Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anak-Anak Milenial Mulai Dukung Jenderal Moeldoko: Ini untuk Masa Depan Bangsa...

        Anak-Anak Milenial Mulai Dukung Jenderal Moeldoko: Ini untuk Masa Depan Bangsa... Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dibesarkan dalam era perkembangan massif teknologi tinggi membuat kalangan milenial lebih paham dan peduli arti kemajuan teknologi bagi nasib dan masa depan bangsa. Karena itu, berkenaan dengan fakta bahwa Indonesia telah memiliki kendaraan listrik bermutu tinggi dari hasil pengembangan dan kreativitas sendiri, wajar bila kalangan milenial pun dengan responsif mengapresiasi.

        Kebanggaan itulah yang tercermin dari pernyataan Koordinator Aliansi Milenial Muslim Indonesia (AMMI), Nurkhasanah, sehubungan dengan keberhasilan Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI Purn Moeldoko yang telah sukses membangun bus listrik dari nol, hingga saat ini berhasil memasuki generasi kelima dengan mutu terjamin setelah melalui berbagai macam uji coba pihak-pihak kompeten.

        Baca Juga: Petik Hikmah Besar saat Dijegal Moeldoko Cs, Ternyata Oh Ternyata Ini Maksudnya Mas AHY

        “Keberhasilan Pak Moeldoko membangun mobil listrik dalam bentuk bus, yang beliau namakan Mobil Anak Bangsa (MAB) patut kita apresiasi dan dukung. Itu jelas merupakan keberhasilan teknologi yang tepat di saat yang sangat pas,” kata Nurkhasanah, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/4/2021). Baca Juga: Usai Duduki Jabatan Ketua Umum, Sekarang Jenderal Moeldoko Bicara Masa Depan Indonesia

        Sebagai bagian dari kalangan milenial, Nurkhasanah mengaku bahwa pengembangan teknologi tersebut tidak hanya sangat sesuai dengan zaman, melainkan memiliki potensi pengembangan yang akan memengaruhi nasib bangsa ke depan. 

        “Dunia saat ini tengah demam mobil listrik karena orang semakin peduli dengan masa depan Planet Bumi. Jadi, kehadiran MAB yang menegaskan keberhasilan Indonesia untuk terlibat dalam pengembangan teknologi mobil listrik ini sangat patut diapresiasi,” kata dia.

        Ia menambahkan, keberhasilan Moeldoko tersebut dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia tidak mengalami decoupling alias tidak nyambung dalam pusaran pengembangan teknologi dunia. 

        “Itu artinya kita bukan saja hadir bersama negara-negara industri lain di tengah semaraknya perkembangan mobil listrik, malahan bahkan berpotensi menjadi salah satu pemain penting, mengingat kekuatan sumber daya alam kita,” ujarnya 

        Bagaimana pun, kata Nurkhasanah, kehadiran kendaraan listrik di Indonesia perlu diakselerasi, mengingat banyaknya keuntungan yang bisa didapatkan. Mulai dari kendaraan yang ramah lingkungan tanpa emisi karbon gas buang, sisi ekonomi di tengah permintaan mobil listrik yang terus naik, hingga sisi ketahanan energi nasional. 

        “Apalagi mobil listrik sangat efisien dari segi biaya, karena penggunanya tidak dibebani pembelian bahan bakar minyak (BBM) yang kian mahal serta minimnya biaya perawatan,” kata dia. 

        Yang membuat Nurkhasanah terharu, pengembangan mobil listrik itu dilakukan Moeldoko jauh sebelum dirinya menjadi KSP. 

        “Saya terkejut saat tahu bahwa pengembangan mobil listrik itu sudah dilakukan Pak Moeldoko sejak 2012, waktu beliau menjadi wakil gubernur Lemhanas. Saya kagum, betapa saat itu pun Pak Moeldoko sudah berpikir ke depan, dan meyakini bahwa baterai lithium atau baterai listrik itu adalah masa depan," kata Nurkhasanah. 

        Belum lagi Moeldoko pun membiayai semua proses dari nol dengan biaya dari kantong pribadinya. 

        “Padahal, untuk itu perlu mengirimkan tim berpuluh-puluh kali ke Tiongkok untuk belajar dan riset saja, sebagaimana yang kita dengar dari beliau. Itu yang membuat kami, generasi milenial kagum,” kata dia.

        Yang kian membuat AMMI bangga, konsumen bus listrik yang dikembangkan PT MAB itu di antaranya justru perusahaan Jepang, Mitsui, bangsa yang sebelumnya selalu menjadi kiblat Indonesia dalam teknologi kendaraan bermotor. 

        “Penggunaan MAB oleh perusahaan Jepang, Mitsui, yang digunakan di Paiton, dengan tidak adanya keluhan selama satu setengah tahun ini, harus membuat kita bangga. Apalagi bus listrik itu pun kian canggih karena sudah dibekali liquid cooling system yang memungkinnya melaju dengan bahkan sampai kecepatan 130 km/jam, dengan jarak tempuh kurang lebih 200 km untuk sekali pengisian baterei. Itu keberhasilan yang tinggi dan amat sangat patut diapresiasi seluruh bangsa," kata Nurkhasanah.

        Sebagaimana dilaporkan banyak media massa, kiprah Moeldoko dalam pengembangan bus listrik melalui PT MAB mengalami keberhasilan yang membanggakan Indonesia.

        Pengembangan dari nol, dengan awalnya memakai chasis bus Mercedes Benz, yang dimulainya sejak 2012 kini telah mencapai pengembangan generasi kelima yang memungkinkan kendaraan listrik yang lebih canggih dan nyaman. 

        Setelah puluhan ribu kilometer tanpa memunculkan keluhan, kini bus-bus listrik MAB digunakan dalam operasional di Bandara Soekarno-Hatta, jaringan PLN, kendaraan operasional PT Paiton, dan sebagainya. 

        Pada kesempatan deklarasi Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia atau disingkat Periklindo, organisasi tempat Moeldoko menjadi ketua umum, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (25/4) lalu, Kepala Staf Presiden itu juga mengatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan kendaraan untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus berdatangan.

        "Pada 2020 (ada permintaan) dari PPD (Perum Pengangkut Penumpang Djakarta) 130 unit. Garuda juga minta. Mitsui juga. Beberapa yang lain juga minta," ujar Moeldoko.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: