Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Alamaak! Cuan Perusahaan Larutan Cap Kaki Tiga Anjlok Drastis, Gara-Gara Kebakaran?

        Alamaak! Cuan Perusahaan Larutan Cap Kaki Tiga Anjlok Drastis, Gara-Gara Kebakaran? Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Kino Indonesia Tbk (KINO) membukukan laba bersih sebesar Rp113,69 miliar sepanjang tahun 2020. Nilai tersebut merosot tajam hingga 78,16% dari laba bersih tahun 2019 lalu yang mencapai Rp520,44 miliar.

        Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, penurunan keuntungan tersebut sejalan dengan penjualan yang lebih rendah pada tahun 2020. Secara tahunan, produsen Larutan Cap Kaki Tiga ini mencatat penurunan penjualan sebesar 14,10% dari Rp4,68 triliun pada 2019 menjadi Rp4,02 triliun pada 2020. Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, 21 April 2021: Paling Ambruk di Asia dan Dunia!

        Produk perawatan tubuh menyumbang penjualan terbesar bagi KINO, meski angkanya menipis dari Rp2,19 triliun pada 2019 menjadi Rp2,04 triliun pada 2020. Kemudian diikuti oleh produk minuman yang juga menurun dari sebelumnya Rp1,76 triliun menjadi Rp1,53 triliun.  Baca Juga: Update Harga Emas 24 Karat Hari Ini, 21 April 2021: Diskon Jumbo!

        Penjualan produk makanan secara tahun ke tahun terpangkas dari Rp424,31 miliar per Desember 2019 menjadi Rp414,06 miliar per Desember 2020. Penurunan paling tajam terjadi di produk farmasi, yakni dari awalnya Rp273,62 miliar menjadi hanya Rp32,29 miliar. Penjualan produk makanan hewan menipis dari Rp21,32 miliar menjadi Rp11,04 miliar.

        Sejumlah faktor melatarbelakangi penurunan laba bersih KINO secara signifikan pada tahun 2020 lalu, salah satunya insiden kebakaran yang melanda pabrik KINO di Cikembar, Sukabumi pada Februari 2020 lalu. Akibat kejadian tersebut, KINO membukukan kerugian atas persediaan dan aset tetap yang terbakar sebesar Rp1,17 miliar. 

        Selain itu, KINO juga menanggung penurunan nilai dari entitas asosiasi dari yang awalnya Rp0 pada 2019 menjadi Rp2,53 miliar. Sejumlah pos beban juga mengalami kenaikan, seperti beban umum dan administrasi naik menjadi Rp496,78 miliar pada 2020 serta beban bunga yang melonjak dari Rp83,25 miliar pada 2019 menjadi Rp137,91 miliar pada 2020. 

        Meskipun demikian, KINO telah menekan beban penjualan dari awalnya Rp1,46 triliun menjadi Rp1,22 triliun. Pada saat yang sama, KINO mengantongi keuntungan dekonsolidasi dari entitas anak dari yang awalnya Rp0 menjadi Rp7,28 miliar pada tahun 2020. Laba selisih kurs juga mengalami kenaikan, yakni dari Rp103,26 juta pada 2019 menjadi Rp4,63 miliar pada 2020. Aset KINO tercatat bertumbuh dari awalnya Rp4,69 triliun pada 2019 menjadi Rp5,26 triliun pada 2020.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: