Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Double Gelar, Indonesia: Raja Minyak Sawit, Raja Biodiesel Dunia

        Double Gelar, Indonesia: Raja Minyak Sawit, Raja Biodiesel Dunia Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tidak hanya menjadi produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia juga menempati posisi sebagai produsen biodiesel terbesar di dunia. Indonesia merupakan negara produsen terbesar biodiesel di dunia dengan jumlah produksi mencapai 137 ribu barel minyak per hari, lebih tinggi dibandingkan angka produksi biodiesel Amerika Serikat, Brazil, dan Jerman.

        Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam forum diskusi RUU Energi Baru dan Terbarukan di Jakarta, Senin (26/4/2021).

        Baca Juga: Tahun 2021: 2.000 Ton IVO dari Petani Sawit Muba Siap Olah Jadi Bensa

        "Indonesia menjadi negara produsen biodiesel terbesar di dunia dengan kapasitas 137 ribu barel minyak per hari. Sementara, Amerika Serikat dengan 112 ribu barel, Brazil 99 ribu barel, dan Jerman 62 ribu barel minyak per hari," kata Airlangga.

        Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang terdiri dari campuran senyawa methyl ester dari rantai panjang asam lemak yang diperuntukkan sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel. Indonesia menggunakan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan baku utama biodiesel.

        Pemerintah bekerja sama dengan akademisi di Indonesia mencampurkan minyak sawit sebanyak 30 persen ke dalam minyak solar sehingga menghasilkan produk bernama B30 yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional, meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit, mengurangi konsumsi impor bahan bakar minyak, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

        "Dalam kerangka perubahan iklim, Indonesia berkomitmen akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dari business as usual dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030," kata Airlangga.

        Setiap tahun, angka produksi biodiesel di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang positif. Jumlah produksi biodiesel pada 2016 tercatat mencapai 3 juta kiloliter, lalu meningkat 300 persen menjadi 8,5 juta kiloliter pada 2020.

        Sementara itu, Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, mengatakan bahwa kenaikan harga indeks pasar minyak sawit dari waktu ke waktu telah mengakibatkan harga biodiesel cenderung lebih mahal dibandingkan harga solar. "Harga CPO makin meningkat, sedangkan CPO ini sebagai bahan bakar utama biodiesel yang mengakibatkan harga biodiesel relatif tinggi dibandingkan harga solar," kata Eddy.

        Pemerintah memproyeksikan insentif tambahan untuk program mandatori biodiesel pada tahun ini mencapai Rp46 triliun, seiring masih besarnya selisih antara harga minyak mentah degan harga minyak sawit.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: