Wacana reshuffle Kabinet semakin berhembus kencang, bahkan pihak Istana pun ikut membenarkan hal tersebut. Dikabarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan lama lagi akan melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
Diketahui, Presiden Jokowi pernah memlih Rabu Pahing sebagai momentum untuk reshuffle kabinet. Lantas apakah Jokowi akan kembali memilih Rabu Pahing yang jatuh pada tanggal 21 April 2021, besok? Baca Juga: Kata Moeldoko Soal Reshuffle Kabinet Jokowi: Hanya Presiden...
Terkait itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa reshuffle akan dilakukan sebentar lagi.
Namun, pihaknya meminta kepada publik untuk bersabar menunggu keputusan Presiden tersebut.
"Tunggu aja, sebentar lagi," katanya, seperti dilansir detikcom, Selasa (20/4/2021).
Namun sayangnya, Ngabalin lagi-lagi tidak menjelaskan secara rinci kapan waktu tepatnya Presiden Jokowi melakukan pergantian kabinet. Baca Juga: Warganet Geruduk Andi Arief Gara-Gara Minta Jokowi Rekonsiliasi Kasus Habib Rizieq
"Nggak lama lagi, insyaallah," ujarnya.
"Hmmm, mungkin satu jam ke depan kita telepon ulang ya, terima kasih," tutup Ngabalin.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani meminta semua pihak untuk tidak perlu mendramatisir kabar tentang akan dilakukannya perombakan (reshuffle) kabinet Indonesia Maju termasuk dari Ali Ngabalin di lingkara Istana Negara.
"Jadi PPP meminta, termasuk yang di lingkaran Istana seperti Bung Ngabalin, jangan malah mendramatisir soal reshuffle tersebut, termasuk soal waktunya," kata Arsul saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (14/4/2021). Baca Juga: Jokowi Pantang Mundur Meski Bakal Habiskan Rp500 Triliun Buat Bangun Ibu Kota Baru
Wakil Ketua MPR itu mengatakan, soal reshuffle ini bukan hal yang luar biasa bagi partainya. PPP tidak ingin melihatnya sebagai momen politik secara berlebihan, apalagi ikut menjadikannya sebagai sebuah spekulasi politik.
Anggota Komisi III DPR itu juga menganalogikan kabinet pemerintahan itu seperti tim sepakbola. Bedanya, jika di sepakbola yang menjadi komandan dan bertanggung jawab atas timnya adalah pelatih, jika di kabinet adalah Presiden.
"Nah, kalau yang jadi komandan melihat bahwa kinerja atau irama anggota tim-nya sudah tidak sesuai yang dikehendakinya atau ingin menekankan gaya bermain tertentu yang berbeda, ya maka wajar dilakukan penggantian," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil