Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'Ngegas' ke Busyro Muqoddas, Ngabalin Rusak Citra Santun Jokowi

        'Ngegas' ke Busyro Muqoddas, Ngabalin Rusak Citra Santun Jokowi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menganggap, apa yang dilakukan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, merusak citra Presiden Joko Widodo yang santun. Ini terkait pernyataan Ngabalin yang menyebut otak sungsang ke Busyro Muqoddas.

        Busyro adalah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kritikan Busyro adalah terkait kondisi KPK saat ini, yang menurutnya justru mati di era Presiden Jokowi.

        Baca Juga: Ngabalin Balas Busyro Muqoddas yang Kritik Jokowi Soal KPK: Otak-Otak Sungsang...

        Ngabalin yang tidak terima dengan kritikan Busyro, yang sempat menjadi Ketua KPK itu, menyatakan bahwa statement tersebut dengan sebutan otak sungsang. Hingga pimpinan Muhammadiyah lain seperti Anwar Abbas mengkritik balik Ngabalin, tapi diresponsnya dengan keras juga.

        Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sunanto, mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Ali Mochtar Ngabalin tersebut justru merusak citra Presiden Jokowi.

        "Tambah ngegas akan memburuk keadaan dan citra Pak Jokowi yang santun karena kritik-kritik kan sah-sah saja tinggal dijawab dengan data lagi," kata pria yang akrab disapa Cak Nanto itu, kepada VIVA, Jumat 14 Mei 2021.

        Sikap Ngabalin sebenarnya sempat menyinggung warga Muhammadiyah. Cak Nanto juga merasa, apa yang ucapkannya ke Busyro tersebut sudah menyalahi etika.

        "Tapi mengatakan sungsang sudah berlebihan dan nggak beretika," katanya.

        Sebelumnya, Ali Mochtar Ngabalin menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap pandangan Busyro mengenai KPK yang mati di era Presiden Jokowi.

        "Otak-otak sungsang seperti Busyro Muqoddas ini merugikan persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan umat yang kuat dan berwibawa, kenapa harus tercemar oleh manusia prejudice seperti ini," tulis Ngabalin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: