Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berikut 7 Manfaat Program PSR yang Untungkan Pekebun Sawit

        Berikut 7 Manfaat Program PSR yang Untungkan Pekebun Sawit Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang diimplementasikan pemerintah Indonesia merupakan salah satu jalan pintas yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat, ditengah implementasi moratorium dan masifnya black campaign terkait isu deforestasi dalam pembukaan lahan perkebunan sawit.

        Tidak hanya itu, program PSR juga mampu menciptakan manfaat ekonomi yang dapat dirasakan oleh petani. Melalui webinar bincang pakar yang diselenggarakan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), salah satu peneliti PPKS, Rizki Amelia S.E., M.Si menjabarkan secara rinci terkait manfaat ekonomi program PSR. 

        Baca Juga: Miliki Fungsi Konservasi Air dan Tanah, Perkebunan Sawit Terlalu Ramah Lingkungan

        Pertama, PSR menjadi salah satu strategi dalam mengurangi ketersediaan stok minyak sawit sehingga dengan begitu harga akan cenderung stabil bahkan dapat mendorong adanya peningkatan harga di tingkat petani. Kedua, PSR dapat meningkatkan produktivitas sawit nasional seiring dengan peningkatan komposisi tanaman produktif. Ketiga, PSR dapat mengurangi biaya produksi TBS. Hal tersebut terjadi karena ketika usia tanaman sawit lebih dari 25 tahun maka ketinggian tanaman pun akan meningkat sehingga berisiko tinggi pada saat kegiatan panen sehingga mengakibatkan biaya panen yang dibutuhkan juga akan semakin tinggi. Impikasi dari tingginya biaya panen tersebut tanpa diiringi dengan peningkatan produksinya akan menurunkan profit yang didapatkan petani.

        Keempat, PSR dapat menghasilkan potensi biomassa. Selama proses peremajaan, petani sawit tetap mendapatkan penerimaan baik dari hasil pengelolaan limbah kebun sawit yang dihasilkan dalam proses penebangan dan land clearing maupun polikultur pada lahan sawit yang diremajakan. Pemanfaatan biomassa tersebut dapat dijadikan kerajinan lidi sawit, furniture hingga gula sawit yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang dapat dinikmati petani sawit. Kelima, PSR dapat meningkatkan pendapatan pekebun. Dengan melakukan peremajaan dan diiringi oleh pelaksanaan best management practice akan mendorong peningkatan produktivitas sehingga akan meningkatkan pendapatan pekebun.

        Keenam, dengan melakukan PSR maka akan mengurangi penggunaan benih illegitim karena dalam pelaksanaan PSR tanaman yang sudah tidak produktif akan digantikan dengan bahan tanaman/benih yang unggul. Perlu diketahui bahwa penggunaan benih illegitim dapat menurunkan potensi produksi TBS hingga 50 persen. Ketujuh, dapat mendukung ketahanan pangan melalui intercropping tanaman sawit dengan tanaman pangan seperti padi gogo maupun jagung. Selain budidaya produk tanaman pangan, petani sawit juga dapat melakukan tumpang sari dengan tanaman hortikultura seperti bawang merah, semangka, dan lainnya. Dengan budidaya tanaman polikultur yang demikian dapat menjadi sumber pendapatan petani sawit di masa TBM.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: