Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PHK di Mana-mana, Seleksi CPNS Batal, Luka Pengangguran Belum Ada Obatnya...

        PHK di Mana-mana, Seleksi CPNS Batal, Luka Pengangguran Belum Ada Obatnya... Kredit Foto: Antara/Fauzan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Angka pengangguran selama pandemi Covid-19 makin melambung jumlahnya. Di depan mata, ribuan orang terancam di PHK (putus hubungan kerja) akibat bisnis ritel banyak yang gulung tikar. Sementara, seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang jadi harapan buka lapangan kerja baru, malah batal. Saat ini, masalah pengangguran belum ada obatnya.

        Selama pandemi menghajar Indonesia, satu-persatu bisnis ritel berguguran. Mulai dari Ramayana, Matahari, Sogo, Pusat perbelanjaan Golden Truly hingga Centro. Yang terbaru, yakni PT Hero Supermarket Tbk, bakal menutup seluruh gerai Giant miliknya mulai Juli mendatang. Akibat keputusan itu, sekitar 7 ribu karyawan Giant terancam di PHK.

        Baca Juga: 7.000 Orang Terdampak Giant, Netizen Colek Menaker: TKA China Dikasih Kerjaan, Rakyat Sendiri Di-PHK

        Selain di bidang ritel, sektor bisnis lainnya juga tak beda jauh. Mulai dari yang skala besar, hingga sekelas UMKM, juga ikutan terkapar akibat setahun lebih dihajar Corona. Akibatnya, puluhan juta orang kehilangan pekerjaan karena tempatnya mencari bekerja bangkrut.

        Berdasarkan catatan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), ancaman PHK besar-besaran juga terjadi di beberapa perusahaan lain. Seperti beberapa perusahaan di Bekasi dikabarkan tutup, hingga PT Sri Rejeki Isman Tbk (Grup Sritex) terjerat kasus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

        Apabila Grup Sritex ini benar-benar bangkrut dan tutup, juga berpotensi menyebabkan PHK besar-besaran. Padahal jumlah pengangguran terus mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

        Pembukaan seleksi CPNS oleh Badan Kepegawaian Nasional (BKN) tentu saja jadi angin segar bagi para pengangguran. Awalnya, BKN mengumumkan seleksi CPNS akan digelar, hari ini (31/5). Namun, mendekati jadwal yang ditentukan, BKN mengumumkan seleksi CPNS batal. Akun Twitter milik BKN @BKNgoid, langsung kebanjiran pertanyaan dari warga dunia maya yang menanyakan kepastian itu.

        “#SobatBKN, Banyak sekali yang bertanya pada Mimin apakah tanggal 31 Mei 2021 akan ada pembukaan rekrutmen #CPNS2021 & #PPPK2021? Mimin tegaskan pada tanggal itu rekrutmen belum dibuka,” tulis akun Twitter @BKNgoid, Sabtu (29/5) lalu

        Badan yang dipimpin Bima Haria Wibisana itu juga belum bisa membocorkan, kapan pembukaan dan pendaftaran CPNS 2021 bakal benar-benar terealisasi. “Akan tiba waktunya Mimin bakal buka-bukaan tentang itu,” tambahnya.

        Sebelumnya, Kepala Pengembangan Sistem Seleksi (PPSS) BKN, Mohammad Ridwan menjelaskan, kenapa seleksi CPNS pada 31 Mei batal dilaksanakan. Kata dia, pembatalan dilakukan karena masih banyak yang harus dipersiapkan Panitia Seleksi Nasional (Panselnas).

        “Tanggal 31 Mei 2021 penerimaan #CPNS2021 #P3K2021 belum dibuka. Masih banyak persiapan yang dilakukan Panselnas. Pada saatnya, @BKNgoid akan menyampaikan pada publik,” sebut akun twitter Ridwan di @abiridwan2173.

        Dia meminta informasi pembatalan seleksi CPNS 2021 tidak ditafsirkan aneh-aneh. “Semua spekulasi dibuang jauh-jauh. Jangan habiskan energi untuk hal-hal tak berdasar. Apalagi sekadar menghimpun AdSense,” tegasnya.

        Informasi ini tentunya bikin pengangguran yang sudah antusias mempersiapkan diri menjadi calon abdi negara gondok. Di media sosial, mereka banyak menumpahkan kekecewaannya.

        “CPNS diundur? Cari part time aja kali yaa mmm,” tutur akun @Enaudannira. “Fix daftar CPNS akhir bulan ini ngeprank ye?” tutur akun @uyototo_. “Aku sebenarnya menunggu CPNS tapi diundur-undur. Udah coba lamar kerja sana sini via online belum ada tanggapan. Jadi aku melarikan diri dari getirnya status pengangguran ke S2,” beber @bad_bitjayeaye.

        Begitu pun akun @Escanor_dxy. Sampai sekarang rasa sakit dia karena di-PHK akibat Covid belum terobati. “Aku adalah salah satu korban yang merasa sakit hati banget karena Covid ini, meski bukan satu satunya. Pernah positif dan dikarantina di Wisma Atlet Jakarta. Dan saat itu juga kehilangan pekerjaan yang menyebabkan pengangguran sampai sekarang. Sakit hati yang sulit terobati,” ucapnya.

        “Rasa bosan jadi pengangguran sering muncul. Tetapi rasa bosan itu terobati ketika kawan-kawanku punya nasib sama sepertiku. Jadi aku termotivasi lagi untuk melanjutkan pengangguran ini,” timpal @Semion75193983 seraya menyertakan hastag #butuhkerja.

        Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengaku persoalan pembatalan seleksi CPNS hingga perusahaan gulung tikar berisiko menambah tingkat pengangguran. Di sisi lain, angkatan kerja bertambah di kisaran 2-3 juta orang tiap tahunnya.

        “Angkatan baru bakal bersaing dengan para korban PHK. Situasi ini kalau tidak direspons dengan kebijakan tepat, ya bisa mengakibatkan gejolak. Bukan hanya di ekonomi, politik dan keamanan juga,” tandas Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

        Ekonom senior INDEF, Didiek J. Rachbini berharap para pekerja yang terkena PHK dibantu untuk bekerja di perusahaan yang tumbuh pada masa Covid. “Seperti e-commerce, transportasi online, jasa-jasa pengantar, dan sejenisnya,” papar rektor Universitas Paramadina itu saat dihubungi, kemarin.

        Apakah jumlah mereka mampu mengisi perusahan tersebut? “Ya, nggak bisa. Kan sekarang krisis,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: