Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo Dapat Jempol Ingin Modernisasi Alutsista Rp1.700 T, Pengamat: Angka yang Sangat Kecil

        Prabowo Dapat Jempol Ingin Modernisasi Alutsista Rp1.700 T, Pengamat: Angka yang Sangat Kecil Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keinginan Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Prabowo Subianto memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) senilai Rp1.700 triliun ditanggapi beragam. Namun, banyak sekali yang mengapresiasi dan memuji Prabowo.

        Proyek jumbo ini menyeruak ke permukaan setelah pengamat militer Connie Rahakundini buka-bukaan di podcast mantan anggota DPR Akbar Faizal, Kamis (27/5).

        Baca Juga: Dahnil Tegaskan Raperpres Alpalhankam Belum Final, Ada Nuansa Kecemburuan Politik dengan Prabowo

        Ia mengaku banyak mendapat bocoran data dan laporan terkait program-program pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) setelah banyak bicara soal tenggelamnya Kapal Selam Nanggala-402.

        Dalam kabar yang beredar, program Prabowo ini tertuang dalam dokumen Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Kemenhan dan TNI tahun 2020-2024. Dalam Pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa rencana kebutuhan Alpalhankam Kemenhan/TNI sejumlah 124.995.000.000 dolar AS atau sekitar Rp 1.700 triliun.

        Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, memberikan penjelasan mengenai ini. Dia bilang, proyek yang tertuang dalam Raperpres Alpahankam itu masih dalam pembahasan. Belum final.

        Sejauh ini, kata Dahnil, Kemenhan baru mengajukan berbagai formula untuk melakukan modernisasi Alpalhankam. Istilah Kemenhan: reorganisir belanja dan pembiayaan Alpahankam. Ada formula ideal untuk anggaran tertentu pada postur pertahanan yang ideal. Lalu, ada pula formulasi moderat untuk postur pertahanan tertentu di bawah ideal.

        "Semuanya masih dalam proses pembahasan. Makanya, kita sangat sayangkan ada upaya politicking yang bernuansa fitnah dan political jealousy yang dilakukan pihak tertentu yang terang partisan," kata Dahnil, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

        Apakah proyek senilai Rp 1.700 triliun itu sudah direstui Presiden? "Perintah Presiden jelas kepada Pak Menhan. Beliau ingin melihat postur pertahanan Indonesia yang lebih baik dan modernisasi alutsista adalah keniscayaan," terang mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.

        Oleh sebab itu, sambung Dahnil, Kemenhan mencari formula belanja dan pembiayaan yang tidak membebani APBN dalam jangka panjang. Juga tidak mengorbankan prioritas belanja pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. "Nah, itulah yang beliau sebut sebagai reorganisir belanja dan pembiayaan Alpahankam," terang Dahnil.

        Untuk membahas program tersebut, hari ini Prabowo akan rapat dengan Komisi I DPR. "Betul, pukul 10," sebut Dahnil.

        Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengaku tak terkejut dengan anggaran jumbo itu. Menurutnya, untuk jangka 25 tahun, duit Rp1.760 triliun buat belanja alutsista itu, masih tergolong kecil.

        Jika rancangan itu disetujui Presiden, Khairul menerangkan, pemerintah bisa mengejar target belanja pertahanan maksimal 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) per tahun. Karena anggaran tersebut akan ditambah dengan anggaran pertahanan rutin sebesar rata-rata 0,78 persen dari PDB per tahun.

        Sementara, potensi PDB Indonesia selama 25 tahun, besarnya bisa mencapai lebih dari Rp375.000 triliun. "Angka Rp 1.760 triliun itu sangat kecil, yaitu 0,5 persen saja," tegasnya.

        Pengamat dan peneliti militer dari Binus University Curie Maharani juga mendukung. "Angka ini normal saja, cenderung konservatif," nilai Curie. Hanya saja, ia mengingatkan agar penyusunan rencana itu dilakukan bottom-up dengan melibatkan angkatan.

        Sedangkan yang menolak, salah satunya anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon. Politisi PDIP itu meminta Prabowo memberikan penjelasan gamblang ke publik untuk program super besar itum.

        "Kami minta Menhan menjelaskan secara rinci. Kami minta Menhan hadir (di DPR) agar tidak ada bias dan multitafsir terkait rancangan Perpres tersebut," kata Effendi.

        Di Twitter, ramai juga membahas isu ini. Akun @P3nj3l4j4h_id, membuat kultwit berisi penjelasan yang membela Prabowo. Termasuk mengirimkan link berita terkait penyataan Dahnil yang menyebutkan bahwa Alpalhankam tak membebani APBN.

        "Mba @ChusnulCh__ini ad info dr @Dahnilanzar tentang anggaran alutsista Rp 1.760 triliun. Nanti saya kasih tambahan informasinya sedikit di tread ini. Semoga nhgak ada yang anggap saya bajer Kemenhan. Karena saya nhgak mau program Jokowi dirusak oleh Connie Cs," kicaunya.

        "Kalau benar dibelanjakan, waduh hebat. Dana sebesar itu bisa menjadi negara terkuat persenjataan di Asia Tengara. Mungkin juga bisa 20 besar dunia," dukung @GhombunShmily.

        Akun @AGoeci menyarankan pelibatan BUMN dalam proyek raksasa itu. "Sudah seharusnya yang memasukkan alutsista itu BUMN seperti PT PAL, PT PINDAD, atau BUMN lain yang berada di bawah Kemenhan. Bukan pihak swasta," cuitnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: