Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekspansi ke Berbagai Daerah, Bobobox Tawarkan Konsep Kemitraan dengan BUMN dan Pemilik Properti

        Ekspansi ke Berbagai Daerah, Bobobox Tawarkan Konsep Kemitraan dengan BUMN dan Pemilik Properti Kredit Foto: Bobobox
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bobobox terus melakukan ekspansi bisnis, baik menambah jumlah fasilitasnya, menjangkau kota dan daerah baru di Indonesia, dan menawarkan jasa layanan baru. CEO dan Co-Founder Bobobox, Indra Gunawan, mengatakan bahwa startup yang didirikan di 2017 lalu ini ingin menjadi the Future of Sleeping Habbits atau 'Masa Depan untuk Kebiasaan Tidur Masyarakat'.

        Hal ini dilakukan dengan menawarkan berbagai fasilitas beristirahat mulai dari Bobohotel, Boboliving, dan Bobocabin. Yang terbaru, Bobobobox tengah mengembangkan Bobovan dan Boboexpress.

        Baca Juga: Gercep, Polisi Tangkap Terduga Pelaku Perekaman di Hotel Bobobox

        "Kita ingin menjadi the Future of Sleeping Habits (masa depan dari kebiasaan tidur). Jam kerja 9-5 saat ini telah menjadi kemewahan. Ambisi orang kini telah berubah akibat penggunaan internet dan smartphone. Kita makin ingin terkoneksi, lalu yang dikorbankan biasanya adalah waktu tidur," kata Indra Gunawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/6/2021).

        Menurut Indra, Bobobox ingin memberikan solusi bahwa gaya hidup modern dapat berjalan berdampingan dengan istirahat atau tidur yang cukup. "Tidur tidak harus malam saja, saya lihat banyak negara maju sudah membiasakan yang disebut power nap atau tidur berkualitas. Ketika seseorang lelah, disarankan mengambil waktu tidur sebentar, mungkin sekitar 30 menit," jelasnya.

        Bobobox mulai gencar memasarkan produknya sejak tahun 2018 dengan ciri khas akomodasi berbentuk kapsul modular yang terintegrasi dengan aplikasi dan sistem Internet-of-Things yang dapat memberikan pengalaman personalisasi berbeda bagi setiap penggunanya. Saat ini, Bobobox telah hadir di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, dan Solo, tepatnya di 13 lokasi dengan total kamar (pod) hampir 1.000 kamar.

        Bobohotel adalah layanan hotel kapsul untuk akomodasi dengan harga terjangkau; Boboliving menawarkan solusi tempat hunian minimalis di daerah perkotaan untuk mereka yang ingin tinggal di dekat tempat kerja; Bobocabin menawarkan solusi kamar tidur yang nyaman berkonsep kemah modern di berbagai tempat wisata menarik.

        Sementara itu, Bobovan menawarkan solusi istirahat dan tidur di dalam van serba guna untuk pecinta alam yang ingin camping. Yang terbaru, Boboexpress diharapkan dapat menawarkan solusi istirahat, terutama tidur di tempat-tempat strategis dan fasilitas umum yang sibuk. Jasa layanan ini diharapkan dapat menjangkau pangsa pasar untuk melayani masyarakat yang ingin beristirahat ketika mereka berada di fasilitas umum seperti stasiun, bandara, hingga perkantoran.

        "Dengan berkonsep mengusung pentingnya menjaga kebiasaan tidur, kita bisa menargetkan siapa saja. Kami lihat ini juga merupakan solusi global," kata Indra.

        Ekspansi bisnis

        Berawal dari jasa layanan yang unik di industri perhotelan, Bobobox berhasil mendapat dukungan pendanaan dan kepercayaan dari nama-nama investor besar, seperti Alpha JWC Ventures, Horizons Ventures, Sequoia Surge, Mallorca Investments, Genesia Ventures, Agaeti Ventures, EverHaus, Kakao Ventures, dan InvestIdea Ventures.

        Pada bulan Mei 2020, Bobobox berhasil mendapatkan investasi Series A dengan total US$11,5 juta sehingga total fundraising atau pengumpulan dana yang berhasil diraih sebesar US$15 juta, seperti dijelaskan Indra Gunawan.

        Tak berhenti di 13 lokasi dan lima kota di Indonesia, Bobobox sudah mulai membidik daerah luar Pulau Jawa, yakni di Sumatera Utara. Yang terbaru, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, pada Rabu, 9 Juni 2021 lalu, telah meninjau proses pembangunan fasilitas Bobobox di kawasan Otorita Danau Toba.

        Untuk Bobocabin yang saat ini hanya tersedia di Ranca Upas dan Cikole, Bandung, Jawa Barat, Bobobox berencana akan terus menambah jumlah unitnya hingga di masing-masing lokasi akan tersedia sekitar 20-30 unit kamar. Sebagai informasi, dua unit kamar Bobocabin yang terletak di Cikole mendapat permintaan sangat tinggi dari pengguna, yang tercatat telah penuh di-booking hingga bulan Agustus 2021.

        "Targetnya di sekitar kuartal ke III, penambahan Bobocabin di Ranca Upas dan Cikole mencapai jumlah sekitar 20-30 unit kamar," jelas Indra Gunawan dalam acara media tour minggu lalu.

        Selain terus berekspansi membangun jaringan dengan pendanaan sendiri, Bobobox juga membuka opsi kemitraan, baik dengan Badan Usaha Milik Negara, atau BUMN, maupun dengan pihak swasta maupun individu.

        "Kita selalu ingin jadi solusi ekosistem, bukan hanya solusi dari consumer demand," kata Indra Gunawan, alumnus University of Melbourne di Australia ini.

        Indra menjelaskan, banyak perusahaan maupun individual di Indonesia yang punya aset properti tidak terutilisasi dengan baik, misalnya ruko yang tidak terpakai, gudang, bekas kantor, bekas rumah. Sepanjang properti tersebut terletak di lokasi yang strategis menurut tim penilai dari Bobobox, pemilik dapat melakukan kerja sama dengan startup prop-tech tersebut.

        Model bisnis kemitraan juga terbuka untuk investor yang berminat masuk ke bisnis Bobobox. Investor dapat terlibat di pendanaan proyek maupun bekerja sama terkait kepemilikan lahan. Salah satu syaratnya adalah pembangunan fasilitas Bobobox dapat dilakukan di bangunan yang minimal dapat mengakomodasi 16 kamar pods dengan luas 225 m².

        Baca Juga: Bidik Pasar Hotel Premium, RedDoorz Gandeng Sunerra Hotel

        Untuk Bobocabin, misalnya, investor maupun pemilik lahan dapat berpartisipasi dalam pemilikan di proyek bersama. Dalam hal kerja sama, studi pasar akan disediakan oleh Bobobox, lalu komposisi kepemilikan unit, atau proyek dapat dilakukan berdasarkan keinginan calon partner.

        "Kita lihat apakah lokasinya cocok atau tidak, jika ingin bermitra persentasi saham akan disesuaikan dengan kontribusi dari nilai proyek," kata Indra Gunawan.

        Dia melanjutkan, "Kalau kemitraan bagi hasilnya bagaimana? Tergantung dari kontribusi yang ingin mitra masukkan ke dalam project, misalkan project-nya Rp10 miliar, mitra memasukkan dana Rp5 miliar, berarti komposisi 50:50 saham antara mitra dengan Bobobox, tapi kadang ada mitra yang bilang yang ingin invest lebih besar, tentunya akan mendapat porsi saham lebih besar."

        Sementara, untuk mereka yang memiliki hanya tanah atau bangunan, Bobobox dapat memvaluasi nilai investasi berdasarkan harga sewanya menurut harga pasar.

        Indra, yang juga tercatat sebagai komisaris di Hotel Nyland Group, mengatakan bahwa Bobobox selalu berhati-hati dalam setiap ekspansinya dan membiasakan untuk melakukan product testing terkait jasa layanan yang diberikan ke publik.

        Misalnya, Bobocabin di Ranca Upas dan Cikole di Bandung, saat ini hanya tersedia beberapa unit dan manajemen Bobobox telah melakukan evaluasi ternyata peminat pengunjung untuk mencicipi menginap di beberapa fasilitas Bobocabin tersebut cukup tinggi.

        "Di Indonesia, at the end of the day, sangat penting untuk kita lakukan product testing, itu yang selalu kita lakukan di Bobobox, contoh. Kita ingin bawa sesuatu yang long lasting dan memastikan harga yang kita tawarkan sepadan dengan layanan yang kita berikan," kata Indra.

        Ekspansi bisnis lainnya yang kini tengah dijajaki secara secara serius adalah Boboexpress. Menurut Indra, dengan mengusung konsep menawarkan jasa layanan beristirahat, atau tidur berkualitas di fasilitas terstandarisasi dengan baik, jasa layanan Bobobox dapat menargetkan fasilitas umum yang sibuk, seperti stasiun kereta api, bandara udara, hingga perkantoran.

        Di luar target pasar tersebut, jasa layanan Boboexpress juga dapat membantu, misalnya ojek online, yang membutuhkan waktu istirahat sejenak, atau power nap, di mana pengguna dapat menyewa pods dengan waktu per jam.

        "Kita ingin kalau dari aplikasi kita kerja sama, misalnya semua gojek driver bisa tinggal di Bobobox, kita lagi buat aplikasi Boboexpress yang orang bisa book 1-2 jam aja. Ini bisa jadi solusi untuk teman-teman ojol," kata Indra Gunawan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: