Dikawal Polisi, Kaum Yahudi Israel Masih Bebas Kunjungi Situs Suci di Yerusalem
Polisi Israel mengawal sekitar 50 orang Yahudi ke situs suci mereka di Yerusalem pada Minggu 23 Mei 2021. Juru bicara polisi Israel Micky Rosenfeld mengatakan situs itu terbuka untuk kunjungan rutin.
Rosenfeld mengatakan, polisi telah mengamankan daerah tersebut untuk mencegah insiden kekerasan. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut. Sebelumnya polisi Israel terlibat bentrok dengan warga Palestina setelah sholat Jumat di Kompleks Al Aqsa.
Baca Juga: Tak Bisa Dibiarkan, Israel Harus Bayar Kejahatan yang Dilakukannya di Palestina Titik!
Bentrokan tersebut menandakan bahwa Israel telah mengkhianati kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada Jumat (21/5) pukul 2 dini hari waktu setempat.
Otoritas Islam yang mengawasi situs suci di Yerusalem, Waqf mengatakan, polisi mengusir pemuda Palestina dari Kompleks Al Aqsa. Polisi melarang umat Muslim di bawah usia 45 tahun masuk ke Al Aqsa.
Muslim yang hendak masuk ke Kompleks Al Aqsa diminta untuk meninggalkan kartu identitas mereka pada polisi di pintu masuk. Waqf mengatakan, ini adalah pertama kalinya orang Yahudi diizinkan mengunjungi situs suci mereka sejak 4 Mei, atau tepatnya sepekan sebelum pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas meletus di Gaza.
Baca Juga: Gencatan Senjata Tak Berarti Damai, Tanpa Tekanan Internasional Tak Ada Kompromi Israel-Palestina
Masjid Al Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam. Al Aqsa terletak di puncak bukit yang luas di Kota Tua Yerusalem, yang dihormati orang-orang Yahudi sebagai situs tersuci mereka.
Orang Yahudi percaya situs suci itu adalah lokasi kuil-kuil Alkitabiah. Situs ini sering menjadi tempat kekerasan Israel-Palestina dan merupakan episentrum intifada atau pemberontakan Palestina tahun 2000.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang Yahudi religius dan nasionalis yang mengunjungi situs tersebut. Warga Palestina khawatir Israel berencana untuk mengambil alih kompleks atau partisi itu. Pemerintah Israel telah berulang kali mengatakan tidak berniat mengubah status quo, di mana Waqf mengawasi situs suci itu di bawah pengawasan Yordania.
Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada 10 Mei, sebagai pembalasan atas tindakan Israel yang merampas hak warga Palestina untuk beribadah di masjid al-Aqsa selama bulan ramadan. Selain itu, Israel juga telah mengusir paksa warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah.
Baca Juga: Meski Dihalau Amerika, PBB Tetap Nekat Kasih Warning Keras ke Israel dan Palestina
Sejak saat itu, Hamas dan Israel saling melakukan serangan dengan intensitas tinggi. Sekitar 4.000 roket telah ditembakkan dari Gaza sejak 10 Mei. Sebagian besar dari tembakan roket itu telah dicegat oleh pertahanan rudal Israel. Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.
Hampir 450 bangunan di Gaza yang berpenduduk padat telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit, sembilan pusat kesehatan perawatan primer dan kantor media. Sementara lebih dari 52 ribu warga Palestina telah mengungsi.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak tewas dan 1900 orang lainnya terluka dalam serangan udara Israel sejak 10 Mei. Sementara, Israel mengatakan, serangan roket Hamas telah menewaskan 12 orang dan melukai ratusan orang lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri