Yang Ngaku-Ngaku Dirinya Paling Terbaik di KPK, Mas Novel Dengerin Yah! Hanya Iblis yang...
Politikus Ferdinand Hutahaean menilai wajar jika pertanyaan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berisikan isu soal agama.
Pasalnya, menurut dia, dalam kehidupan bernegara harus menempatkan bangsa di atas segalanya.
“TWK itu soal wawasan kebangsaan yang harus menempatkan bangsa di atas segalanya. Ini bukan tes tentang keimanan atau ketuhanan, tapi menguji karakter seseorang terhadap bangsanya dan ideologi serta hukum-hukum negara yang berlaku." cuitnya, dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Kamis (3/6/2021). Baca Juga: Pasukan AHY Bandingkan KPK Zaman SBY, Kader Emang Banyak Ditangkap, Tapi Presidennya..
Lanjutnya, “Jadi jangan menjawab tentang Tuhan jika yang ditanya sikapmu tentang bangsamu,” katanya lagi.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa terdapat hal berbeda antara wawasan kebangsaan dengan wawasan ketuhanan atau keagamaan. Baca Juga: Walau Ribuan Pegawai KPK Sudah Jadi ASN, Tapi Tetap Galak! Langsung Tahan Tersangka Korupsi
“Ini konteksnya soal kebangsaan bukan soal agama dan soal Tuhan. Intinya harus tetap menempatkan bangsa dan negara di atas segalanya dalam konteks kebangsaan. Beda dengan konteks bicara agama dan Tuhan,” jelas dia.
Lebih lanjut, ia menilai jika framing opini yang dibangun saat seabgai upaya pelemahan KPK karena opini tersebut tidak bisa dibuktikan dengan konkret.
“Misalnya menyatakan ini buktinya, saya kemarin mau menangkap si A, mau mengusut si B tapi dilarang oleh pimpinan, baru bisa dinyatakan pelemahan. Bukan hanya puji diri,” jelasnya.
Ia juga menilai framing pelemahan KPK ini merugikan KPK untuk mengungkapkan sejumlah kasus.
“Klaim-klaim pelemahan ini justru mengorbankan KPK, bukan pegawai tak lolos. Karena citra KPK semakin buruk dibawah perhatian publik terhadap dugaan-dugaan kasus korupsi di APBD DKI Jakarta yang tak tersentuh. Ini ada apa? Menurut saya inilah bukti pelemahan KPK, karena apa? Jawabannya publik tau,” katanya. Baca Juga: Ditanya soal Nasib 75 Pegawai KPK yang Gagal di TWK, Begini Jawaban Firli
Baca Juga: Mas Novel, Pegawai KPK Resmi Jadi ASN Ya! Silahkan Kalau Mau Ngelamar, Lowongan OB Masih Terbuka
Tambahnya, menurut dia, indikator pelemahan KPK tidak bisa dengan hanya mengklaim dirinya yang paling terbaik tetapi disingkirkan.
“Apakah cukup hanya mengklaim diri sebagai paling berintegritas, paling bersih, paling baik paling suci? Karena tak lolos TWK kemudian diganti apa lantas layak disebut sebagai pelemahan KPK? Sungguh hanya iblis yang mampu memuji dirinya,” tegasnya.
Diketahui Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri membantah sengaja menyingkirkan sejumlah pegawai tertentu, termasuk Novel Baswedan.
Hal tersebut terkait 75 pegawai KPK yang tak lulus TWK sebagai syarat menjadi aparatur sipil negara (ASN).
“Saya agak heran ada kalimat upaya menyingkirkan,” ujar Firli, Selasa kemarin.
Lanjutnya, ia menegaskan bahwa dirinya atau pimpinan KPK tidak sedang melakukan upaya menyingkirkan siapapun.
“Karena tes yang dilakukan, tes wawasan kebangsaan diikuti dengan instrumen yang sama, waktu pekerjaan sama, pertanyaan sama, modul sama,” tegasnya.
“Hasilnya memenuhi syarat 1.271 orang memenuhi syarat, yang nggak memenuhi 75,” ujarnya
Sebelumnya, Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto menilai pembusukan di KPK kali ini semakin bengis.
Ia menilai bahwa ada pihak tertentu sedang mencoba menyingkirkan insan terbaik KPK.
"PEMBUSUKAN di KPK makin DEGIL & BENGIS. Insan terbaik di KPK tengah DISINGKIRKAN. Mereka yg terbukti menegakkan marwah KPK, dihabisi," katanya melalui akun Twitter @KataBewe.
Padahal, menurut dia, saat ini masih banyak kasus mega korupsi yang sedang diperiksa oleh para insan terbaik ini.
"Padahal, ada belasan ks MEGA KORUPSI sdg diperiksa mreka, mulai dr Bansos, Pimpn DPR penyidik & unsur Pimpn KPK sendiri," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil