Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos Shopee Buka-bukaan Soal Pendapatan, Paling Moncer dari Pasar Indonesia!

        Bos Shopee Buka-bukaan Soal Pendapatan, Paling Moncer dari Pasar Indonesia! Kredit Foto: The Straits Times
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sea Ltd., raksasa teknologi yang terdaftar di New York telah melaporkan pendapatan pada kuartal pertama lebih dari dua kali lipat karena pandemi Covid-19 terus meningkatkan permintaan untuk e-commerce dan hiburan digital di seluruh Asia Tenggara.

        Perusahaan yang terkenal lewat Shopee dan Garena ini melaporkan bahwa pendapatan kuartal pertama naik 147% menjadi USD1,8 miliar (Rp25,7 triliun) dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, Shopee, menyumbang USD922 juta (Rp13,1 triliun) dan Garena menyumbang USD781 juta (Rp11,2 triliun).

        “Kinerja kami yang kuat dalam hal pertumbuhan pengguna dan keterlibatan menunjukkan bahwa adopsi digital masih meningkat dengan sehat,” ujar ketua perusahaan sekaligus pendiri, Forrest Li. “Komunitas yang kami layani terus mendapatkan manfaat dari gaya hidup online.” tambahnya sebagaimana dikutip dari Forbes di Jakarta, Rabu (19/5/21).

        Baca Juga: Bakal Lahirkan 10.000 Eksportir, Kampus UMKM Shopee Ekspor Diresmikan Gibran

        Meskipun pertumbuhan pendapatan yang kuat, perusahaan yang berkantor pusat di Singapura ini tetap merah. Sea melaporkan kerugian bersih melebar menjadi USD422 juta (Rp6 triliun) pada kuartal pertama dari USD281 juta (Rp4 triliun) tahun lalu. Biaya operasional perusahaan berlipat ganda karena perusahaan meningkatkan upaya pemasaran untuk merebut pangsa pasar.

        Sea bersaing dengan saingannya, Grab dan GoTo yang baru bergabung untuk mendapatkan supremasi dalam perebutan aplikasi super Asia Tenggara. Perusahaan secara agresif mengembangkan bisnis e-commerce di seluruh wilayah, khususnya di Indonesia di mana baru-baru ini meluncurkan layanan pengiriman ShopeeFood, sambil meningkatkan layanan keuangan digitalnya.

        “Sektor layanan keuangan digital di wilayah kami masih dalam tahap awal dan berharap untuk mengembangkan lebih banyak kasus penggunaan, fitur, dan peluang pada waktunya,” kata Li. "Saat kami meningkatkan skala bisnis ini, kami akan menerapkan ketelitian dan disiplin yang sama dalam efisiensi seperti yang telah kami capai di seluruh bisnis kami sejauh ini."

        Pada tahun 2020, Sea memenangkan lisensi perbankan digital di Singapura dan mengakuisisi pemberi pinjaman Indonesia Bank BKE (Bank Kesejahteraan Ekonomi), yang rencananya akan diubah menjadi bank digital.

        Li mendirikan Sea dengan Gang Ye dan David Chen pada 2009, tahun ketiganya meluncurkan Garena. Pria 42 tahun ini berasal dari China tetapi kini dinaturalisasi menjadi warga negara Singapura.

        Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai USD7,1 miliar (Rp102 triliun), Li menduduki peringkat No. 7 di Daftar Orang Terkaya Singapura. Sementara mitranya, Gang Ye berada di peringkat 11 dan David Chen berada di peringkat 25.

        Kekayaan Li dan para pendirinya melonjak tahun lalu karena saham Sea meroket setelah konsumen beralih ke belanja online selama pandemi. Sea memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD118 miliar (Rp1.695 triliun), menjadikannya perusahaan paling berharga di Asia Tenggara.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: