AHY bersama barisannya sempat menyebarkan fitnah kalau Presiden Jokowi intervensi partai berlambang mercy.

        Baca Juga: Elite Demokrat Tiba-tiba Ngomong Pos Menteri Investasi Bakal Ditempati AHY

        "Sekarang antek-anteknya tuding Jokowi berkhianat. Tidak usah lebay dan pansos elektabilitas Pak Jokowi yang masih tingggi," kata Azwar pada Jumat, 16 April 2021.

        Menurut dia, rakyat sudah bosan melihat strategi politik playing victim keluarga AHY untuk meraih simpati publik. Tampaknya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan AHY punya ambisi pribadi memiliki partai untuk kepentingan keluarga.

        “Tapi ini kok partai aja mau dimiliki pribadi, kan keliatan banget ambisi bapak dan anak untuk melanggengkan nepotisme. Sejahat-jahatnya Hitler, enggak pernah daftarin Partai Nazi sebagai milik pribadi,” ujarnya.

        Ia mengatakan menjadikan partai sebagai aset milik pribadi atau keluarga, tentu langkah mundur bagi demokrasi. "Partai politik itu konsensus publik sebagai salah satu pilar demokrasi, itu adalah sina qua non publik, yang mutlak harus ada di ruang publik," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: